Mamah meletakan Juan pada kursi khusus untuk melatih Juan makan makanan pengganti ASI. Ketika sedang menyuapi mulut kecil Juan, Rega keluar dari kamar bermainnya di ikuti papah.
Rega yang melihat mamah nya sedang duduk dan menyuapi adik kecilnya langsung berlari ke mamahnya dan memeluk punggung mamahnya.
"Mamah"
"Kenapa kak"
"Makan"
"Kakak mau makan?" Rega mengangguk sambil melepaskan pelukan nya.
Gallan duduk disamping Juan dan sepertinya Juan kecil senang melihat papahnya ada di samping dirinya. Juan kecil mengulurkan tangan seperti minta digendong oleh Gallan.
"Jangan digendong," perintah sang istri membuat Gallan mengurungkan niatnya untuk menggendong putra bungsunya.
"Aku buat makanan buat Rega dulu, kamu jaga anak anak bentar."
"Iyah." Ketika sang istri berdiri, mata Juan kecil langsung mengikuti sang mamah dan memasang muka sedih karena mamahnya akan pergi.
"Sama kakak sama papah dulu ya," ucap mamah mengusap pipi Juan. Rega mendekat ke adiknya dan mencium pipi bulat Juan.
"Kakak disini." Gallan tersenyum karena Rega sepertinya semakin dewasa.
Gallan mengambil mangkuk makanan milik Juan dan menyuapi Juan karena makanan di mulut kecilnya sudah habis.
Rega berpindah kembali dengan bergelayut di leher papahnya dari belakang.
"Kakak, nanti jatuh, sini duduk." Tentu Rega tidak mau, Rega pergi dan mencari remote TV.
Si kecil Juan yang tenang menguyah makanan sedangkan kakaknya kini mengangkat bantal sofa dan membuatnya berantakan karena mencari remote TV.
"Semalem kan remote-nya dibawa kakak, dimana hayo." Muka bingung Rega terlihat sangat jelas, ia tidak ingat membawanya.
" Di kamar main, coba cari dulu." Diberi perintah tersebut tentu Rega langsung berlari pergi. Gallan geleng - geleng kepala dengan gesitnya sang putra sulung.
Gallan melihat ke arah Juan yang tersenyum kepadanya sambil menunjukan gigi kecilnya mulai tumbuh.
"Ih ga punya gigi." Reaksi Juan malah seperti menunjukan giginya.
"Papah!!" Gallan menengok kembali ke arah Rega yang berlari kepadanya, tanpa ancang - ancang Rega langsung menghambur ke pelukan Gallan.
"Kakak." Gallan menghela napasnya, ia tak masalah sakit, tapi keselamatan putranya adalah pertama. Semua itu karena tubuhnya kecil jika menabrak tubuh orang dewasa pasti akan sakit. Selain itu, Gallan juga sedang memegang makanan milik Juan.
Tanpa muka bersalah, Rega bangkit dari posisinya dan kini duduk di hadapan papahnya.
"Ga ada"
"Masa"
"Iya ...."
"Yaudah gausah nonton," goda Gallan sambil menyuapi kembali mulut kecil Juan.
"Ahh!!" rengek Rega membuat papah masih menatapnya.
"Yaudah nih pegang." Rega tersenyum sambil menerima tempat makan Juan.
"Adeknya jagain dulu." Rega langsung mengangguk, itu bukan hal sulit untuknya.
Saat papah pergi, Rega menyendok makanan Juan dan menyuapi adik kecilnya. Sayangnya Juan tidak mau karena sepertinya masih ada makanan di dalam mulutnya.
Rega melihat ke makanan milik Juan ia menjadi penasaran dan memasukan ke mulut sendiri. Beberapa detik ia langsung menjulurkan lidahnya udah mengeluarkan makanan itu dari mulutnya.
"Kakak ngapain?" Rega kaget karena papahnya sudah kembali.
"Ga enak!"
Papah duduk di hadapan Rega dan disamping Juan, sambil mengambil tisu dari meja di belakangnya untuk mengelap mulut Rega.
"Masa sih?"
Gallan melihat anaknya mengangguk dan menunjukan wajah seperti tak menyukai makanan Juan. Gallan pun menjadi penasaran, ia lalu mencobanya. Gallan mengecap beberapa kali, terasa aneh memang untuk orang dewasa tetapi tak buruk juga.
"Ihhh ...," ucap Rega seolah tak percaya papahnya mencoba makanan adiknya.
"Enak kok." Gallan mengambil sesendok dan mengarahkan ke mulut Rega, tentu Rega langsung menutup mulutnya dengan kedua tanganya.
"Cobain lagi kak." Rega menggeleng tidak mau, tapi Gallan ingin menjahili putra pertamanya. Gallan tetap mendekatkan sendok makanan Juan di depan mulut Rega meskipun Rega mundur dan menghindar tetapi tetap saja di ikuti oleh Gallan.
.
.
.
Mamah yang datang membawa makanan Rega dan segelas air putih merasa heran dengan suami serta anak pertamanya yang kejar kejaran di ruang tengah. Sedangkan Juan terlihat senang karena merasa papah serta kakaknya sedang bermain dengannya.
Rega dan Gallan berputar - putar mengelilingi sofa ruang tengah dengan Rega yang menutup mulutnya dan Gallan mengejar seperti berusaha menyuapi anaknya.
"Kalian ngapain?" Rega yang sadar mamahnya datang langsung berlari ke mamahnya sedangkan Gallan reflek langsung berhenti.
"Mamah... Papah nakal!!" adu Rega sambil berlindung di belakang mamahnya.
"Papah..."
"Kakak tadi bilang mau nyobain makanannya adek "
"Engga!"
"Udah ... sekarang kakak makan dulu, mau disuapin apa makan sendiri?"
"Suapin"
Gallan duduk kembali di samping Juan. Ketika Rega berjalan di dekatnya, Gallan menjahili kembali dengan menyodorkan sendok berisi makanan Juan.
"Ihhh!!!" teriak Rega sambil menghindari sendok tersebut.
"Anaknya jangan di jailin mulu," ucap mamah sambil mengambil posisi duduk di hadapan Juan.
Mamah juga heran, padahal bisa tidak melewati papahnya. Akan tetapi, Rega sengaja berjalan melewati papahnya.
"Sini kak" Rega langsung berjalan ke mamahnya dan duduk di pangkuan mamah.
"Enakan punya adek."
"Punyaku!!"
"Engga wleee ...."
"Ihhh!" Rega berdiri kembali dan menghampiri papahnya untuk menutup mulut papahnya dengan kedua tanganya.
Mamah hanya membiarkan anak dan suaminya ini kembali berulah. Gallan yang hobi meledek dan Rega yang mudah di pancing adalah kombinasi yang sangat pas. Pada dasarnya keduanya ini saling suka meledek satu sama lain. Mamah melihat ke arah putra bungsunya yang seperti terhibur dengan keributan dua orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
FanfictionKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak