Suara Julio yang sedang bernyanyi tidak jelas terdengar sampai ke ruang tamu dimana Johan dan salah satu rekan kerjanya sedang membahas pekerjaan.
"Sepertinya putra mu sangat aktif." Johan tersenyum mendengar hal itu, memang benar Lio sangat aktif tapi itu hanya saat dengan lingkungan yang ia kenal.
"Ya gitulah, dia gitu doang kalau di rumah."
"Papah ...," panggil Lio dari jauh membuat Johan menengok ke belakang dimana putranya berlari ke arahnya tetapi segera putar balik saat melihat orang asing.
Johan hanya tersenyum melihat tingkah putranya dan rekan kerja Johan juga merasa bahwa tingkah anak 3 tahunan ini sangat lucu, apalagi wajah Lio itu sangat menggemaskan.
"Apa dia pemalu?"
"Hmm lumayan"
"Sepertinya dia tidak mirip dengan mu?"
"Dia memang copy paste mamahnya" ujar Johan merasa Lio tidak banyak memiliki fitur diri seperti dirinya
.
.
.Lio kecil berlari di lorong menuju ke dapur mendekati sang mamah"Mah ... mah .... mah ...!" teriak Lio sambil menuju mamahnya dan mengulurkan kedua tangannya.
Mamah yang awalnya sedang mencicipi makanan segera berbalik dan mengangkat tubuh Lio. Padahal tadi Lio bilang mau ke papahnya tapi sekarang dia malah ada disini.
"Katanya mau ke papah?" Lio menggeleng dan langsung memeluk erat tubuh mamahnya sambil menyembunyikan wajahnya.
Mamah tau, Lio pasti melihat orang asing. Lio memang sangat pemalu dengan orang tidak dikenal, walaupun jika sudah akrab Lio benar - benar menjadi sangat aktif
"Bi, minta tolong siapin masakannya ya," ucap mamah pada asisten rumah tangga yang mengurus rumah.
Sambil menggendong Lio kecil, Mamah berjalan ke arah ruang tengah. "Kita kenalan dulu yuk sama tamu papah, tadi kan adek udah ketemu, masa ga disapa?"
Lio melihat ke mamahnya."Itu teman papah?" tanya Lio penuh rasa penasaran
"Iya sayang."
"Kenapa teman papah banyak?"
"Hmm ... Karena papah orang yang ramah."
"Apa mama juga punya teman?" Mamah tersenyum, anaknya ini memang senang bertanya.
"Tentu... Mamah juga punya"
"Apa banyak?"
"Lumayan." Tak terasa sudah di ujung lorong, mamah membungkukkan kepala untuk menyapa teman suaminya.
"Ayo Lio sapa teman papah dulu," ucap mamah pada putranya, dengan malu malu Lio kini menghadap ke arah papah dan temannya lalu membungkuk kan kepala.
"Hall ... lo," sapa Lio dengan ragu ragu, Papah melihat putranya tersenyum.
Mamah berbisik di telinga Lio. "Nama ... ku Lio, tiga tahun," ujar Lio sambil menunjukkan tiga jari kecilnya untuk memberitahu bahwa usianya kini sudah masuk tiga tahun. Lio segera menyembunyikan lagi mukanya pada mamahnya.
Mamah tersenyum pada Lio kecil dan mengusap kepalanya lembut.
"Maaf sudah menganggu waktu kalian, karena sebentar lagi makan siang, bagaimana jika kita makan siang bersama?"
Johan mengangguk untuk mengajak teman sekaligus rekan kerjanya untuk makan siang di rumah.
"aku minta maaf, sepertinya untuk dilain waktu, aku masih harus datang ke tempat lain."
"Ah sayang sekali kalau begitu, lain kali kau harus ikut makan."
"Santai saja Jo, lain kali pasti makan di rumah mu."
Lio dengan malu malu mengintip pada teman papah itu dan ketika mata mereka bertemu, Lio langsung menyembunyikan wajah nya kembali di dada mamahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
FanfictionKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak