[Asha - Baryu] Ketika Asha ngidam

882 20 0
                                    

Karena hari ini sang istri ada tugas malam, maka Baryu tidur sendiri untuk malam ini. Baryu baru saja mencuci muka dan sedang bersiap untuk tidur sampai smartphone miliknya terus - terusan berbunyi. Dalam pikiran Baryu orang gila mana terus terusan meneleponnya.
.

.

.

Di sisi lain, Asha berdecak kesal karena panggilannya tak diangkat oleh sang adik. Dengan suasana kamar yang telah gelap, wajah Asha tersorot layar smartphone-nya yang menyala.

"Ga mungkin udah tidur kan? Itu bocah hobinya begadang," ujar Asha sambil masih berusaha menghubungi adiknya.

"Ngapain sih gangguin adek kamu gitu, lagian kita bisa beli besok pagi"

"Sayang, aku lagi ngidam." Sang istri membalikan badannya dan memunggungi kembali sang suami. Ia yang hamil tapi sepertinya yang lebih banyak ribut itu suaminya.

"Terserah, aku mau tidur." Wajah Asha menjadi cemberut tapi tak lama suara Baryu terdengar dari ponsel.

.

.

.

"Yak!! lama amat angkat telepon." Baryu menghela napasnya, jika bukan kakaknya sudah ia marahi balik saat ini.

"Orang gila mana telepon di tengah malam begini, apa kau dalam masalah"

"Masalah besar!"

"Ha?!"

"Gue ngidam"

"Gausah bercanda!" teriak Baryu di telpon merasa kakaknya itu sudah memancing emosinya.

"Seriusan, gue ke rumah lu sekarang."  Belum sempat mengucapkan sesuatu, panggilan Asha segera terputus. Baryu benar benar kebingungan saat ini.

.

.

.

Selesai menutup telepon, Asha segera mencium kening sang istri. "Mau pergi?" ujar sang istri tidak bergerak dari posisinya, ia sudah sangat mengantuk sekarang.

"Iya, aku beneran pengen makan sup itu sekarang, aku beneran ngidam."

"Hmm hati - hati dijalan, jangan lupa kunci pintunya, maaf aku ga bisa bergerak sekarang."

Asha tersenyum melihat istrinya. Walaupun tadi ia sedikit kesal, tetapi ia tau istrinya pasti sudah lelah.

"Tidurlah yang nyenyak," ucap Asha sambil mengusap rambut istrinya.

.

.

.

Baryu menyipitkan matanya saat melihat tujuan sang kakak kali ini.

"Ini 8 jam perjalanan "

"Memang "

"Terus Gue harus menyetir?!"

"Iya, Gue ga pinter nyetir malem, dan Lu adalah pembalap yang handal. Gue  percaya kita akan sampai lebih cepat"

"Ga mau," ujar Baryu karena ia juga malas untuk menyetir. Baryu berbalik   tetapi baru akan melangkah, langsung ditahan oleh asha

"Lu besok libur, kan?"

"Terus?"

"Anggep jalan jalan-jalan," bujuk Asha namun Baryu kembali melangkah dan lagi - lagi ditahan oleh Asha.

"Oke, anggep aja ini permintaan keponakan lu"

"Yang hamil kan kakak ipar, bukan lu."

"Lu lupa apa yang papah pernah ngomong ?" Baryu berusaha mengingat tapi tidak ada jawaban yang terlintas dalam otaknya .

"Dulu waktu mamah kita hamil, yang ngidam papah, jadi kali ini Gue juga sama." Baryu dengan berat hati kini menghadap kakaknya.

"Emang gimana rasanya?"

"Gue benar - benar pengen makan itu sekarang, Gue udah nahan dari tadi sore."

Baryu memicingkan matanya pada Asha. "Ini bukan Lu yang pengen, Kan? jangan - jangan emang Kakak aja yang pengen makan itu."

"Gue berani sumpah!" Melihat kakaknya sepertinya sungguh - sungguh, akhirnya Baryu mau juga mengantarkan kakak nya itu.

.

.

.

Asha terlihat sumringah saat membuka sabuk pengaman mobil yang ia kenakan, sedangkan Baryu telah hampir 6 jam kebalikan dengan saudaranya itu.

"Udah gue bilang, kalau lu yang nyetir pasti bisa lebih cepat"

"Besok kalau gue ngidam, Lu harus janji ngabulin  permintaan Gue!"

"Tenang aja, kakak mu ini akan membantu mu."

Asha segera turun dari mobil dan menuju tempat makan tersebut, disusul Baryu yang sepertinya sangat ingin tidur.

"Pulang gantian nyetir," ujar Baryu pada Asha.

"Gue ga mau nyetir"

"Gausah gila, jangan bilang itu kemauan keponakan gue?" Asha mengangguk sambil tersenyum. Baryu hanya bisa memegang kepalanya karena tak percaya ini benar benar menjengkelkan.

Namun tiba tiba sebuah ide terbesit dalam pikiran Baryu.

.
.
.

William baru merapikan kemejanya dan bersiap check out dari hotel, namun ia terhenti saat pesan dari Baryu masuk.

'tolong datang kemari, aku tak bisa menyetir balik, kakak mu tadi sangat menginginkan makanan ini, tapi karena perjalanan cukup jauh aku tak bisa menyetir pulang'

Karena kebetulan berada di lokasi yang sama, William percaya saja pada pesan kakak iparnya itu, lagi pula dia juga sudah lama tak bertemu dengan kakak nya.

William mengirim pesan pada sekretarisnya untuk menggeser sementara jadwalnya.
.
.
.

Asha yang melihat William benar benar tak percaya, adiknya baru saja membohongi adik iparnya sendiri. William membungkuk dan memberi salam pada Asha.  Dengan pandangan seperti berkata 'dasar gila' hanya dibalas Baryu dengan senyuman.

"Maaf ya ngerepotin"

"Ah gapapa, kebetulan aku juga lagi ada acara disini "

"Tolong bantuan nya" ujar Baryu memberikan kunci mobilnya pada William.

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang