Camping House [1]

232 20 5
                                    

Liburan keluarga bersama akhirnya diputuskan. Sebuah camping house dengan fasilitas lengkap mulai dari 7 unit kamar berupa pondok kayu, parkiran luas dengan halaman luas, dapur bersama, hall, rumah bermain, kebun dan rumah hewan.

Berlokasi di pegunungan membuat udara disana juga nyaman dan sejuk. Terdapat aliran sungai dengan aliran air tidak terlalu deras. Menjadikan tempat liburan yang tepat bersama keluarga terutama jika membawa anak - anak.

Sebenarnya rencana ini terbentuk setelah liburan para papah muda sebelumnya, mereka merasa akan menyenangkan jika liburan bersama. Namun, butuh 6 bulan menunggu karena Julio saat itu tidak bisa dibawa ke perjalanan jauh.

.

.

.

Mobil pertama memasuki parkiran adalah milik Gallan. Penanggung jawab tempat segera menyambut dan memberikan arahan serta membantu membawa barang - barang ada di mobil Gallan.

"Papah!" teriak Rega serta Juan bersamaan sambil menarik kaos ayahnya. Mereka berdua ingin segera main, tidak peduli dengan barang - barang.

"Udah sana jagain anak - anak dulu, biar aku yang ngurusin barang - barang sama yang lain." Rega dan Juan tentu senang karena mamah mereka memberikan izin. Walau Gallan tau, lebih melelahkan menjaga anak di luar rumah seperti ini, makanya si istri menyuruhnya untuk menjaga mereka berdua.

Dua anak Gallan langsung berlari, melihat sungai yang tidak bisa dilihat di daerah perkotaan membuat mereka berlari kencang. Gallan pun juga harus berlari untuk menangkap dua putranya yang sangat aktif itu.

.

.

.

Tak berselang lama mobil Yoga sampai di parkiran. Deril yang melihat Juan serta Rega, begitu turun dari mobil langsung berlari menghampiri dua sepupunya.

"Eh, itu adek mau kemana ...." Yoga yang baru keluar dari mobil langsung mencari keberadaan Deril.

"Tenang, paling ke Gallan," jawab Yoga santai sambil membuka bagasi mobil agar barang - bareng bisa dibawa oleh karyawan tempat ini.

Berbeda dengan sang suami, Sarah memilih untuk menghampiri putranya. Sampai di sana, ia melihat kakaknya sedang dikerubuti oleh 3 anak kecil yang penasaran dengan ulat daun.

Sarah menghela napasnya melihat bagaimana kakaknya melakukan hal yang aneh. Deril yang melihat mamahnya kini menatap dengan mata penuh keinginan.

"Mah! Aku mau pelihara itu!"

"Masa kamu mau pelihara ulet?"

"Dulu kamu juga pelihara ginian Dek," ucap Gallan mengingat masa lalu.

"Itu kakak yang pelihara!" balas Sarah sedikit kesal, karena memang kakaknya lah yang memelihara ulat hingga akhirnya menjadi kupu - kupu saat kecil.

.

.

.

Suasana menjadi lebih ramai dengan adanya dua keluarga yang datang, kini mobil Baryu serta Asha beriringan masuk ke parkiran.

Leno yang cenderung pendiam begitu turun menunggu mamahnya. Mariel melihat Leno,karena lingkungan baru sepertinya Leno menjadi kurang nyaman. Mariel menghampiri Leno lalu memberikan pelukan.

"Adek, Leno ajak main tuh sama yang lain." Mariel menengok ke arah mamahnya yang sedang sibuk dengan barang di mobil.

"Kalian kesana dulu ketemu yang lain, itu kayaknya udah ada Rega, Juan sama Deril di sana," ucap Elisha pada Leno serta Mariel.

"Mamah?" Leno melihat ke arah mamahnya dengan penuh tanya.

"Mamah mau istrihat dulu, tadi kan kita kesini mamah baru pulang dari tempat kerja," ucap Baryu memberi pengertian pada putranya.

Mariel mengajak Leno ke tempat yang lain dengan bergandengan tangan. Asha yang kebetulan melihatnya tersenyum karena teringat saat kecil ia juga menggandeng Baryu seperti itu.

Asha melihat ke samping, sekarang adik kecilnya memiliki badan yang menakutkan.

"Apa?" tanya Baryu karena sang kakak terus melihatnya.

"Otot lu makin gede aja."

"Bagus kan?"

"Kagak!"

"Kalau iri bilang ...,"

Melihat keributan para kakak dan adik, baik Cia dan Elisha memilih menghiraukan. Mereka memilih pergi ke pondok untuk istirahat dan menaruh barang.

.

.

.

Berselang beberapa jam, Keluarga Joddy menjadi keluarga ke 5 yang bergabung. Baryu dan Yoga datang untung membantu memindahkan barang dari mobil karena para pegawai tadi sudah diminta untuk kembali.

Karena suasana yang dingin, Ciko memakai jaket yang cukup tebal dengan penutup kepala seperti beruang.

Mamah langsung menggendong Ciko kecil untuk turun, sedangkan Joddy mengeluarkan setiap barang ada di mobil.

"Eh itu set kameranya nanti bawa keluar sekalian, aku mau pasang." Yoga dan Baryu nampak bingung.

"Tolong nanti biarin satu manusia itu melakukan hobinya, dia kebiasaan jadi PD. Katanya mau ngerekam liburan ini biar ada kenang - kenangan. Jadi biarin aja apa yang dia mau," ucap Joddy pada kedua temannya.

"Eh ga sopan, masa manggil aku manusia," protes Rubby pada Joddy.

"Lah kan bener manusia?" Yoga dan Baryu segera menyingkir, dua pasangan ini memang begitu dari dulu.

.

.

.

Dan terakhir, si bungsu baik ayah maupun anak akhirnya datang. Lucunya semua anak kecil menghampiri untuk menyambut Lio. Saat Lio turun, Juan serta Rega terlihat Gemas karena Lio mengenakan jaket bintang sehingga ia terlihat sangat lucu.

Ciko yang ada di gendongan Mariel meminta turun dan langsung memeluk Lio. Itu adalah pemandangan yang menggemaskan. Beruang kecil memeluk bintang.

Karena sedikit pemalu, melihat banyak orang dewasa yang jarang bertemu membuat Lio sedikit takut. Ciko yang tau tentang hal itu menggandeng tangan Lio.

"Ayo main!" Lio mengangguk setuju. Anak - anak akhirnya pergi dari parkiran menuju tempat berkumpul santai.

Johan tersenyum melihat putranya sepertinya menikmati liburan.

.

.

.

Anak - anak terlihat senang bermain bersama sedangkan ayah mereka mengawasi sambil membangun beberapa tenda agar bisa menjadi tempat berteduh di luar.

Para istri menyiapkan masakan di dapur dan mulai mengeluarkan hidangan untuk makan siang bersama.

Liburan 3 hari 2 malam pun akan segera dimulai

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang