32

338 67 22
                                    

Angga masuk ke dalam rumah dengan malas. Ia langsung melempar asal jaket yang baru dilepas ke sofa dan duduk setelahnya. Menghela napas dalam dengan posisi punggung menyandar sempurna pada sofa, kepalanya mendongak melihat langit - langit atap dengan  mata berkaca-kaca.

"Kenapa jadi gini, sih? Kenapa deva bener-bener ngelawan gue? Kenapa dia nggak bisa di atur?" Ia kembali menghela napas, kemudian memijat keningnya.

"Bunda, angga harus gimana?" air matanya jatuh begitu saja saat teringat sang ibu.

                     ___________

Evan memposisikan deva dengan posisi setengah duduk, kemudian membangunkan dengan menepuk wajahnya.

"Dev, bangun, dev" evan menepuk wajah deva dengan perasaan tidak tenang.

"Udah bangun belum?" tanya aiden yang baru selesai menelfon ayahnya.

"Belum" jawab aron.

Aiden melihat wajah deva yang pucat dan Berkeringat, kemudian melihat pergerakan dada deva dengan serius

"Lo kenapa, sih?" tanya rion.

"Kata bokap gue suruh liat pernafasannya. kalau nggak normal bawa ke rumah sakit, tapi gue bingung itu normal nggak nafasnya?" jawab aiden tanpa melihat rion.

"Iya, ya? Kan dadanya gerak, berati dia napas" pikir rion.

"Deva" panggil aron pada deva yang baru saja membuka mata.

Deva dengan lemah berusaha untuk bangun, tetapi aiden menahannya.

"Jangan gerak dulu, lo masih lemas" kata aiden.

Deva menggeleng. "Mual" keluhnya sambil meremat perut.

"Mual? Mau minum?" tanya evan.

"Muntah, gue mau muntah, bego" sahut deva dan mengembungkan pipinya.

"Jangan muntah di sini!" rion langsung membantu deva beranjak dari kursi dan memapahnya ke kamar mandi di bantu aron.

Di dalam kamar mandi, deva muntah dan di dengar aiden yang menunggu di luar.

"Dia sering kayak gitu?" tanya aiden dengan menatap evan yang juga menunggu di luar bersamanya.

"Enggak, kok. baru ini dia muntah" jawab evan dan aiden mengangguk.

"DEVA"

Teriakan aron membuat aiden dan evan buru-buru masuk untuk mencaritahunapa yang terjadi.

"Deva kenapa?" tanya evan.

"Pingsan lagi" jawab rion yang sedang memangku deva yang sudah tidak sadarkan diri.

"Bawa ke rumah sakit aja" kata aiden dan mereka mengangguk setuju

"Gue cari taksi dulu"

Aiden buru-buru lari keluar untuk mencari taksi, sementara rion mengangkat deva untuk di bawa ke depan.

                 ____________

Rumah sakit.

Deva langsung mendapat penanganan oleh bram, ayah aiden. Dengan tidak tenang aiden, evan, aron dan rion menunggu di depan ruang tindakan.

"Papa lama banget, sih. ngapain aja coba di dalem?" Aiden yang tidak sabar menunggu, membuka pintu dan masuk ke dalam, membuat aron, rion dan evan saling pandang.

"Emang boleh masuk?" tanya evan

"Kayaknya enggak deh" sahut rion

"Kok aiden masuk?" Kini evan yang bertanya.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang