56

448 66 13
                                    

Setiap selesai ujian, angga selalu pulang karena dia ingin bersama deva. Dia selalu pulang dan jarang bermain dengan teman teman nya, dia ingin selalu ada untuk deva agar dia tidak bosan.

"Angga" panggil aron.

"Kenapa?" - angga

"Langsung balik? Maen dulu yok?" ajak aron, tapi angga menggeleng sebagai jawaban.

"Gue langsung balik ya, kasian adek gue di rumah, pasti kesepian tuh bocah nggak ada temen nya" tolak angga dan aron mengangguk.

"Ya udah lain kali aja kalau gitu, salam ya buat deva" kata aron dan pergi setelahnya.

Angga buru buru pergi ke parkiran untuk mengambil motor dan pulang setelahnya.
.
.
.
.
.

Alex benar benar menjadi buronan, dia masih bersembunyi di rumah kosong terbengkalai, sehari hari untuk bertahan hidup alex memalak anak anak sekolah dengan menggunakan sajam.

Target nya adalah anak anak orang kaya, Jadi dia bisa mendapatkan uang banyak untuk bertahan hidup. Alex tidak bisa pulang karena orang tua nya juga tidak bisa di hubungi.

"Brengsek, sampe kapan gue jadi buronan kayak gini? Orang tua juga nggak ada yang beres, kenapa nggak ada yang bisa di hubungi?"

Gerutu alex, kemudian teringat satu nama yang membuat nya muak.

"Aiden, lo udah mati aja masih nyusahin gue" kata alex sambil melipat tangan nya. "Deva sih biang masalah nya. Gara gara dia, gue sampe bunuh orang" lanjut alex dengan emosi.

Alex diam dengan segala fikiran jahat yang ada di otak nya.
.
.
.
.
.

"Assalamualaikum"

Angga masuk ke kamar dan melihat deva yang sedang tidur. Semenjak baikan, angga pindah lagi tidur satu kamar dengan deva.

"Lagi tidur ternyata"

Angga masuk dengan langkah pelan agar tidak mengganggu deva. Dengan hati hati, angga meletakan tas nya di atas meja. Setelahnya, dia ke kamar mandi untuk ganti baju. Tak lama, angga keluar dari kamar mandi dan kaget saat melihat deva yang sudah bangun.

"Dek, kok bangun? Gue berisik ya?" tanya angga dan berjalan ke arah nya.

"Enggak kok, gue udah bosen aja tidur terus" jawab deva dan angga mengangguk mengerti.

"Lo mau maen game? Apa mau keluar jalan jalan?" - angga

"Nggak usah lah bang, capek gue" tolak deva.

"Lo capek ngapain?"- angga

"Tidur, nonton tv, maen game, tapi capek aja badan rasanya" jawab deva dan angga mengangguk mengerti.

"Sini gue pijitin"

Angga duduk di sisi ranjang dan memijit tangan deva.

"Enak nggak dek?" tanya angga

"Enggak, sakit bang" jawab deva dan angga mengangguk.

"Ya udah nggak usah di pijit kalau gitu" kata angga sambil mengusap tangan deva.

"Ujian lo gimana bang?" tanya deva

"Lancar, besok terakhir" jawab angga dan mengambil tas nya.

"Gue belajar dulu ya, besok matematika soalnya. Berat" kata angga, kemudian duduk di meja belajar.

Deva beranjak dari duduk nya dan ikut duduk di kursi belajar, tepat nya di depan angga.

"Gue temenin ya bang?"- deva

"Boleh, tapi sorry ya kalau gue nggak banyak ngomong" jawab angga  dan deva mengangguk.

Deva mengambil buku milik nya dan membaca nya dengan serius, membuat angga melihat nya dengan sendu.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang