[Dentama Family] ikut papah futsal

413 22 0
                                    

Lio terbangun dari jam tidur nya, ia berjalan keluar kamar sambil membawa selimut kecil miliknya. Lio masih setengah mengantuk, tapi ia berusaha mencari mamahnya. Tak lama berjalan, wajah mamah nya muncul dan langsung menggendong tubuh kecil Lio. Sambil menguap, Lio menyandarkan pipi nya pada bahu mamahnya dalam gendongan yang nyaman sambil memejamkan matanya kembali.

Johan terlihat membawa tas ransel, dan sepatu futsal miliknya. Johan yang melihat Lio nyaman memejamkan mata dalam gendongan sang istri tak ingin menganggu.

"Jadi futsal?"

"Jadi, ini mau berangkat". Lio yang memejamkan matanya tiba - tiba membuka matanya kembali saat mendengar suara sang papah.

Papah yang melihat putranya terbangun lalu menghampiri putranya, tangan kecil Lio tiba - tiba berusaha meraih tubuh papahnya. Tentunya Johan langsung meletakan sepatunya ke lantai kemudian mengambil tubuh Lio dari sang mamah. Seperti tadi, Lio kembali menyandarkan kepalanya, dan kembali memejamkan matanya.

Johan tersenyum melihat putranya kembali memejamkan matanya, "Biasanya Lio jam segini masih tidur, kan?" ujar Johan merasa harusnya ini masih waktu tidur putranya.

"Harusnya, gatau tadi tiba - tiba dia udah keluar kamar."

"Tapi kemaren normal kan tidurnya?" tanya papah khawatir karena beberapa hari dia memang tidak di rumah untuk bekerja.

"Normal kok, sini biar aku yang gendong, nanti kamu ditungguin yang lain." Johan mengangguk dan hendak memberikan Lio pada sang istri, namun Lio membuka mata dan merengek serta semakin mengencangkan tangannya pada baju Johan.

"Lio, sini ... papah harus pergi," ujar mamah membujuk putranya untuk mau melepaskan papahnya.

Bukannya mau melepaskan papahnya, Lio malah sudah memasang muka akan menangis.

"Udah gapapa, aku ajak Lio aja sekalian. Sayang, tolong panggillin supir."

"Kalau kayak gitu kamu ga bisa futsal dong."

"Gapapa, yang penting setor muka aja, lagian tadi katanya Baryu bawa adik iparnya, tenang ... ga kurang pemain."

Ya begitulah Johan, papah satu ini memang sangat mendahulukan putranya.

Mamah terlihat menghela napas, ia lalu mengusap rambut Lio, sepertinya karena beberapa hari ditinggal papahnya, putranya ini jadi lebih manja.

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang