Kantor polisi.
Deva berjalan pelan menemui orang yang datang membesuk nya. Dia hanya duduk dengan wajah menunduk setelah tau siapa yang menjenguk.
"Kenapa nunduk? Lihat gue!" titah orang itu dengan sinis.
Deva mengangkat kepala nya dan melihat orang itu.
"Bams, kenapa lo kesini?" tanya deva dengan tatapan sendu.
"Cuma mastiin aja kalau hidup lo menderita" jawab bams, kemudian memberikan kotak berisi buah potong ke deva.
"Biar keliatan kalau besuk, gue bawain tuh buah buat lo" kata bams dan deva hanya mengangguk.
"Makasih" jawab deva dan membuka kotak berisi buah potong yang sudah siap di makan.
"Makan!" titah bram.
Deva mengangguk, kemudian menusuk salah satu buah untuk dia makan, sementara bams hanya memperhatikan deva yang akan memakan buah pemberian nya.
"Lo nggak curiga sama gue?" tanya bams.
Buah yang sudah di depan mulut pun deva letakan kembali.
"Curiga kenapa?" tanya deva.
"Lo nggak curiga kalau buah nya gue racun?" - bams
"Emang di racun?" tanya deva sambil melihat bams tanpa ekspresi.
"Nggak, udah makan aja buah nya!" sahut bams.
Deva mengangguk dan kembali mengambil buah nya untuk dia makan, membuat bams kesal melihat nya.
"Beneran mau di makan dong" kata bams dan langsung merebut potongan buah dari tangan deva.
"Bego banget lo, percaya banget sama gue" kata bams setelah meletakkan buah ke wadah.
"Kenapa? Katanya suruh makan tadi?"- deva
"Nggak usah, gue kasih obat tidur itu buah nya" jawab bams dan menutup kembali wadah buah nya.
"Kenapa di kasih obat tidur? Kan gue nggak butuh"
Pertanyaan deva membuat bams menghela nafas panjang.
"Bego nya.., lemot banget jadi orang" kesal bams.
Deva merengut saat bams mengatainya bego.
"Gue nggak bego ya" protes deva
"Iya nggak bego, tapi lemot"sahut bams, membuat deva semakin merengut.
Bams melipat tangan nya ke dada sambil melihat deva.
"Bocah bego, lemot kayak lo sih kayak nya nggak bakalan bunuh orang" kata bams, kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantong jaket nya.
"Nih gantinya buah" bams memberikan susu rasa coklat pada deva.
"Kenapa susu sih? Emang gue anak kecil apa?" gerutu deva, tapi tetap dia ambil dan minum.
Bams tertawa geli melihat deva yang ternyata lucu menurut nya.
"Gue jadi nggak yakin, bocil kayak lo bunuh orang" kata bams, membuat deva melihat ke arah nya.
"Maksud nya?"- deva
"Gue nggak tau kenapa aiden mau bantuin lo, tapi gue akan mencoba untuk percaya sama lo"
Bams mencondongkan badan nya sampai wajah nya berdekatan dengan deva.
"Ceritain ke gue yang sebenarnya terjadi malam itu!" titah bams.
"Nggak mau" tolak deva
"Kenapa?" - bams
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Anggara ✅
Teen FictionDevano anggara adalah adik kakak yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan bertindak sesuka hati yang berujung sebuah penyesalan.