Juan membuka pintu rumahnya dengan diikuti Rega,sang kakak, di belakang. Seragam sekolah yang harusnya dikancing sampai atas nampaknya sudah tidak lagi di badan Juan. Sambil satu lengan saja yang menopang tas, wajah Juan nampak lebih suram dari biasanya.
"Kenapa harus ada ujian?" ujar Juan pada sang kakak. Sebenarnya ini pertanyaan retoris, tapi Juan tidak akan diam mengeluh jika tidak dijawab.
"Untuk membuat anak - anak seperti mu bekerja lebih keras"
"What?!!" Rega tidak peduli, ia segera pergi ke ruang miliknya sendiri meninggalkan Juan.
Decak kecil Juan adalah tanda mood- nya sedang tidak baik. Namun, tiba - tiba Juan teringat jika mamahnya menyiapkan cake untuknya. Sehingga dengan bersenandung tak jelas Juan pergi ke dapur untuk mengambil cake buatan mamahnya.
.
.
.Gallan baru saja keluar dari ruang kerjanya dan mendengar suara yang tak asing
'na ... na ... na...'
Senandung tak jelas putra keduanya membuat Gallan penasaran ada apa dengan dia. Sambil membawa piring sisa cemilan yang baru saja Gallan makan, ia berniat melihat wajah putranya itu.
Saat sampai di dapur, Gallan melihat dengan jelas perubahan wajah Juan dari penuh senyuman menjadi sangat datar.
"SIAPA MAKAN CAKEEE MILIKKK KU" Perasaan Gallan menjadi tidak enak, matanya melirik ke arah piring dia bawa. 100% itu pasti kue yang Juan maksud. Gallan kembali melihat ke arah Juan, wajah anak itu sedang menatapnya tidak suka.
"Papah memakannya?!!"
Gallan tersenyum dengan ragu. "Ada apa sih?" Suara Rega membuat sedikit jeda untuk Gallan berpikir cara membujuk putra bungsunya itu.
Juan langsung memasang muka memelas andalan miliknya. "Kak... Pria tua itu memakan kue ku!" Saat ini posisi mereka yang hampir sejajar dengan Juan di dekat kulkas, papah, baru kemudian Rega dibelakang papah seperti terhenti oleh waktu untuk sementara.
Rega berusaha memproses ucapan adiknya dan kemudian mendekat pada papah yang membawa barang bukti.
"Papah mencuri cake adek?" Ujar Rega sambil menatap wajah papahnya tak percaya.
"Adek ...," ujar papah mencoba untuk menenangkan Juan terlebih dahulu.
"Diam! kita tidak saling kenal!" Juan yang awalnya ada di dekat kulkas langsung menarik tangan Rega di dekat papahnya untuk mendekat pada dirinya.
"Adek...kakak..."
"Aku sungguh tidak percaya, seorang pria berumur mencuri cake dari anak kecil" ujar Rega dengan muka serius walau bukan itu niatnya.
"Siapa pria berumur? dan siapa anak kecil?" ucap papah merasa ia tak setua itu dan Juan juga bukan lagi anak sekolah dasar, dia sudah hampir memasuki usia legal.
"yaudah, nanti papah ganti cake nya, kita beli sekarang," ucap papah kembali karena merasa bukan waktunya berdebat dengan anaknya. Sebagai orang dewasa dan orang tua yang melakukan kesalahan ia harus memperbaikinya.
"Beli?! Itu cake buatan M A M A H" penekanan atas kata mamah membuat Gallan menghela napasnya, memang susah untuk membujuk putranya ini, mirip siapa mereka? tentunya mamahnya.
"Okey, maaf papah udah makan cake adek, gimana kalau kita tunggu mamah pulang dan minta dibuatin lagi?" Juan berbisik sesuatu pada Rega. Tangan Rega mengambil ponsel di saku celananya, Rega nampak fokus pada layar ponselnya.
"Mamah kan keluar kota 3 hari," ujar Rega masih melihat layar ponsel sambil mengingatkan papahnya bahwa mamahnya harus ada diluar kota selama 3 hari, itu berarti sangat tidak mungkin menyarankan menunggu mamah mereka pulang.
"Kalau Papah tidak menggantinya, aku akan mengganti Papah dengan Papah yang lain," ucap Juan yang sungguh diluar dugaan. Gallan memijit kedua pelipisnya sambil menghela napas.
"Mana mungkin mamah kalian setuju"
"Oh! mamah baru membalas," ucap Rega sambil memegang ponselnya. Benar saja, sebuah pesan chat di layar ponsel yang kini Rega tunjukan pada papahnya.
'baiklah, siapa yang kalian mau sebagai papah baru?'
"Yaaaaa ...!" Suara teriakan tidak percaya Gallan ini adalah satu satunya hal yang mewakili perasaan nya. Namun, ditengah itu suara pesan masuk dari ponsel milik Gallan berbunyi.
'aku sudah tau akan terjadi, aku menyiapkan dua cake, ambilah di tempat ku mengajar.Jika masih mau menjadi suami ku'
Sungguh, jika istrinya jahil bisa membuat ia jantungan.
"Apakah kita tidak jadi ganti papah?" tanya Juan polos karena melihat raut papahnya berubah tenang.
"Yak! Tidak ada yang akan berubah dari keluarga ini"
"Sayang sekali"
"Rega..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
Fiksi PenggemarKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak