Bams benar benar sudah malas ada di basecamp, terutama melihat alex.
"Gue balik ya" kata bams dan beranjak dari duduk nya.
"Mau kemana lo?" tanya alex.
"Balik" jawab bams singkat.
Alex mengangguk dan berdiri di depan bams.
"Awas sampe lo macem-macem!" bisik alex dan bams hanya diam.
"Hati hati di jalan" kata alex sambil menepuk bahu bams dengan tersenyum, tapi bams memberikan tatapan tajam pada alex.
Tanpa menjawab ucapan alex, bams langsung pergi begitu saja.
"Sabar lex" kata angga dan alex mengangguk, kemudian kembali duduk dengan mata yang melihat bams.
Setelahnya alex mengambil ponsel untuk mengetahui kemana arah bams pergi. Ya, alex memantau bams lewat Gps ponsel bams tanpa sepengetahuan nya.
"Ternyata beneran pulang"
Batin alex saat melihat pergerakan bams melewati jalan menuju rumah. Dia tersenyum dan memasukan kembali ponsel ke dalam saku jaket nya.
.
.
.
.Bams yang sudah sampai rumah nya langsung masuk ke dalam, dia tersenyum saat melihat aiden yang sudah menunggu di dalam rumah. Ya, bams mengajak aiden bertemu di rumah nya agar alex tidak mencurigai nya.
"Aiden, lo udah lama?" tanya bams dan duduk di samping aiden.
"Baru lima menit, nih kopi juga masih anget di buatin bibi" jawab aiden dan bams mengangguk.
"Kenapa lo ngajak ketemu? Mana di rumah lo lagi" tanya aiden.
"Bantuin gue keluar dari tunder den, gue udah nggak tahan sama tunder" pinta bams, membuat aiden bingung mendengarnya.
"Lo kenapa sih? Kok tiba tiba pengen keluar dari tunder?" tanya aiden.
"Alex itu bener bener gila den, Jahat banget dia jadi orang" kata bams dan mengeluarkan ponsel nya.
"Lo dengerin ini!"
Bams memutar rekaman pengakuan alex tentang penyebab kecelakaan deva dan menghajar deva karena takut ketauan kalau dia adalah penyebab kecelakaan yang di alami deva sampai ibu nya meninggal.
"Jadi pelakunya itu beneran alex?" aiden melihat bams dan bams mengangguk sebagai jawaban.
"Gue udah coba jelasin ke angga, tapi angga lebih percaya sama omongan nya alex. Jadi gue males mau kasih tau dia" kata bams dan aiden mengangguk mengerti.
"Alex tau tentang rekaman ini?" tanya aiden dan bams menggeleng sebagai jawaban.
"Bagus, jangan sampai alex tau" kata aiden dan mengambil ponsel bams untuk mengirim rekaman ke nomor nya.
Aiden mengembalikan ponsel bams dam bams mengambilnya.
"Lo mau keluar dari tunder kan?"- aiden
"Iya, gimana caranya?" tanya bams
"Lo keluar aja setelah angga keluar dari tunder, selama angga masih ada di tunder lo jangan keluar dulu" - aiden
"Kenapa?"- bams
"Jagain angga dari alex, gue takut alek berbuat jahat sama angga" - aiden
"Sampe kapan gue harus jagain dia den? Gue udah males sama tunder" - bams
"Malam ini adalah penentuannya" jawab aiden, membuat bams bingung.
"Maksud lo?" - bams
"Deva mau nantangin angga malam ini, dan taruhan nya angga harus keluar dari tunder. Berdoa aja semoga deva bisa ngalahin angga, dengan begitu lo bisa keluar dari tunder"- bams
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Anggara ✅
Teen FictionDevano anggara adalah adik kakak yang sama-sama memiliki sifat keras kepala dan bertindak sesuka hati yang berujung sebuah penyesalan.