49

341 67 23
                                    

Kantor polisi.

Deva bolak-balik ke toilet untuk muntah, semakin hari Kondisinya semakin lemah. Dia mencoba bertahan dengan semua kemampuan nya, tapi sepertinya kali ini adalah titik terberat baginya untuk bertahan.

Setelah muntah, deva berjalan ke sel dengan langkah pelan sambil memegang perut nya. Wajah pucat deva menyita perhatian petugas polisi.

"Kamu sakit? Mau ke ruang kesehatan?" tanya petugas polisi.

"Nggak usah pak, saya mau tidur aja" tolak deva dan masuk ke dalam sel.

Polisi melihat deva yang berbaring dengan posisi meringkuk dengan sendu, kemudian mengunci kembali sel.
.
.
.
.
.
.

Basecamp tunder

Alex hanya sendiri di sana. Dia melihat gps nya untuk mengetahui ada dimana bams.

"Menghilangkan stress"

Baca alex pada status whatsapp bams.

"Mantep nih anak jalan-jalan ke bali" kata alex dan tersenyum setelahnya." bagus deh, berati dia emang nggak ngurusin lagi soal rekaman itu" kata alex dan meletakan ponsel nya ke atas meja.

Alex menghisap rokok yang dari tadi dia pegang, ada rasa sepi dalam hati nya karena dia hanya sendirian.
.
.
.
.

Tok,tok,tok

Suara ketukan pintu membuat angga yang sedang belajar untuk ujian beranjak dari duduk nya dan membuka pintu.

"Ayah" ucap angga setelah membuka pintu.

"Ayah ganggu nggak?" tanya nuga.

"Aku lagi belajar, sebentar lagi ujian" jawab angga dan nuga mengangguk mengerti.

"Tadi bams juga lagi belajar, tapi sekarang udah nggak sih karena mau ikut besuk deva" kata nuga dan angga hanya mengangguk.

"Oh ya bang, Ayah mau ajak kamu besuk deva, mau ya? Adek pasti kangen sama kamu" ajak nuga.

"Ntar aja yah, angga mau fokus belajar tanpa mikirin yang lain" tolak angga, kemudian menutup pintu nya.

Nuga menghela nafas, dia sedih dengan sikap angga yang masih belum mau bertemu dengan deva.

"Gimana om? Angga mau ikut?" tanya bams yang baru datang dan nuga menggeleng lesu.

"Paksa aja om!" usul bams yang sudah berdiri di depan pintu.

"Nggak usah, nanti dia malah marah" tolak nuga.

Bams memainkan bibir nya sambil melihat pintu yang tertutup rapat.

"Om, boleh nggak pintu nya aku tendang? Nggak kenceng kok" tanya bams, membuat nuga melihat ke arah nya.

"Jangan sampe rusak!" jawab nuga yang sudah tau rencana bams. "Om tunggu di mobil" lanjut nuga dan pergi setelahnya.

Bams berdecak melihat pintu kamar angga yang tertutup. Dia menggerakkan kaki kanan nya untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan rencananya. Setelah kaki nya terasa ringan, bams menggerakkan kaki nya sesuai rencana.

Brak

Satu tendangan membuat pintu langsung di buka dari dalam.

"Keluar juga lo" kata bams pada angga yang sudah terlihat emosi.

"Ngajak ribut lo? Hah!" angga dengan nyalang melihat bams, tapi bams menanggapi nya dengan santai.

"Masih untung gue tendang nih pintu, kalau lo saudara kandung gue, udah gue dobrak nih pintu sampe rusak!" kata bams dan melihat angga dengan tajam.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang