21

340 65 27
                                    

Angga dan aiden berjalan ke motor dengan tangan menenteng makanan yang dia beli di supermarket. Mereka hanya membawa satu motor karena tidak mau ribet, jadi angga yang membawa motor dan aiden yang membonceng di belakang.

"Ngga, adek lo gimana? Udah lo kasih pelajaran?" tanya aiden.

"Udah, lo tenang aja" jawab angga.

"Nggak usah keterlaluan juga kalau sama adek, kasihan" Nasehat aiden dan duduk santai di motor. dia melihat angga yang berdiri di depannya.

"Gue sebenernya masih bingung, kenapa adek lo itu selalu nuduh gue yang jadi penyebab kecelakaannya. padahal gue nggak pernah ngerasa ngelakuin itu" lanjutnya dan membuat angga merasa tidak enak.

"Maafin adek gue ya, den. dia emang suka asal kalau ngomong" Angga lagi - lagi minta maaf pada aiden.

"Nggak usah minta maaf, gue cuma bingung aja. Oh ya, emangnya kecelakaannya kapan, sih?" tanya aiden mencaritahu.

Sekitar sebulan yang lalu. waktu itu adek gue nganterin nyokap ke supermarket, lagi hujan juga kalau nggak salah" jawab angga.

"Malem apa siang?" tanya aiden

"Malem" jawab angga.

Aiden mengangguk dan mencoba mengingat apa dalam waktu satu bulan terakhir dia menggunakan motor untuk balapan atau membuat masalah sampai orang kecelakaan karena dirinya.

"Gue rasa emang bukan gue" kata aiden karena memang tidak merasa membuat orang celaka.

"Ya udahlah nggak di pikirin! Emang lo nggak salah, kan?" Angga melihat aiden dan aiden mengangguk sebagai jawaban.

"Balik yok, yang lain pasti udah nungguin" ajak angga dan aiden mengangguk setuju.

____________________

Basecamp Tunder.

Angga dan aiden masuk dengan membawa makanan yang sudah dibeli, kemudian meletakannya di atas meja.

"Asiiik makanan datang!" seru bams dan mengambil cemilan dari kantong belanjaan.

Alex mengambil colla dan leo mengambil rokok, sementara aiden dan angga hanya minum air putih yang sudah dibuka.

Mereka mengobrol hal-hal random sambil menikmati cemilannya. Tanpa aiden dan angga tau, alex, bams dan leo mempunyai rencana jahat pada deva.

"Gue balik duluan ya" pamit angga

"Loh, kenapa? Kok buru-buru banget, baru juga ngumpul" tanya alex.

"Iya, nih, kenapa, sih? Di Cariin sama adek, lo?" sambung leo

"Nggak apa-apa, lagi pengen sendiri aja" jawab angga dan anak tunder mengangguk.

"Ya udah kalau gitu, hati-hati ya" kata aiden dan angga mengangguk sebagai jawaban.

_________________

Angga yang berhenti di lampu merah melihat deva yang sedang kebut - kebutan di sebrang jalan. tentu saja ia kesal melihatnya.

"Tuh anak bener-bener bikin gue kesel" ucapnya dan melajukan motor saat lampu sudah berubah warna hijau. Dengan kecepatan tinggi angga menghampiri deva yang sedang berlatih untuk balapan.

"Waaah keren lo, dev" puji evan pada deva yang baru turun dari motor.

"Gimana? Gue udah bisa ikut balapan belum kira-kira?" tanya deva pada aron dan rion.

"Belum lah, segini doang belum ada apa-apanya" jawab rion dan deva mengangguk.

"Berati gue belum keren, van?" Tanya deva dengan ekspresi sedih.

"Nggak usah sedih, ini tuh udah lumayan buat pemula" sahut evan sambil merangkul deva. "Ya kan, bang rion?" tanya evan sambil mengedipkan mata kirinya.

"Enggak. kalau mau balapan lo harus berani! Selama lo ngebut lo masih keliatan takut, lo ragu buat narik gas. kalau kayak gitu lo bakal kalah dan di ejek sama lawan" Jawab rion dengan tegas

Evan dan aron hanya menghela napas. Rion tidak bisa di ajak kerja sama untuk menyenangkan perasaan orang. Sementara Deva mengangguk dan mengerti yang di maksud rion.

"Gitu ya, bang? Jadi gue harus lebih berani lagi, ya?" tanya devan dan rion mengangguk.

"Lo harus siap mental kalau mau balapan liar. kadang lawan ada yang curang dengan nendang motor kita, jadi lo juga harus bisa antisipasi untuk hal itu" sahut rion.

"Masa sih bang bisa curang?" tanya deva

"Namanya balapan liar, dev. ya harus terima segala resiko. Makanya lo nggak usah " Rion menghentikan ucapannya saat mendengar suara motor yang datang.

"Bang angga" gumam deva.

Angga menghentikan motornya dan turun untuk menghampiri adiknya yang tengah melihatnya bersama temannya yang lain.

"Lo Ajarin apa adek gue? Hah!" Angga berdiri di depan mereka dan melihat mereka dengan tidak suka.

"Kita cuma ngajarin yang deva minta" jawab rion, membuat angga kesal mendengarnya.

"Brengsek, lo!" angga meremas jaket rion dengan emosi. "LO MAU RUSAK ADEK GUE? HAH!" Bentaknya.

Rion hanya tersenyum remeh melihat angga yang emosi. Tangannya bergerak melepas tangan angga dari jaketnya dengan santai.

"Adek lo yang mau, dia bahkan maksa kita buat ngajarin dia balapan" jawab rion santai.

"Lo bisa nolak, kan? Kecuali emang lo niat mau ngerusak adek gue" omel angga membuat rion kesal mendengarnya.

"JAGA OMONGAN LO, SETAN!" Rion mendorong angga dengan emosi sampai angga mundur ke belakang.

"Lo tanya adek lo sendiri!" rion menunjuk deva yang ada di sampingnya dan angga pun melihat ke arah deva.

"Bang rion bener, bang. gue yang minta ajarin buat balapan motor, jadi nggak usah nyalahin bang rion!" Kata deva dengan santai.

"Ngapain lo minta ajarin balapan motor kayak gitu? Hah! MAU JADI BERANDALAN LO?" Angga membentak deva karena tidak suka dengan apa yang dia lakukan.

"Suka-suka gue lah, lo urus aja urusan lo sendiri! Nggak usah ngurusin gue!" sahut deva, membuat angga semakin kesal mendengarnya.

"Lo itu adek gue dan gue nggak suka lo lakuin hal kayak gitu. sebagai adek, lo harus nurut apa yang gue bilang" SEKARANG PULANG, LO" titahnya dengan bentakan.

"Nggak mau, gue masih mau"

"PULANG DEVANO!" sela angga dengan segala emosinya, tetapi deva tetap tidak mau pulang.

"Kalau gue bilang nggak mau ya nggak mau" jawab deva dan melihat teman temannya."Pergi yok, udah nggak asik di sini" ajaknya dan jalan lebih dulu ke motor.

Aron, rion dan evan melihat angga dengan remeh, lalu pergi ke motor masing-masing dan pergi beriringan dengan deva.

"BRENGSEK LO, DEV" Angga berteriak kesal karena adiknya tak mendengarnya. "Kenapa jadi bengal gitu sih tuh anak" kata angga dan pergi setelahnya.



BERSAMBUNG

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang