[Gallan Family] Rega belum lahir udah ngajak ribut papah

199 15 4
                                    

Gallan mundur beberapa langkah karena diminta istrinya. Ritual pulang dari kantor adalah mendapatkan setidaknya kecupan atau pelukan kini sirna.

Serin menutup hidung dan mulutnya serta dengan satu tanganya bergerak seperti sedang mengusir kucing pada Gallan.

"Kenapa sih? Aku ga bau perasaan." Gallan berkata sambil memastikan bahwa tubuhnya tak seburuk itu. Parfum mahal yang ia beli bekerja dengan baik, bahkan itu adalah parfum kesukaan istrinya.

"Sumpah, aku ngerasa mual, dan ga enak waktu liat muka kamu," jelas Serin sambil menahan mual.

Gallan terdiam dan tak tau harus menjawab apa. memang orang hamil separah itu? Batin Gallan.

"Terus aku harus gimana?"

"Aku ke rumah mamah ya, 3 hari aja ...." Dengan perut sudah membesar , lalu wajah Serin yang semakin lembut saat hamil, membuat Gallan tak tega untuk menolak.

Gallan menghala napas panjang. "Yaudah, iya." Gallan berniat mendekat ke istrinya tapi sang istri langsung mundur.

"Tiga meter, kupikir sampai aku ke rumah mamah, itu jarak aman kita"

Gallan menggigit bibir bawahnya, sepertinya anak dalam kandungan itu bahkan sudah memulai perang sebelum ia lahir.

.

.

.

Jika janji awal adalah 3 hari, ternyata salah. Perpanjangan masa menginap di rumah Gallan bahkan menginjak hingga satu minggu.

Mata Gallan sudah hampir tertutup, tapi suara dari panggilan masuk di ponsel membuat Gallan terjaga kembali.

"Halo," ucap Gallan sebelum mendengar suara dari penelepon.

"Aku ga bisa tidur."

"Terus?"

"Dongengin, kayaknya anak kita minta didongengin kayak biasanya."

Gallan mengerutkan dahinya, sepertinya putranya sudah hobi mengerjainya.

"Kemaren - maren kayaknya gapapa tuh?"

"Kan kemaren, beda sama sekarang."Gallan menghela napasnya sejenak.

"Kamu tau ga?  waktu mamah kamu hamil kamu katanya ngidamnya lebih parah, kata papah ... kalau baru segitu mah masih kecil." Gallan menahan dirinya.

Sabar... Sabar... Dia lagi hamil anak gue... Sabar....

"Iya maaf ya, kayaknya dia mirip aku deh, maaf ya ...."

Dan pada akhirnya Gallan mengalah, ia membacakan dongeng sampai sang istri kembali terlelap.

Gallan hanya berharap jika nanti putranya telah lahir, setidaknya jangan terlalu mirip dengannya. Karena akan menyebalkan melihat tingkah tidak jelas dari orang yang mirip dengan diri sendiri.

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang