[Dentama Family] Selimut Kecil Lio

308 22 0
                                    

Ada saat dimana Johan biasanya harus lembur di rumah. Johan tidak akan turun dari ruang kerjanya, dan tidur di sofa yang ada di sana. Seperti pada akhir pekan ini, Johan belum turun dari ruang kerjanya.

Lio kecil memperhatikan mamah yang sedang menyiapkan sesuatu di dapur. Ia dengan tenang menunggu mamahnya sambil membawa selimut kecil kesayangan dalam pelukan.

Mamah menyadari kehadiran putranya langsung berhenti dan kini menghampiri Lio. Mamah menyamakan tinggi dengan Lio lalu merentangkan tanganya

"Sini sayang." Lio langsung berlari dan menghambur ke pelukan sang mamah.

Sebuah kecupan di pipi Lio membuat anak 3 tahun itu tersenyum, itu adalah rutinitas pagi setelah bangun dari tidur.

"Papah mana?"

"Papah masih lembur, Lio kangen?" Lio mengangguk dengan muka sedikit sedih.

"Yuk ketemu papah, mamah mau nganter makanan ke atas." Lio langsung tersenyum senang, padahal kalau ada papahnya terkadang Lio tidak tertarik.

"Mau jalan sendiri apa gendong?"

"Gendong." Tubuh kecil Lio kini sudah terangkat dalam gendongan mamah. Lio menunjuk sandwich buatan mamah yang ada di meja.

"Buat papah?" tanya Lio sambil melihat ke arah mamahnya.

"Iya buat papah."

.

.

.

Di ruang kerja Johan, terdapat kertas bertuliskan ,Jangan bangunkan sebelum pukul 11, Johan sendiri belum tidur selama 2 hari karena pekerjaan sehingga penampilannya di sofa saat ini juga cukup berantakan.

Pintu ruang kerja yang terbuka tidak membuat Johan terbangun. Lio tersenyum melihat sosok ayahnya ada di sana.

"Papah ...," bisik Lio agar sang ayah tidak terbangun. Mamah mengangguk dan tersenyum melihat tingkah anaknya.

Mamah menurunkan Lio, lalu meletakan sandwich buatan di meja kerja sang suami. Melihat banyak dokumen berantakan sepertinya sang suami sedang dalam urusan yang rumit.

Lio mengekor di belakang mamah, ia seperti anak ayam yang terus mengikuti induknya kemanapun. Lio memperhatikan mamah mengambil selimut dari dalam lemari.

"Mamah ...."

"Ya sayang?"

"Mau bawa." Karena selimut itu berukuran besar dan berat, Mamah sedikit menjuntai kan bagian selimut ke bawah dan membiarkan Lio untuk mengangkatnya.

Lio sedikit bingung untuk mengangkatnya karena ia juga membawa selimut kecil kesayangannya. Lio akhirnya meletakan itu diatas selimut besar lalu mengangkatnya.

Mamah tersenyum melihat Lio yang gembira membawa selimut. Setelah sampai, Lio mengambil selimut kecil miliknya lalu melihat sang mamah memasangkan selimut pada sang ayah, tak lupa sebuah kecupan di kening.

Lio juga tak mau kalah, ia menggunakan selimut kecilnya juga untuk menyelimuti tubuh sang ayah. Lalu memberikan ciuman di pipi.

"Papah, semangat ... Lio sayang papah," bisik lirih Lio di telinga Johan.

Lio lalu mendekat ke sang mamah dan meminta kembali di gendong.

.

.

.

Johan terbangun saat alarm ponselnya berbunyi. Ia merasa sedikit aneh karena ia rasa tidur tanpa selimut tapi kini diatas tubuhnya sudah ada selimut.

Johan mengambil posisi duduk dan melihat selimut kesayangan Lio ada pada dirinya. Johan tersenyum sambil memegang selimut kesukaan putranya itu, sudah 2 hari ia tak melihatnya karena pekerjaan.

"Aku harus bekerja lebih keras."

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang