[Ciko] Kamera mamah

120 10 2
                                    

Anak - anak yang memiliki klub ekstrakulikuler sibuk dengan kegiatan mereka untuk menyiapkan boot stand  pameran dalam rangka pentas seni tahunan yang diadakan sekolah. Semua, tak terkecuali Ciko yang baru selesai membawa bola - bola basket ke tenda pameran milik klub ekstrakulikuler nya.  

"Res, tugas gue udah semua ya," ucap Ciko meletakan bola terakhir ke dalam keranjang bola lainya. 

"ok, ntar malem gue bagi buat jadwal jaganya."

Ciko hanya mengacungkan jempolnya tanda setuju. Tangan Ciko mengambil tas yang ia letakan di samping keranjang bola. Sambil berjalan dan  menenteng tas hanya dengan satu pundaknya, mata Ciko memperhatikan sekitar. Ciko mencari hal yang menarik baginya karena masih malas untuk pulang.

Juan terlihat sedang menghias stand booth miliknya. Ia duduk diatas tangga lipat sambil menempelkan beberapa kertas di bagian atas tenda stand. Ciko menghampiri Juan lalu menepuk kaki Juan untuk menyapa

"Udah kelar tempat lu?"

"Belum, tapi bagian gue kelar."

"Enak banget," ujar Juan sambil menempelkan hiasan terakhir kemudian turun

Ciko penasaran dengan apa yang ingin ditampilkan klub fotografi. Ciko  masuk ke dalam tenda, ia merasa tempat itu masih sangat kosong.

"Tema lu kehampaan?"

"Belum selese dekornya."

"Emang tema lu apa?"

"Time photography ,cuma gue masih kurang kamera jadul nih, lu ada ngga ? Kenalan atau apa?"

Ciko terdiam sejenak, Juan pun hanya melihat wajah berpikir Ciko yang mengerutkan kening.

"Ada sih, tapi kalau pinjem harus sekarang"

"Ga bisa besok?" Ciko menggeleng, Juan menghela nafas sejenak.

"Oke"

"Lu bawa mobil?"

"Engga lah, bisa kena omel gue bawa mobil ke sekolah."

"Duh ga bisa."

"Kenapa lagi?" Juan terlihat bingung, ia tidak mengerti mengapa membutuhkan mobil hanya untuk meminjam kamera

"Kameranya banyak, coba deh chat Leno, kayaknya dia bawa mobil pas kesini."

.

.

.

Leno yang menyetir mobil merasa curiga dengan GPS di mobilnya serta jalanan tidak asing baginya, perumahaan milik Ciko. Sejujurnya, tak hanya Leno saja tapi Juan juga merasa demikian. Mereka akhirnya sampai di tujuan dan benar saja itu adalah rumah Ciko. Leno melirik Ciko yang ada di sebelahnya.

"Ni tempat penyewaan?" tanya Leno saat ia menghentikan mobil di depan rumah Ciko.

"Udah, kapan lagi dapet koleksi kamera lengkap murah, udah banting harga gue." Ciko membuka pintu mobil dan diikuti yang lain.

"Ambil koper gue di lemari ganti, bawa dua sekalian." Leno dan Juan tidak punya banyak pilihan. Leno pada dasarnya hanya supir yang mengantar mereka berdua. Akan tetapi, semakin dipikir hal ini seperti pencurian.

.

.

.

Ciko berdiri di depan sebuah pintu dengan pengaman pin digit, Ciko sendiri tidak tau apa kode yang diberikan mamahnya, dan kenapa mamahnya sampai seperti itu pada koleksi - koleksinya.

Juan dan Leno membawa dua koper besar dan mendatangi Ciko yang terdiam di depan sebuah pintu.

"Ngapain sih lu?" tanya Juan bingung begitupun Leno yang hanya diam memperhatikan.

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang