Asha dengan penampilan rapi kini berada di dapur dan sedang membuat sarapan sederhana, sebuah nasi goreng serta telur dadar. Pria yang sudah memiliki anak ini masih nampak prima dan pasti banyak wanita yang menyukainya.
Di kamar, Mariel merapikan dasi sekolahnya sambil melihat cermin. Merasa sudah rapi, Mariel mengambil tas di tempat tidur kemudian keluar dari kamar.
Ini adalah pemandangan biasa di pagi hari keluarga Asha. Dua pria tampan yang telah rapi untuk berangkat kerja serta sekolah. Namun, ini belum semua anggota keluarga. Seperti biasa, satu - satunya penghuni wanita di rumah biasanya akan bangun diakhir. Rambut berantakan dan baju tidur adalah penampakan biasa dirinya di pagi hari.Itu adalah istri Asha sekaligus mamah dari Mariel.
Asha yang baru selesai menyajikan masakannya di meja makan, tersenyum saat melihat istrinya baru bangun.
"Tidur nyenyak?" tanya Asha menarik satu kursi untuk istrinya.
"Hmm, lumayan ... aku rasa aku masih butuh tidur."
"Mamah ngerjain lagu baru?" tanya Mariel sambil mengambilkan satu porsi sarapan lalu meletakan di hadapan mamahnya.
"Uhm, tapi masih belum selesai, kamu mau isi suara buat demo nya?"
"Boleh"
Suara deham Asha membuat Mamah serta Mariel melirik ke arahnya. "Jangan bicarakan pekerjaan saat sedang makan."
Mamah dan Mariel melirik satu sama lain.
"Sayang," panggil mamah pada suaminya
"Hm?" Asha melirik pada sang istri yang kini sedang memandangnya dengan tersenyum, tiba - tiba mamah mengedipkan satu matanya membuat Asha tersedak.
Mariel langsung memberikan gelas air minum pada papahnya.
"Pagi pagi udah jail aja sih Mah," ujar Mariel, Dia tau mamahnya baru saja menggoda sang papah. Bertahun tahun menikah anehnya papahnya masih saja termakan dengan kejahilan mamah.
"Maaf," ucap mamah langsung meminta maaf karena mengerjai suaminya.
"Kamu ga keliatan kayak minta maaf tuh," ujar Asha pada istrinya melihat wajahnya seperti tak ada rasa bersalah.
"Baiklah, ayo berkencan hari ini."
"Ha?"
Mariel yang mendengar percakapan kedua orang tuanya ini tidak mau ambil pusing, ia fokus mengunyah nasi goreng di hadapan nya.
"Kalau ga mau ya udah."
"Siapa yang ga mau?"
"Kamu?"
"Oke, jangan ke mana-mana sebelum aku jemput"
Mariel melirik ke arah papahnya, bukan kah dia sudah terlalu tua untuk acara kencan begitu. Bisa bisanya batin mariel.
"Dek, cari pacar makanya." Mariel langsung melihat ke arah mamahnya.
"Loh ... kok jadi aku suruh cari pacar?"
"Ga ada cewe yang kamu suka?"
"Ya ada"
"Kok ga kamu nyatain?"
"Ga segampang itu, Mah." Mariel terdiam sejenak, dia kan belum pernah cerita soal ini pada orang tuanya, bagaimana bisa mamahnya tau.
"Bentar, mamah kok tiba - tiba ngomong gini?"
"Emang kenapa?"
"Aku kayaknya ga pernah ngasih tau soal beginian."
"Bukannya kamu menulis lirik yang mengarah percintaan akhir - akhir ini, mamah pikir kamu lagi jatuh cinta." Mariel memegang kepalanya ia tak percaya mamahnya hanya dapat clue dari hal seperti itu.
Papah yang ada disebelah Mariel menepuk nepuk punggung putranya.
"Tingkat peka mamah mu itu tinggi dek," ujar papah menenangkan sang anak bahwa wajar jika mamahnya tau akan hal itu.
"Sangat pekanya, mamah mu yang mengajak pacaran duluan," tambah Asha pada putranya
"Hei ...Aku ga ngajak kamu pacaran, aku cuma tanya waktu itu!"
"Sama aja"
"Okeh"
Mariel menghela napasnya, apa ia sampai terlihat seperti itu atau mamahnya yang terlalu peka dan berhasil memancingnya seperti orang bodoh.
"Cepat dihabisin sarapannya, nanti telat loh kalo kelamaan," ucap Mamah karena melihat jam di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
FanfictionKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak