[Dentama Family] Maaf ,aku jatuh cinta lagi

280 22 4
                                    

Tangan kecil lio bermain dengan rambut Johan yang masih terlelap. Karena sang ayah tak kunjung bangun, bayi 2 tahun itu kini berdiri di atas kasur lalu menjatuhkan diri ke perut ayahnya.

"PAPA!!" teriak Lio berbarengan dengan Johan kini langsung tersadar dengan menahan sedikit rasa sakit di bagian perutnya.

Dengan raut tanpa dosa, Julio kecil terseyum bahkan tertawa karena akhirnya sang ayah membuka mata. Johan langsung menarik tubuh kecil lio yang awalnya melintang untuk sejajar dalam pelukanya. Kecupan di kening, pipi dan bibir kecil lio adalah sapaan pagi Johan untuk putra kecilnya.

"Kamu kok sendiri? mamah mana?"

"Masak," ucap Julio sambil merusaha duduk di atas tubuh sang ayah.

"Ayo, pantai!"

"Adek mau main ke pantai?"Julio mengangguk, sepertinya putranya masih ingat janji beberapa hari yang lalu.

"Tanya mamah dulu, kalau boleh nanti kita pergi."Julio dengan sigap menggulingkan tubuhnya ke kasur, lalu meloncat ke lantai tanpa ada peringatan. Jantung Johan terasa ingin berhenti melihat bagaimana sang putra yang terlalu aktif, untung saja kasur sudah diganti menjadi lebih pendek.

.

.

.

Mobil yang awalnya berisik dengan nyanyian Lio kini menjadi hening dan digantikan suara radio. Johan menurunkan sedikit kaca kemudi, membuat angin masuk lalu menyapu rambutnya seperti sebuah iklan. Sudut mata Johan melirik pada sang istri yang sedang memperhatikan lelapnya tidur Lio di carseat-nya.

"Kayaknya besok-besok ke pantai yang deket aja deh," ucap Yoland merasa pantai tujuan mereka terlalu jauh.

"Niatnya kan sekalian staycation, lagian kalau cuma dateng terus balik malah bikin cape Lio."

"Iyasih." Yoland merasakan tangan Johan mencoba mengenggam tanganya, ia pun membiarkan hal tersebut. Johan mencium punggung tangan Yoland kemudian tersenyum dan melirik untuk melihat reaksi sang istri.

"Nyetir yang bener," ucap Yoland mencoba melepaskan genggaman tangan Johan. Namun, Johan masih tetap mengenggam tangan tersebut dan meletakan di pahanya.

.

.

.

Satu telapak tangan Johan menangkup penuh pipi mungil Lio, Johan mengusap dengan lembut sambil memanggil nama Julio untuk membangunkan bayi kecilnya itu. Mata kecil lio membuka, ia terlihat bingung dengan suasana di sekitarnya.

"Kalau adek ga mau bangun, gendong aja langsung," ucap Yoland sambil menyerahkan koper pada petugas hotel.

"Ini udah bangun kok." Johan menggendong tubuh kecil Lio, karena masih belum sepenuhnya sadar, kepala Lio bersandar di bahu lebar Johan. Cuaca yang terik membuat tangan besar milik Johan memayungi kepala Lio dari sinar matahari.

"Panas banget, harus pake banyak sunscreen kayaknya," ucap Yoland berjalan di belakang Johan sambil ikut memayungi kepala Lio dengan kedua telapak tanganya. Terlihat Julio masih mengumpulkan energi dan kesadaran.

"Agak sorean aja kalau mau main ke pantai."

.

.

.

Johan dan Julio menggunakan pakaian yang senada, dengan celana pendek berwarna coklat serta kaos putih, Sedangkan Yoland menggunakan dress pantai putih tanpa lengan. Julio terlihat senang dalam gendongan Johan, tetapi ia tak berani untuk turun.

"Cari yang gak terlalu rame, yuk," ajak Johan sambil menggandeng tangan sang istri.

"Papa sana!"Lio menunjuk ke tempat yang tidak banyak lalu-lalang orang.

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang