53

405 66 10
                                    

Angga melihat nuga yang duduk di samping nya dan hanya diam saja.

"Yah, maafin angga ya" kata angga  denga mata merah dan sembab.

"Maaf buat apa?" - nuga

"Karena angga nggak bisa jagain deva, sebenernya selama ayah do surabaya deva nggak pernah check up, angga sama deva nggak pernah akur, bahkan angga juga nyalahin deva atas meninggalnya bunda"

Jawaban angga membuat nuga menghela nafas, perlahan dia melihat anak sulung nya itu dengan lekat.

"Apa ayah mu ini nggak berguna buat kalian berdua? Apa ayah mu ini nggak penting buat kalian?" nuga memukul dada nya saat bicara.

"Apa ayah mu ini nggak penting angga? Sampai kalian membodohi ayah selama ini, kamu bilang deva baik baik aja, hasil check up juga nggak ada masalah, deva juga bilang begitu Saat ayah tanya,

"Tapi nyatanya deva nggak check up sampai kondisi nya seperti ini" nuga mengusap wajah nya dengan kasar untuk menghapus air mata nya.

"Kenapa kamu nyalahin adek kamu ngga? Bunda itu bukan cuma ibu kamu, bunda itu juga ibu nya deva, bunda itu istri ayah. Jadi bukan cuma kamu yang kehilangan bunda ngga.

"Ayah sama deva juga kehilangan bunda, tapi kami berusaha untuk kuat menerima kenyataan, tapi kenapa kamu malah nyalahin adek kamu kayak gitu?" kata nuga dan langsung memalingkan wajah nya dari angga saat air mata nya jatuh.

"Maafin angga yah, angga nyesel yah...angga nyesel"

Angga berlutut di depan nuga, dia meminta maaf dan menyesali semua perbuatan nya.

"Ayah boleh pukul angga, ayah boleh lakuin apapun sama angga yah, tapi tolong maafin angga yah, jangan marah sama angga"

Angga menunduk sambil menangis, membuat nuga beranjak dari duduk nya dan membantu angga berdiri.

"Semua udah terjadi ngga, nggak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa agar adek bisa melewati masa kritis nya" kata nuga setelah angga berdiri.

"Maafin angga ya yah, maafin angga, angga salah yah dan angga nyesel" sahut angga dan nuga mengangguk sebagai jawaban.
.
.
.
.
.

Bram, bams dan leo pergi ke taman tempat dimana aiden meregang nyawa, mereka datang menemui security untuk menanyakan soal Cctv.

"Om, kan cctv nya rusak. Jadi untuk apa kita masih ke sini?" tanya bams.

"Kalian hanya anak anak yang fokus dengan satu barang bukti" sahut bram, membuat bams dan leo bingung mendengarnya.

Bram tersenyum ramah pada security yang baru keluar.

"Permisi pak, maaf mengganggu" -bram

"Iya pak, nggak papa" jawab nya sambil melihat bram, bams dan leo bergantian. " ada apa ya? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya security.

Bram mengangguk. " begini pak, saya adalah ayah dari korban pembunuhan yang terjadi beberapa hari yang lalu. Saya kesini untuk melihat rekaman cctv bagian pintu masuk, apa boleh saya lihat rekamannya?" tanya bram

"Oh bapak orang tua korban, saya turut berduka cita yang pak" kata security dan bram mengangguk sebagai jawaban.

"Masuk saja pak! Nanti saya putar rekaman pada malam itu" titah security dan bams mengangguk.

Bram, leo dan bams masuk dan melihat rekaman cctv pada malam penusukan aiden terjadi. Di sana mereka melihat aiden masuk di jam  21.00 wib, di jam 21.10 wib terlihat alex masuk ke taman, dan di jam 21.30 terlihat leo masuk, tapi di jam 21. 40 wib, leo keluar dari taman.

Devano Anggara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang