22

358 72 22
                                    

Angga masuk rumah dan langsung menuju kamar. Seperti biasa, ia menutup pintu dengan kasar.

"Brengsek si deva, bener-bener ngelawan dia sama gue" ucapnya kesal dengan berkacak pinggang.

"Kalau gue nggak janji sama bunda buat jagain dia, males banget gue ngurusin dia" Gerutunya dan duduk setelahnya.

Angga mengingat kembali kenangan bersama ibunya dan membuat air matanya jatuh begitu saja.

"Bunda, angga kangen" ucapnya dan menunduk karena larut dengan rindu pada sang ibu.

                         ______________

Deva menghentikan motornya di depan minimarket bersama evan, aron dan rion.

"Gue mau beli minum, kalian mau nggak?" tawar deva.

"Nggak usah ,dev" tolak evan

"Dev, kita balik duluan, ya? Mau ngerjain tugas" ucap aron

"Jam berapa, sih? Udah mau pulang aja?" deva melihat jam tangan nya." Udah jam sebelas ternyata. ya udah deh kalian duluan aja. Gue beli minum dulu" lanjutnya dan mereka mengangguk.

"Thanks ya bang, van, udah mau bantuin gue" ia berterimakasih dengan tulus.

"Santai aja, kita juga mau angga balik lagi kayak dulu" sahut aron dan di setujui oleh rion dan evan.

"Ya udah kalau gitu, kita balik dulu, ya? Assalamualaikum" pamit evan

"Walaikumsalam, Titi Dj bro" sahut deva dan mereka mengangguk, kemudian pergi meninggalkannya.

Deva masuk ke mini market untuk membeli minum. Tadinya hanya ingin membeli minum, tapi tiba-tiba dia teringat rokok dan ingin membelinya.

Setelah membayar yang dibeli, deva langsung pulang karena sudah malam. Namun, jalanan sedikit sepi dan sialnya motornya mogok di tempat yang jarang dilewati saat malam.

"Lah, kok mati, sih?" Ia turun dari motor untuk mengecek bensin."Masih ada kok. kok bisa mati, sih?" Ia berdecak sambil melihat motor.

"Kenapa lo? Kok mati, sih? Aneh banget lo jadi motor" gerutunya."jawab woi! di tanya diem aja, sama aja lo kayak bang angga, ngeselin!" Ocehnya dengan memukul body motor.

Deva berdecak sambil berkacak pinggang. Kemudian mendorong motornya untuk mencari bengkel, walaupun dia belum tentu menemukannya. Dia terus berjalan mendorong motor, tanpa dia tahu ada orang yang melihatnya dari jauh.

"Itu bukannya adeknya angga?" Tanya leo yang melihat deva dari jauh membuat alex dan bams melihat ke arah deva yang sedang mendorong motor. 

"Nggak salah lagi, itu emang adeknya angga" sahut bams dengan yakin.

"Kerjain yok?" Ajak Alex.

"Sikat"  jawab leo yang memang tidak suka dengan deva.

Mereka melajukan motor  ke arah deva dengan memakai helm tertutup. Kebetulan, deva juga tidak mengenali motor mereka karena yang deva ingat hanya motor aiden. tentu saja hal itu menguntungkan mereka.

Mereka menggeber motor dan melajukan motor memutari deva yang berdiri sambil memegangi motornya.

Siapa sih mereka? Ngeselin banget, nggak tau apa gue lagi kesel.

Batin deva, kemudian menstandarkan motornya.

"Brengsek, Banyak Gaya Banget, Lo!" Maki deva dan menendang salah satu dari mereka.

Tendangan deva berhasil membuat bam jatuh dan mengerang kesakitan.

"Bams" gumam leo. Dia buru - buru menghentikan motornya lalu turun untuk membantunya.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang