[Gallan Family] Rega kecil

133 17 0
                                    

Gallan sedang fokus menonton bola sedangkan sang istri di sampingnya memangku Juan kecil yang tertidur.

"Anaknya jemput sana, dah sore."

"Nanti juga balik sendiri, paling lagi main bareng Era sama Atha"

Baru juga suami istri ini akan bertengkar tiba - tiba Rega lewat di hadapan mereka dengan tenang. Gallan melihat dandanan putranya ingin tertawa, ia melirik ke istrinya pun begitu.

Putranya yang berbadan mungil tiba tiba - tiba pulang dengan kacamata entah milik siapa dan juga topi beserta syal di leher.

"Kakak," panggil Gallan pada putra sulungnya tapi tidak digubris sama sekali.

"Kakak," panggil Serin, dan ajaibnya Rega berhenti lalu berbalik.

"Sini dulu, mamah kangen." Rega menggeleng sambil tersenyum, dia sedang meledek ibunya.

"Sini dulu, nanti beli es krim." Rega langsung berlari ke Gallan dan diterima dengan pelukan.

"Heh, ini punya siapa?" tanya Gallan sambil memangku putranya dan melepaskan kacamata yang ada di wajah Rega.

"Era," ujar bayi 20 bulan yang berusaha mengambil kembali kacamata dari tangan Gallan.

Gallan dengan jail mengangkat kacamata itu tinggi-tinggi sehingga Rega mulai merengek. Melihat ulah suaminya, Serin memukul pelan lengan Gallan dan membuatnya  memberikan kacamata itu pada Rega.

"Ayo beli!" ajak Rega kini turun dari pangkuan Gallan lalu menarik tangan besar itu sekuat tenaga.

"Nanti, Adek aja masih tidur."

"Adek bobo terus!" ucap Rega membuat Serin menahan tawa.

"Kamu juga hobinya tidur."

"Engga!" bantah Rega sambil menggelengkan kepalanya, Gallan sangat gemas pada anak sulungnya ini.

Gallan melihat ke jemari kecil Rega yang berada di telapak tangannya, jemari putranya sangat kecil dibanding miliknya.

"Yaudah ayok, pamit dulu ke mamah" Rega tersenyum dan memeluk kaki mamah, ia juga mencium adiknya yang tertidur.

"Dadah adek," ucap Rega mengelus- elus pipi adiknya.

"Cium mama dulu " ujar Serin sambil mendekatkan wajahnya pada Rega dan langsung diberikan ciuman.

.

.

.

Rega tidak mau digandeng, bayi 20 bulan itu berjalan sendiri dengan aksesoris yang tadi masih melekat padanya. Di jalan kompleks banyak yang menyapa Rega dan merasa gemas dengannya. Di kompleks ini memang jarang anak kecil, bisa dihitung jari.

Jalan menuju minimarket cukup lumayan, tetapi Rega sepertinya senang - senang saja dan bernyanyi sepanjang jalan. Saat sampai di minimarket, Gallan mendorong kan pintu untuk putranya.

Rega berlari ke tempat ice cream. Karena ia tak cukup tinggi, Gallan menggendong Rega dan membantunya untuk mengambil eskrim. 

.

.

.

Mamah membaringkan tubuh kecil Juan ke tempat tidurnya. Mulut kecil Juan masih bergerak seolah sedang meminum susu sang ibu. Serin tersenyum dan mencium kening Juan.

"Mamah! Mamah!" Suara nyaring Rega membuat Serin segera menyelimuti Juan kecil dan pergi menemui putra sulungnya agar tidak membuat kegaduhan.

Rega yang melihat sosok sang ibu langsung berlari sambil membawa es krim di tanganya

"Buat mamah," ucap bayi kecil ini sambil memberikan es krimnya. Serin menerima es krim tersebut lalu menggendong Rega.

"Makasih sayang." Rega senang saat mendapat ciuman di pipinya. Gallan yang melihat itu ingin menjahili anaknya itu.

Gallan mendekati Rega lalu ikut mencium pipi mungil itu, sayangnya reaksi Rega bukanya senang malah berteriak dan mendorong wajah sang ayah untuk menjauh darinya.

"Papah awas!!!"

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang