Bams berjalan menghampiri angga yang duduk di depan ruang Icu, dia duduk di samping angga dan menepuk bahu nya, membuat angga melihat nya.
"Adek lo bebas" kata bams, membuat angga mengernyit bingung.
"Bebas? Kok bisa?" - angga
"Adek lo nggak salah, leo saksi hidup yang ada di tempat kejadian malam itu, dia udah ceritain semuanya ke om bram dan om bram udah mencabut tuntutan nya" jawab bams dan mengeluarkan ponsel nya.
"Ngga, lo dengerin ini!" titah bams dan memutar rekaman alex.
Air mata angga mengalir, dia merasa bersalah dan menyesal karena sudah tidak percaya dengan deva selama ini.
"Adek lo udah buktiin kalau emang ada penyebab lain dari kecelakaan nya, jadi berhenti nyalahin dia, ngehindarin dia, apalagi sampe lo malu punya adek kayak deva.
"Dia sayang sama lo ngga, seharusnya lo bangga punya adek kayak deva" kata bams dan beranjak dari duduk nya.
"Kata om bram kondisi deva kritis ngga, ada kemungkinan dia nggak bisa bertahan, kalaupun dia bangun, dia udah nggak bisa kayak biasanya.
"Kalau lo sayang sama adek lo, doain dia biar adek lo bisa melewati masa kritis nya. Bahagiain dia, walaupun cuma sebentar" kata bams dan pergi setelahnya.
"Deva" gumam angga dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata nya.
Angga menunduk dan memejamkan mata nya, air mata nya jatuh saat teringat semua perbuatan tidak baik pada deva
"Berengsek lo, beraninya lo nyakitin temen gue"
Bugh
Deva terdiam kaget karena angga memukul wajah nya, dia benar benar tidak menyangka kalau angga sampai tega memukul nya.
"Lo mukul gue bang? Lo Mukul Gue Demi Belain Orang Yang Baru Lo Kenal Bang? ORANG YANG UDAH BIKIN GUE CELAKA SAMPAI BUNDA MENINGGAL BANG"
Deva berteriak dengan emosi dan melihat angga dengan mata berkaca kaca.
"Diem lo! Kecelakaan itu bukan salah aiden, nggak ada buktinya aiden yang udah bikin lo celaka.JADI NGGAK USAH NYALAHIN TEMEN GUE ANJING"
Angga mengayunkan tangan nya untuk memukul deva lagi, tapi deva langsung menahan tangan angga sebelum mengenai wajah nya.
Air mata deva mengalir begitu saja saat mata nya bertemu dengan mata angga.
"Lo nyalahin gue kan? Lo nggak terima temen lo di salahin, BERATI LO NYALAHIN GUE BANG"
Duak
Deva menendang perut angga sampai angga mundur kebelakang.
"kalau lo lebih percaya sama temen lo terserah bang, NGGAK USAH LO CARI ANJING INI! KALAU LO UDAH TAU KEBANGSATAN TEMEN LO ITU" teriak deva sambil memukul dada nya sendiri.
..............
"Gue juga nggak akan perduli sama lo. Satu lagi, Jangan pernah lo tuduh temen gue sebagai penyebab kecelakaan lo lagi atau gue ~ "- angga
"Apa? Lo mau apain gue lagi demi belain temen temen lo bang?"
Deva beranjak dari duduk nya dan melihat angga dengan tajam.
"Lo selalu aja belain temen lo bang, padahal udah jelas jelas dia penyebab kecelakaan gue sama bunda" kata deva dengan emosi.
"Gue nggak percaya sama lo" sahut angga.
"Kalau lo nggak percaya sama gue, berati lo nyalahin gue atas meninggal nya bunda?" tanya deva.
Angga tidak menjawab dan memilih pergi, tapi deva menahan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Anggara ✅
Teen FictionDevano anggara adalah adik kakak yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan bertindak sesuka hati yang berujung sebuah penyesalan.