[Gallan Family] mau ikut papah futsal

266 14 0
                                    

Hari ini Gallan ada janji untuk bermain futsal dengan anak anak gengnya. Rencana awalnya, Gallan akan pergi bersama Yoga dari rumah  dan bertemu dengan Johan di tempat yang telah dijanjikan.

Baru keluar dari kamar ada dua bocah yang mencegat Gallan, tentu itu adalah Juan dan Rega

"Ikut" ucap Rega dan Juan bersama sama

"Ikut?"

"Ya!"

Gallan sedikit berpikir, kalau dua anak ini ikut nanti siapa yang akan menjaga mereka. Gallan yang masih berpikir, digelayuti Rega dan Juan di kedua kakinya.

"Ikut ... ikut ...," rengek Rega dan Juan bersamaan.

"Aduh ... nanti kalian ga ada yang jaga."

"Kita bisa main sendiri!" Gallan menghela napasnya, 2 anak ini memang bisa saja menjawab pertanyaan.

"Sayang ... ini anak - anak." Sambil berusaha berjalan dengan kakinya yang ditahan menuju sang istri, dua anaknya malah tertawa senang seolah sedang bermain.

Istri Gallan terlihat bingung karena melihat suaminya dan dua anaknya dengan kondisi demikian. Melihat mamah mereka, Rega dan Juan langsung menghampirinya.

"Mah, mau ikut papah!"

"Mau ikut ... papah ...!"

Celotehan 2 anaknya ini membuat Gallan dan istrinya saling melirik satu sama lain.

"Bawa aja kenapa?" usul mamah langsung dibalas dengan gelengan kepala Gallan, lucunya ayahnya yang menggeleng tidak setuju tapi kedua anaknya malah mengangguk - angguk sambil memegang baju mamah mereka.

"Kenapa?"

"Ga ada yang jaga."

"Yaudah aku ikut." Mendengar ucapan sang istri wajah Gallan berubah pucat.

"Katanya ada arisan?"

"Lah kalau aku arisan, kamu mau bawa dua buntut kamu ini sendiri?" Mata Rega dan Juan memandang mamahnya lalu memandang Gallan dengan penuh tanya juga.

Tiba - tiba ada pesan masuk dari Yoga yang mengatakan dia harus menjemput keponakannya dulu baru ke tempat futsal.

"Bentar," ujar papah sambil mengetik jawaban pada Yoga.

"Aku yang jaga Juan, mamah arisan aja," ujar Rega sambil memeluk kaki mamahnya itu dan tersenyum.

"Aku akan jadi anak penurut," ucap Juan sambil mengeluarkan tatapan andalannya.

Mamah mengusap kedua rambut putranya itu bersamaan. "Nanti ya, tunggu papah." Kini 3 orang menatap Gallan bersamaan.

"Ok, aku bisa bawa anak - anak" ujar Gallan membuat Rega dan Juan langsung berlari ke arah dirinya.

"Siapa yang jaga?"

"Era katanya mau kesana"

"Anak 7 tahun suruh jaga anak 5 tahun? yang bener aja!"

"Santai, ada Beno, nanti gampang aku kick dia biar bisa jaga anak - anak."

Memperoleh tatapan tajam dari istirnya, Gallan mencolek dua anaknya itu.

"Mah ...." Ketika dua suara anak kecil itu memanggil mamahnya, sudah pasti mamah tidak bisa berbuat apapun.

Mamah segera berjongkok dan merentangkan tangan, Rega serta Juan langsung menghambur pada pelukan mamah.

"Disana hati hati ya"

"Iya mah"
.
.
.

Rega dan Juan bergantian diturunkan papah mereka dari mobil. Gallan mengambil tasnya lalu menggandeng 2 anak itu untuk masuk ke lapangan futsal indoor yang sudah dipesan.

Di dalam, ternyata sudah ada Johan dan Lio yang menempel pada papahnya seperti bayi koala.

"Lio ...," panggil Juan langsung melepaskan gandengan tangan dari papahnya dan berlari ke arah Julio.

"Juan ... ati - ati!" Seperti tak mendengarkan, Juan terus berlari dan tak sengaja menabrak seseorang. Juan yang hampir jatuh langsung ditolong oleh tangan pria dengan menahan badan Juan.

"Jangan lari - lari ya." Juan melihat ke arah orang yang menolongnya, ia segera membungkuk untuk mengucapkan terimakasih serta permintaan maaf.

Pria itu adalah William, melihat tingkah Juan yang sangat lucu membuat William mengusap rambut anak itu.

"Ok ...," ujarnya lalu membiarkan Juan pergi. Gallan yang akhirnya kini semakin dekat, mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan William.

"Sorry, anak gue suka gitu."

"Gapapa, Leno juga sering gitu." William lalu melirik ke anak di gandengan Gallan yang tak lain Rega, saat dilihat oleh William Rega langsung membungkuk seperti mengucapkan salam. Namun, ia bersembunyi di balik papahnya setelah mengucapkan salam.

.

.

.

Di sisi lain, Lio terlihat tersenyum dengan adanya Juan tapi dia seperti tidak mau turun dari gendongan papahnya, anak 3 tahun itu terlihat sangat nyaman seperti bayi koala.

"Om ... aku mau gendong Lio," ujar Juan pada Johan untuk meminta izin menggendong Lio.

"Kamu kalau gendong dia jatuh bareng nanti," ucap Gallan yang kini menggandeng kembali tangan kecil Juan

"Engga!" protes Juan tidak mau kalah, Rega menepuk bahu adiknya itu.

"Kalau mau gendong lio, tanya Lio nya mau engga," ucapan Rega membuat Juan kini menatap pada Lio tapi lucunya saat Juan mengulurkan tangan, Lio langsung melihat ke arah lain dan mengencangkan pelukan nya pada Johan.

Orang yang melihat kejadian itu berusaha menahan tawa, dan Juan hanya memanyunkan bibirnya setelah ditolak.

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang