Shinta keluar rumah untuk melihat apakah anak lnya sudah selesai menyelesaikan hukuman yang di berikan. apalagi mereka sudah di luar selama satu jam. Shinta sengaja membuka pintunya pelan sampai tidak menimbulkan suara.
"Astagfirullah..." gumamnya saat melihat kedua anaknya malah duduk di teras dan mabar game di ponsel mereka dengan begitu serius.
Deva hanya menggulung celana kirinya sampai lutut dan sepatu tetap menggantung di leher. Ia duduk sila dengan ponsel di tangannya. Sementara Angga duduk dengan satu kaki di tekuk seperti nongkrong di warkop dan dengan ponsel di tangannya.
"Bang, lo jangan nembak mulu, kenapa? Res" Deva menghentikan ucapannya saat melihat ibunya yang berdiri dengan tangan melipat.
"Bunda, hehe" lanjut deva, membuat angga langsung melihat ke belakang.
"Bunda, kok tiba-tiba ada di sini, sih?" panik angga dan buru-buru berdiri. begitu juga dengan deva yang ikut berdiri di samping kakaknya.
Shinta menggeleng di sertai helaan napas melihat kedua anaknya yang berdiri di depannya dengan muka melas.
"Dari kapan kalian maen game?" Shinta melihat kedua anak nya bergantian dengan serius.
"Dari bunda masuk rumah" jawab angga, membuat ibunya itu menarik napas panjang untuk mengatur emosi nya.
"Ini anak kalau di gadein bisa nggak, ya?" Kata shinta, membuat deva dan angga langsung merengut.
"Tega banget bunda, masa anak sendiri mau di gadein" protes deva dengan sendu.
"Ya nggak apa-apa, kan lumayan buat beli nasi padang" sahut shinta.
"Murah banget kita dev, masa cuma buat beli nasi padang doang hasil gadeinnya" kata angga dan shinta merapatkan bibirnya menahan tawa.
"Masuk sana, mandi!" titah shinta.
"Iya bunda" Jawab deva dan angga bersamaan. setelahnya mereka berdua buru-buru masuk kedalam di ikuti shinta di belakangnya.
"Gue duluan yang mandi" kata angga mempercepat langkahnya.
"Enak aja, gue duluan, lah!" deva menarik tangan angga dan jalan mendahuluinya.
"Gue duluan" angga tak mau mengalah.
"Gue duluan, Lo kan lebih tua, ngalah dong!"
"Justru gue lebih tua, jadi gue duluan!"
Deva dan angga saling tarik untuk berebut mandi di kamar.
"Abang itu harus ngalah sama adek, jadi--"
"DEVANO ANGGARA" Teriakan shinta kembali terdengar saking emosinya melihat kelakuan kedua anaknya.
"Mandi aja rebutan kalian, kamar mandi nggak cuma satu. Deva mandi di kamar mandi bawah!" titah shinta tegas.
"Iya bunda" jawab deva dengan lesu.
Angga meledek adiknya itu dengan menjulurkan lidah setelah mendengar perkataan ibunya. Ia buru-buru pergi ke kamar untuk mandi dengan tertawa.
"Selesai mandi tolong anterin bunda ke supermarket, dek" pinta shinta dan deva hanya mengangguk sebagai jawaban.
_______ ooo ________
Deva yang sudah selesai mandi memakai jaket, membuat angga penasaran.
"Mau kemana?" tanya angga
"Nganter bunda ke supermarket" jawabnya santai.
"Tumben minta anter sama lo, biasanya juga minta anterin gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Anggara ✅
Ficção AdolescenteDevano anggara adalah adik kakak yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan bertindak sesuka hati yang berujung sebuah penyesalan.