29

313 56 13
                                    

Jam tujuh malam, seharusnya deva sudah ada di basecamp, tetapi dia masih sibuk menghubungi aiden untuk menanyakan motor miliknya.

"Mana sih, aiden? di telfon nggak di angkat-angkat" gerutunya sambil menelfon aiden.

Aiden sudah rapi dan ada di depan rumahnya. Begitu telfon di angkat, deva langsung ngomel dengan kata-kata mutiara.

"Heh, kampret! motor gue di bengkel mana, anjir?" Tanya deva, tapi aiden tidak menjawab. "Woi, kampret, mana motor gue? Gue mau pergi, nih" tanyanya lagi.

"Mana saya tau, saya kan ikan" jawab aiden dan sukses membuat deva semakin kesal.

"Heh, bogel! cepetan kasih tau dimana motor gue?" Oceh deva.

"Bengkel"

"Bengkel mana, njir?"

"Mana saya tau"

"Gue tonjok lo, ya! ngeselin banget dari tadi!"  Deva benar-benar kesal, tapi aiden malah tertawa.

"Buruan laaah! mana motor gue?" tanya deva dengan nada sedikit kesal dan memelas bersamaan.

"Gue whatsapp aja tempatnya" kata aiden dan menutup telfon nya.

"Ngeselin banget nih orang, maen matiin telfon gitu aja. Seharusnya tuh gue yang matiin karena gue yang nelfon duluan" oceh deva karena tidak terima telfonnya di matikan oleh aiden. 

"Katanya mau whatsapp, tapi malah nelfon" gerutu deva karena ponsel kembali berdering. dengan malas ia mengangkat telfon tanpa melihat nama si penelfon.

"Apa lagi, kampret?"

"Siapa yang kampret, dek?"

Deva langsung diam tanpa ekspresi saat mendengar suara yang sangat ia kenal. Sambil menggaruk keningnya, deva bicara dengan lembut.

"Bukan siapa-siapa, yah. tadi deva lagi belajar akting aja, yah. hehe" kata deva dengan tawa yang terdengar hambar.

"Oooh kamu lagi belajar?" Tanya Nugraha.

"Iya, yah. deva lagi belajar nih" bohong deva dan nugraha mempercayainya.

"Ayah gimana kabarnya di surabaya?"

"Baik, cuma banyak kerjaan aja ini. Oh ya, ayah nelfon mau tanya kamu udah chek up belum, dek? Abang jagain kamu nggak?" Tanya Nugraha.

"Udah kok, yah. Semua hasilnya bagus dan nggak ada masalah. Abang juga jagain deva kok, yah" jawab deva dengan berbohong.

"Alhamdulilah kalau gitu, ayah seneng dengernya. Ya udah kalau lagi belajar, lanjutin aja belajarnya. Maaf ya ayah ganggu"

"Iya, yah. deva matiin ya telfonnya. Assalamualaikum" kata deva dan mematikan telfon setelah mendapat jawaban dari Nugraha.

Setelah mematikan telfon, deva menghela nafas kasar.

"Untung aja ayah percaya" ucapnya dan kembali melihat ponsel yang baru mendapat pesan dari aiden.

"Dari tadi kek ngirim alamat" gerutunya dan pergi setelahnya.

                     ____________

Bengkel.

Deva mengambil motor yang sudah di service habis oleh bengkel membuat deva bingung dan tidak percaya motornya benar-benar di modifikasi dan di stell untuk balapan.

"Bang, ini serius motor gue?" tanyanya karena masih tidak yakin.

"Iya, keren kan sekarang? Tadinya nih motor cupu banget" jawabnya dengan bercanda.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang