45

362 62 15
                                    

Angga menghentikan motor di depan kantor polisi, dia tetap datang walaupun sudah jam sepuluh malam. Angga lari masuk ke dalam, tapi petugas polisi menahan nya.

"Maaf, ada yang bisa di bantu?" tanya petugas polisi dengan ramah.

"Pak, saya mau jenguk adek saya. Namanya devano, boleh saya jenguk dia pak?" sahut angga dengan bertanya balik.

"Maaf, tidak ada jam besuk malam. Anda bisa datang besok pagi jam 10.00 wib" jawab petugas polisi, tapi angga tetap memaksa untuk masuk.

"Tolong pak, saya ingin bertemu adik saya. Tolong izinkan saya masuk, sebentar aja pak, lima menit, saya janji cuma lima menit" mohon angga

"Maaf, tidak bisa" tegas polisi dan angga menunduk lesu.

"Silahkan datang besok pagi kalau mau membesuk" lanjut petugas polisi.

Angga menghela nafas dengan mata berkaca kaca, perlahan dia berbalik dan pergi meninggalkan kantor polisi.
.
.
.
.
.

Bams mendengarkan rekaman yang sudah dia kirim ke aiden.

"Gue hapus aja nggak ya rekaman ini? Lagian percuma juga gue simpen, deva juga udah bunuh aiden. Ngapain juga gue bantu dia?"

Bams diam sambil memutar ponsel nya.

"Leo, kemana anak itu? Kenapa nggak dateng ke pemakaman aiden?"

Bams mencari kontak leo dan menelfon nya, tapi tidak di angkat.

"Oh ya lupa, leo kan pernah bilang mau ke bandung" kata bams dan memasukan ponsel ke dalam saku.

"Deva, gue bales aja kali ya tuh anak? Nyawa di bales nyawa, enak aja cuma di penjara" bams diam dengan fikiran nya.
.
.
.
.

Angga berdiri di depan basecamp lions, cukup lama dia berdiri di sana. Tidak ada siapapun di sana karena sepertinya aron,rion dan evan sudah pulang.

"Gue harus gimana? Apa kalau gue minta maaf, mereka mau maafin gue dan nerima gue lagi?"

Kata angga dengan tangan mengepal, dia menunduk dan meratapi kebodohan nya selama ini.

"Angga"

Panggilan seseorang dari belakang membuat angga berbalik ke arah nya.

"Rion" ucap angga, dia melihat rion dengan sendu.

"Ngapain ke sini? Nyasar?" ketus rion dan angga menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Terus?"- rion

"Gue kesini mau minta maaf, gue salah selama ini, maafin gue" - angga.

"Nggak usah minta maaf sama kita, minta maaf sama adek lo sana! Gara gara lo adek lo sampe di penjara" - rion.

"Kenapa gara gara gue?" bingung angga.

"Semua berawal dari lo ngga, kalau lo nggak berubah deva nggak akan kayak gitu. Sadar ngga! Lo itu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas apa yang terjadi sama adek lo.

"Dia cuma bocah polos, lugu, tapi sok-sok'an jadi berandalan biar lo balik lagi jadi kakak yang sayang sama dia" rion menghela nafas tanpa melepas tatapan nya dari angga.

"Yang kehilangan nyokap itu bukan cuma lo ngga, adek lo juga kehilangan. Dia juga kecelakaan dan hampir mati, seharusnya lo hibur dia, jagain dia biar nggak nyalahin diri sendiri,

"Tapi lo malah nyalahin adek lo atas meninggal nya nyokap lo dan bersikap paling kehilangan" rion tertawa getir.

"Lo nggak mikirin perasaan bokap sama adek lo yang juga kehilangan orang yang mereka sayang. Bukan nya jadi pelindung buat adek lo, malah jadi duri yang selalu nyakitin.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang