[Deril] Susah punya mamah cantik

104 9 6
                                    

Deril sedang bermain gitar sambil bernyanyi bersama Rega dan Juan di teras si kakak beradik itu, sampai mobil datang dan berhenti di depan membunyikan klakson.

Kaca kemudi mulai turun dan perempuan cantik terlihat di sana, itu adalah ibu dari Deril.

"Mau nemenin mamah ngga?" ucap Sarah pada putra tunggalnya.

"Kemana?"

"Shopping, kalau ga mau yaudah." Deril langsung menaruh gitar ke lantai, tak lupa ia mencium tangan sendiri lalu menempelkan ke pipi Juan dan Rega.

"JIJIK BANGET WOI!" teriak Rega bahkan hampir melempar ponsel di tanganya agar mengenai kepala satu manusia itu.

"Bye girls...." Deril langsung masuk ke dalam mobil ibunya. Sarah hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah satu bujangnya ini.

"Sorry ya, belum di vaksin biasa," ucap Sarah pada dua keponakanya karena ulah sang putra.

"Mamah!!" protes Deril yang tak terima karena ibu sendiri malah menjatuhkan martabatnya.

.

.

.

"Mau shopping apa sih mah?"

"Baju, sama mama mau ke salon buat perawatan rambut bentar."

"Perasaan baju mamah udah banyak."

"Emang kalau banyak gaboleh beli?" Deril kalah debat, memang percuma mendebat ibu-ibu.

"Jadi job desk aku apa?"

"Bawa belanjaan." Muka Deril langsung berubah kesal, Sarah yang melihatnya langsung tertawa karena gemas.

"Yang bener aja, anak ganteng disuruh bawa belanjaan."

"Yah plus jadi manekin."

"Kalau jadi manekin berarti dapet bajunya dong, iya dong, masa engga?"

"Iyaa anak kesayangan mamah." Sarah mengusap rambut putranya lalu mengacak-acaknya.

.

.

.

Deril memiliki proporsi badan yang bagus sehingga mau diberikan style apapun terasa tidak masalah. Seperti perjanjian, Deril kembali bolak-balik ke kamar ganti untuk mencoba pakaian.

"Nyaman ngga?"

"Nyaman aja sih, Mah."

"Oke, next."

Begitu dan seterusnya sampai pakaian terakhir. Deril mendapatkan beberapa potong pakaian baru karena pekerjaan dadakan ini.

Sambil menunggu ibunya membayar, ia baru sadar jika tidak membawa ponsel.

"Dek, mamah minta tolong bawain." Deril segera kembali ke dunianya saat ini, ia tak begitu peduli dengan ponsel.

"Iya mah!" Deril segera menghampiri ibunya dan kini tas ibunya sudah ada di lengannya, tak lupa tote bag belanjaan pun sudah dalam tentengan.

Kali ini, tugas terakhir.

Menunggu ibunya perawatan rambut. Hal itu juga artinya waktu untuk istirahat. Karena tidak membawa ponsel, Deril memilih untuk tidur sejenak.

.

.

.

Deril memperhatikan hasil dari salon yang sepertinya sama saja, wanita memang aneh, membayar lebih mahal untuk hal sulit dibedakan.

"Udah yuk, cari makan dulu," ucap Sarah sambil menepuk punggung putranya.

"Mamah mau makan apa?"

"Hm, mamah pengen yang manis-manis."

"Aku dong mah," ucap Deril dengan lelucon yang sangat kuno.

"Kamu jangan godain cewe pake trik gini, basi tau."

"Yah, cewe aku gombalin pake trik ini juga pasti langsung salting."

Sarah langsung menyentuh kening Deril untuk beberapa detik dan membandingkan dengan keningnya.

"Pantes, agak anget."

Deril hanya membatin, bagiamana dia tidak jahil jika sifat dasar ibunya saja begini.

.

.

.

Sampai di rumah, Deril membawa semua belanjaan ibunya ke ruang tengah.

"Dek, tolong si taroh di ruang mamah belanjaan yang tadi." Tanpa bertanya, Deril mengambil kembali belanjaan yang ada di sofa lalu pergi ke lantai 2 untuk menaruh sesuai permintaan ibunya.

Selesai dari itu, Deril segera mencari ponselnya. Benar saja, banyak chat serta panggilan masuk.

- Miss call Pacar (15)

- New message (30)

Bubble chat langsung beruntun, tetapi Deril  langsung meluncur ke bawah.

'Kamu beneran jahat ya, bisa bisanya jalan sama cewe lain!'

Deril berpikir sejenak ia lalu mulai membaca awal chat. Ternyata ada teman dadi pacarnya yang melihat ia di mall.

"Ribet amat dah nih cewe," ujar Deril karena hubungan mereka juga belum lama dan sepertinya sudah banyak ketidak cocokan.

.

.

.

"Lu putus?" tanya Leno sambil mengambil satu kotak poki milik Deril

"Yoa, ribet soalnya."

"Lu mutusin?" Kini Rega datang sambil duduk di meja milik Deril.

"Gua cuma iyain aja, terus yaudah putus."

"Alasannya apa?" ucap Juan begitu selesai menyalin tugas Leno untuk mengikuti gosip pagi hari.

"Dia bilang gue jalan sama cewe lain, dibilang selingkuh."

Juan dan Rega saling melihat satu sama lain, mereka menduga itu pasti Tante mereka yang dikira 'cewe lain.'

"Berat emang kalau punya nyokap cantik dan awet muda," ucap Deril dengan sombong sambil merebut kembali kotak pokinya.

Deril - Mamah

Deril - Mamah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang