Ciko mengambil tas berbentuk bola basketnya. Tangan kecilnya memasukan mainan serta beberapa cemilan dan terakhir dia mengambil mainan robot. Ciko keluar dari kamar bermainnya disaksikan oleh Joddy, ayahnya.
"Adek kamu mau kemana? Udah jam bobo siang."
"Aku mau kabur!" Joddy ingin tertawa mendengar jawaban Ciko.
"Ngapain kabur?" Joddy masih mengikuti anaknya yang sampai ke ruang depan.
"Aku ga mau disuruh - suruh!" Ciko membuka pintu sambil menjulurkan lidah seperti meledek ayahnya sendiri.
.
.
.
Johan sedang meletakan sampah di depan rumah pun terdiam untuk menyaksikan keributan tetangganya.
"Pokoknya aku mau kabur!"
"Kapan papah nyuruh - nyuruh kamu?"
"Papah nyuruh bobo siang mulu!"
Johan ingin tertawa, anak 5 tahun yang mengeluh karena harus tidur siang sampai akan kabur dari rumah.
Ciko kecil sepertinya tidak peduli dengan ucapan ayahnya. Ia berjalan pergi dari teras rumah. Joddy juga membiarkan putranya itu dan ingin tau apa yang akan Ciko lakukan.
Ciko berjalan menghampiri Johan. "Om, aku mau kabur ke rumah om boleh?"
"Boleh, masuk aja."
Johan berusaha menanggapi dengan serius walau dalam hatinya ia ingin tertawa. Anak Joddy memang banyak kejutan.
"Makasih om!" Ciko segera masuk ke rumah Johan tanpa berbalik melihat ke rumahnya sendiri.
.
.
.
Dalam rumah Johan, Ciko langsung menghampiri Lio yang sedang makan. Lio menawarkan makanan pada Ciko tetapi Ciko menolaknya.
Yoland yang melihat Ciko tiba - tiba ada dirumahnya sedikit kaget, apalagi dengan tas ransel yang ia bawa.
"Loh Ciko jam segini main?"
"Aku kabur tante, bukan main." Yoland tersenyum dengan jawaban Ciko.
"Owh gitu, udah makan belum? makan bareng - bareng yuk sama tante sama Lio?" Ciko nampak ragu, tetapi setelah melihat Lio akhirnya Ciko mengangguk.
.
.
.
Rubby langsung pulang ke rumah secepat mungkin setelah mendapat kabar dari suaminya jika Ciko kabur dari rumah.
"Anak kamu kabur malah kamu santai gitu?!" Joddy yang sedang santai menonton tv melihat ke arah sang istri.
"Anak kamu kabur ke sebelah, tadi dia bilang mau kabur terus belok ke rumah Johan." Rubby tampak bingung dengan penjelasan suaminya.
"Kabur ke sebelah? Itu kabur apa main?"
"Gatau, anak kamu tadi bilangnya kabur." Joddy bangkit dari tempat duduknya dan memeluk sang istri.
"Makanya tenang aja, bentar lagi juga mau aku jemput kok."
"Aduh, Ciko tu mirip siapa sih?" Joddy tersenyum melihat tubuh mungil dalam pelukannya.
.
.
.
Johan menutup buku dongeng yang baru selesai ia bacakan. Dua makhluk kecil di sebelahnya sedang tidur dengan nyenyak setelah mendengarkan dongeng. Johan merapikan selimut dua anak tersebut lalu beranjak pergi membiarkan mereka tidur siang.
Baru keluar dari kamar tidur Lio, Johan sudah melihat sosok Joddy di
rumahnya."Mau jemput anak yang kabur?" tanya Johan pada sepupunya itu.
"Iya nih, udah tidur kah?"
"Baru aja tidur sih, mau lu ambil sekarang?"
"Gue tunggu 30 menitan, biar dia tidur beneran dulu, nanti kalau digendong pasti bangun."
"Oh, oke. Mau cobain game baru gue ga? Belum rilis sih masih beta test."
"Boleh."
Johan berjalan ke ruang kerjanya di ikuti Joddy. Sedangkan dua putra mereka sekarang sedang menjelajahi alam mimpi.
.
.
.
Ciko samar - samar terbangun, ia merasa tubuhnya sedang digendong. Ciko melihat wajah ayahnya tapi kemudian tubuhnya seperti berpindah. Ciko tersenyum karena merasa nyaman dalam gendongan yang tak asing baginya. Bau ibunya membuat Ciko nyaman dan kembali menajamkan matanya.
"Anak kesayangan mamah sama papah,ada - ada sih ulah kamu," ucap Rubby sambil mengecup puncak kepala Ciko dalam gendongannya.
.
.
Pada akhirnya Ciko tidak ingat jika dia baru saja kabur, semua seperti biasa bahkan Ciko merasa itu hanya mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
FanfictionKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak