8

431 63 18
                                    

Deva masuk ke kamar dan melihat angga yang tiduran di kasur. Deva tahu mood angga sedang jelek, jadi dia meletakan tas ke atas meja dengan pelan. setelahnya ia duduk di kursi dan menghadap ke arah angga.

"Bang" panggil deva

"Mm" jawab Angga tanpa melihat deva.

"Sorry ya, bang"  ucapnya sendu.

"Buat apa?"

"Gara-gara gue, lo di omelin bunda" Deva melihat angga dengan sendu dan merasa bersalah.

"Bang, maafin gue, ya?" ulang deva karena angga tidak menjawab.

Angga menghela napas, kemudian merubah posisinya menjadi duduk.

"Nggak usah minta maaf, udah biasa kan gue di marahin kalau ada apa-apa sama lo? Nasib jadi kakak ya gini, selalu salah kalau terjadi sesuatu sama adeknya" Kata angga, kemudian mengusak kepala deva.

"Udah nggak usah sedih! Gue nggak marah, kok" lanjutnya.

"Serius? Lo nggak marah sama gue?" tanya deva dan angga mengangguk.

"Makasih ya, bang" seru deva dan memeluk kakaknya itu.

"Jangan lama-lama meluknya, geli gue" kata angga dan deva langsung melepas pelukannya.

"Siapa juga yang mau lama-lama? Gue juga geli kali meluk lo" Sahut deva, kemudian ganti baju dengan kaos panjang dan celana pendek. Setelah ganti baju, deva naik ke kasur.

"Bang, gue tidur ya" kata deva dan angga mengangguk sebagai jawaban.
Jangan sampe bunda sama ayah tau gue luka, nanti malah tambah panjang urusannya" lanjutnya.

"Yup, mending gitu" jawab angga santai ,lalu menoleh ke arah pintu yang baru di buka dari luar.

"Bunda" lirihnya, ia tersenyum simpul pada shinta yang berjalan menghampirinya.

"Bunda ganggu nggak, bang?" tanya shinta.

"Enggak, bunda mau ngomong sama angga apa deva?" tanya angga dengan malas.

"Sama kamu, bang"shinta duduk di kursi dan melihat angga dengan lekat.

"Ada apa bunda? Mau marahin angga lagi?" tanya angga dengan nada dingin.

Deva? Dia pelor, nempel langsung molor. jadi ia tidak tahu kalau ibunya datang ke kamar.

"Bunda minta maaf ya udah marahin kamu, nggak seharusnya bunda nyalahin kamu tadi" Shinta bicara dengan lembut karena merasa bersalah.

"Bang, maafin bunda, ya?" ulang shinta karena angga hanya diam.

Cara minta maaf shinta sama persis dengan cara minta maaf deva.

"Angga nggak marah bunda, angga cuma capek" sahut angga.

"Capek kenapa?" Bingung shinta.

"Setiap kali terjadi sesuatu sama deva selalu aja angga yang di salahin. rasanya angga capek jadi kakak kalau lagi dalam keadaan kayak gini.

"Angga capek dan males dengan posisi sebagai kakak" jawab angga dan shinta mengangguk mengerti.

"Maafin bunda ya kalau bunda sering nyalahin kamu. terkadang kata-kata itu spontan aja keluar dari mulut bunda, tapi bunda janji nggak akan nyalahin kamu lagi" kata shinta sambil mengusap kepala angga, membuat angga melihat ke arahnya.

"Janji?" angga mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji" jawab shinta dan menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking angga.

"Kamu jagain adek ya" pinta shinta dan angga mengangguk sebagai jawaban.

"Bunda mau ngapain?" tanya angga saat shinta merentangkan tangannya.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang