Pesta tertutup keluarga Ezar biasanya dihadiri orang - orang penting, tidak dari kalangan dunia hiburan maupun seni tetapi juga dari pebisnis. Ciko yang biasanya tidak peduli dengan penampilan dan mengenakan apapun yang menurutnya nyaman, tidak melakukannya untuk hari ini.
Tak bisa dipungkiri, Ciko adalah tuan muda dari keluarga Ezar. Dia adalah cucu tunggal keluarga pemilik entertainment terbaik serta kolektor seni ternama. Itu baru titel yang dia dapatkan dari keluarga papahnya. Sedangkan dari keluarga mamahnya, Keluarganya adalah pemilik salah satu stasiun televisi serta pemilik rumah produksi film.
Meskipun masih berada di sekolah menengah, Ciko sudah terlatih dalam perjamuan seperti ini. Sama sekali tidak menunjukan sikap kekanakan ataupun kejahilan yang biasa dilakukan di rumah.
Ciko menemani sang nenek berkeliling untuk menyapa beberapa teman dekat dalam acara kali ini.
"Bukankah cucu ku ini lebih tampan daripada putra ku" ujar sang nenek mulai membanggakan cucu tunggalnya. Jika Joddy mendengar, dia mungkin akan protes.
"Tentu saja, kau memiliki menantu yang cantik, putra mu juga tampan."
Template basa - basi yang sebenernya Ciko bosan, matanya kini menelusuri sudut ruangan dan berhenti pada pria tinggi dengan jas.
'ketemu' batin Ciko menemukan sosok papahnya.
"Nek, aku harus pergi sebentar," bisik Ciko pada neneknya untuk kabur dari obrolan membosankan ini.
"Kamu cape?" Tanya neneknya seperti khawatir, tetapi Ciko menjawabnya dengan senyum dan gelengan kepala menandakan dia baik - baik saja.
"Baiklah, nikmati waktu mu." Ciko tersenyum pada neneknya, lalu tersenyum pada teman - teman neneknya.
"Maaf tidak bisa berlama lama, saya permisi."
"Hoho... Lihatlah cucu mu tampan dan sangat lembut." Nenek hanya tertawa, cucu kesayangan itu memang tau bagaimana dia harus bersikap.
.
.
.Ciko tidak langsung ke tempat papahnya, dia mencari hal lain, mamahnya.
Ciko melihat mamahnya seperti asik mengobrol dengan beberapa artis ternama, itu tidak heran karena mamahnya biasa bekerja sama dengan mereka. Ciko segera menghampiri mamahnya.
Mamah yang menyadari Ciko ada di dekatnya segera meminta izin untuk pergi dari obrolan dan menghampiri putra nya itu.
"Mah"
"Hmm?"
"Liat tuh papah," ujar Ciko sambil melirik di mana papahnya sedang mengobrol dengan beberapa wanita cantik.
"Terus?"
"Mamah tidak lihat banyak wanita cantik disamping papah, bagaimana jika mereka berusaha merebut suami mu mah?"
"Kalau begitu kamu punya mamah baru," goda mamah pada putra nya namun terlihat raut wajah Ciko yang berubah.
Ciko memijit kedua pelipisnya. "Aku tidak mau punya mamah baru, aku suka mamah yang pendek"
"Kamu lagi muji atau ngatain mamah?"
"Mah, lihat baik - baik kesana," ucap Ciko kini mendekatkan dirinya pada mamahnya sambil mengarahkan tanganya pada tempat dimana papahnya berada
"Baiklah."
"Suami yang biasanya ada dirumah berubah dengan drastis, lihatlah... Dia mengenakan stelan jas, selalu tersenyum, rambut rapi, dan mengeluarkan aura uang."
"Bukankah itu berlebihan?"
"Mahh!!! Itulah yang para perempuan itu lihat!" ucap Ciko dengan sedikit kesal.
"Biarkan saja, Mamah pikir papah mu tidak semenarik itu."
"Mahh..."
"Tenang aja, papah mu pria yang setia." Mamah menepuk punggung putranya
Raut wajah Ciko seperti sedikit kesal, mamahnya ini apa benar - benar tidak khawatir terhadap kemungkinan kecil dari orang orang yang mengincar papahnya.
Benar, terlalu lama hidup bersama sepertinya mamah hanya melihat kekonyolan papahnya.
.
.
.Joddy melihat istri dan putranya terlihat sedang mengobrol berdua, sebuah senyum ditunjukan Joddy sempat membuat beberapa orang disekitarnya merasa itu momen jarang terjadi.
"permisi sebentar" ucap Joddy untuk keluar dari lingkaran obrolan yang ada disekitarnya.
Ia langsung menghampiri istri dan putranya, dengan jahil Joddy langsung meletakan dagunya di atas kepala sang istri.
Seperti sudah biasa, sang istri tidak protes sama sekali, mata Joddy melihat wajah putranya sedikit masam.
"Muka mu kek jeruk dek, kecut amat." ucap Joddy dengan santai masih dengan posisi yang sama.
"Anak mu khawatir tuh," ucap mamah tapi langsung dicegah oleh Ciko untuk bicara lebih jauh dengan memicingkan matanya.
"Apa tuh?"
"Engga ... ga ada apa - apa, aku mau cari cemilan," jawab Ciko cepat kemudian pergi begitu saja.
"Lagi puber dia ya?" Ucap Joddy saat melihat anaknya pergi.
"Kayaknya Ciko kebanyakan nonton drama yang ada perselingkuhan," ujar sang istri membuat Joddy sepertinya tau apa yang tadi anak dan ibu itu bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
FanficKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak