Deva hanya diam, dia tidak tahu harus bicara apa pada aiden.
"Kalau gue sampai bikin orang celaka, gue pasti tanggung jawab, dev. Nggak akan gue kabur, jadi tolong lo inget baik-baik, apa itu gue atau bukan?" Kata aiden dengan tegas.
Deva menurunkan pandangannya sebentar setelah mendengar cerita aiden.
"Kayaknya emang gue salah lihat. bang angga bener, semua salah gue, bunda meninggal karena gue, gue yang salah dan nggak seharusnya gue nyalahin orang.
"Gue yang salah" deva menghela napas dan tersenyum getir setelahnya.
Aiden melihat deva yang terlihat sedih, merasa tidak tega.
"Dev" panggil aiden.
"Apa?" sahut deva tanpa melihatnya, karena ia hanya menunduk.
"Gue adopsi jadi adek gue, mau nggak?" tanya aiden tiba-tiba.
Deva melihat aiden dengan malas, kemudian menyandar pada kepala ranjang.
"Gue masih punya keluarga kali, enak banget lo mau adopsi gue" sahut deva dan aiden tertawa kecil.
"Kalau lo mau jadi adek gue, gue bakal bantuin lo buat cari tahu siapa yang udah buat lo sampai kecelakaan" kata aiden dengan serius.
"Nggak mau, ngapain juga nyari tau lagi? Orang udah jelas lo pelakunya" sahut deva.
"Gue nggak ngerasa, bego. jadi jangan nuduh gue mulu!"
"Bodo amat!"
Aiden menghela napas panjang mendengar jawaban deva, lalu dengan sengaja menyentil keningnya.
"Sakit woi! seneng banget sih lo geplak gue" Gerutu deva sambil memegang kening yang terasa sakit.
"Gue bakalan bantuin lo kalau lo mau jadi adek gue, tapi kalau nggak mau ya udah" kata aiden sambil mengeluarkan permen untuk dimakan.
"Kenapa harus jadi adek lo, sih? Males banget gue" sahut deva dan berdecak setelahnya.
"Karena gue punya alasan buat bantuin, lo"
"Maksud, lo?"
"Sebagai kakak, gue akan bantuin adeknya yang kesusahan. jadi kalau lo bukan adek, gue. Ya...gue sih ogah bantuin, lo" jawab aiden dengan enteng.
"Nggak jelas banget, lo" sahut deva malas.
"Suka-suka gue lah" aiden melihat deva. " mau nggak lo, gue adopsi?" tanya aiden lagi.
"Lo kira gue anak kucing apa? Maen adopsi aja" sahut deva dengan ekspresi merengut seperti anak kecil.
"Mau nggak? Susah banget lo jawabnya. Gue kandangin juga lo lama-lama" ujarnya semakin meledek.
Deva berdecak, kemudian dengan malas menjawab pertanyaan aiden. "Terserah lo deh"
"Iya apa nggak? Kayak cewek, lo. jawabnya terserah"
Deva tidak menjawab dan hanya melirik aiden dengan merengut kesal.
"Mau nggak?" tanya aiden dengan menarik turunkan alisnya.
"Gue udah punya kakak. Devano anggara, itu nama kita berdua" jawab deva.
"Devano Anggara kalau sama kakak, lo. Kalau sama gue nanti jadinya devaden. Deva, Aiden" kekeh aiden. " jadi gimana? Mau nggak gue adopsi, Jadi adek, gue?" Lanjutnya.
Deva berdecak malas "Iya" hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya.
"Yang keras dong, nggak denger nih" ledek aiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Anggara ✅
Teen FictionDevano anggara adalah adik kakak yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan bertindak sesuka hati yang berujung sebuah penyesalan.