[Deril] Kakak pengampu (1)

164 11 0
                                    

Deril menarik laci di depanya dan terlihat jejeran jam tangan berbagi jenis, warna dan merk. Jemari Deril mengambil satu jam tangan hitam dari Hublot seri Big Bang Integrated black magic. Sambil keluar dari ruang ganti, Deril mengenakan jam tanganya. Deril mengambil tas yang ada di atas kasur dan kunci motor yang ada di atas meja belajarnya lalu bergegas turun.

Suara kaki menuruni anak tangga membuat Yoga yang sedang meregangkan tubuhnya melirik ke sumber suara. Mata Yoga menangkap sosok putranya telah rapi dalam balutan seragam sekolah, tentu Yoga langsung mencari jam dinding untuk memastikan jam berapa saat ini.

"Pagi, Pah. Lagi jadi pinky boy ya?" sapa Deril saat memperhatikan ayahnya yang mengenakan piyama merah muda, itu sudah pasti pilihan mamahnya.

"Berisik, kesambet apaan ? Jam segini udah rapi" balas Yoga kembali melakukan gerakan pemanasan sebelum melakukan olahraga pagi.

"Biasa, tugas negara." Deril berlalu ke dapur untuk mencari makanan ia bisa kunyah nanti di jalan.

.

.

.

Leno mengendus bau yang sedikit asing, parfum lelaki yang sepertinya jarang ia kenal. Leno menahan diri untuk bicara karena saat ini sedang dilakukan pembagian tugas, tapi ia yakin Deril lah sumbernya. Setelah beberapa waktu berlalu dan tugas sudah diberikan, Deril yang akan pergi langsung ditarik kerah baju dan membuat Deril terasa tercekik.

"Anjir!" ujar Deril langsung berbalik dan menendang Leno yang telah menariknya.

"lu ngapain wangi banget? Mati lu nanti kalau Jani tau" tanya Leno sambil menghindar dari tendangan kaki Deril.

"Temen wangi bukanya di-support malah dicurigain,gausah sebut nama tu cewe!"

"Kalau temen yang lain mah ga akan gue curigain, tapi manusia kek elu nih pasti manfaatin momen dan waktu," ucap Leno seraya mendekat dan memasang muka meledek pada Deril, "panas ya ,Pak. Kemaren ada yang jalan bareng."

Leno langsung kabur dan tentunya segera dikejar oleh Deril yang sangat ingin memukuli Leno.

.

.

.

Karena jam pelajaran belum dimulai, Juan kini berdiri di depan kelas. Tubuh Juan bersandar pada tembok pembatas koridor di lantai 2 yang tingginya hampir sama dengan dada Juan. Mata Juan tertarik dengan kumpulan anak anak baru yang sedang disambut oleh kepala sekolah mereka, tapi paling menarik perhatian Juan adalah Deril yang ada di bawah sana.

"Banyak cewe cantik masuk kayaknya," ucap Seno yang kini berdiri disamping Juan.

" Liat tuh si Deril, sok cool. " Harry  yang tiba tiba muncul dan berkomentar pada Deril kini bergabung berdiri bersama Seno serta Juan.

"Mereka belum tau aja si gemini hobi bergerilya." Semua langsung menengok ke belakang melihat ke arah Leno.

"Gilak, lu ga tugas? makan gaji buta aja lu," ucap Seno spontan pada Leno, karena semua orang disini tau bahwa Leno masih panita MOS

.

.

.

Cuaca memang cukup terik di pagi hari, walau tak sampai seperti di siang hari, tapi matahari lumayan menyilaukan.

"Dek, kalau ada yang pusing atau ga kuat, mundur aja ya," ucap Deril lirih pada siswa baru yang ada di depannya.

Deril sedikit maju dan mengatakan hal sama ditambah dengan senyum di akhir kalimatnya. Setelah memastikan semua baik - baik saja, Deril kembali pada posisi istirahat tak lupa senyum tipis yang tidak pudar dari wajah tampannya.

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang