[Dentama Family] masuk ke 10 bulan

279 20 4
                                    

Johan membuka pintu, dan Lio menghampiri dirinya dengan merangkak penuh senyum. Yoland hanya menunggu di belakang untuk melihat apa yang diinginkan putranya.

"Paa paa," ucap Lio kini berhenti dan berusaha berdiri sendiri. Mata Johan langsung membulat karena baru kali ini putranya berdiri sendiri tanpa bantuan siapapun.

Lio yang berusaha melangkah langsung kehilangan keseimbangan, tentu Johan dengan sigap menangkap putranya.

"Anak papah udah bisa sendiri ya? Pinter banget." Johan langsung menggendong dan mencium Lio dengan gemas. Lio tertawa senang dalam gendongan Johan.

"Kapan dia bisa berdiri sendiri?" tanya Johan pada istrinya, ia rasa sang istri sengaja merahasiakan perkembangan baru Lio dan membiarkan dirinya terkejut.

"Tadi pagi pas kamu pergi kerja, dia tiba-tiba berdiri sendiri." Yoland kini berusaha menggendong Lio, tetapi anaknya itu tidak mau dan memilih menempel pada ayahnya.

"Adek, papah baru pulang kerja, masih cape." Lio tidak peduli dan seperti menyuruh ibunya untuk pergi. Johan tertawa dengan sikap putranya.

"Udah gapapa, biar aku main sama Lio dulu." Alhasil Yoland membiarkan Lio dalam gendongan Johan. Tangan kecil Lio menarik narik - narik dasi ayahnya.

"Kamu dah makan belum?"

"Belum," jawab Johan kini mengendurkan dasi lalu memberikan pada Lio.

"Suapin dong," sambung Johan sambil memberikan kecupan di pipi Yoland. Julio yang melihat ayahnya langsung memukul pipi Johan dengan tangan kecilnya.

Johan tidak marah malah tersenyum pada Lio, Johan kemudian mencubit hidung kecil Lio.

.

.

.

Lio terlihat tidak dapat memasangkan puzzle di depannya. Ia mulai mengoceh dan membuat Johan tertawa.

"Sini, papah pasangin." Lio memberikan bagian puzzle pada tangan ayahnya.

"Nih, liat." Lio memperhatikan dengan seksama saat Johan memasangkan ke bagian yang benar. Bayi kecil itu langsung bertepuk tangan membuat Johan juga ikut bertepuk tangan.

"Makan dulu," Yoland datang sambil membawa sepiring makanan. Ia duduk di sofa tepat di belakang sang suami.

"Buka mulutnya." Johan langsung membuka mulut dan menerima suapan dari istrinya.

Lio melihat ke arah ayahnya saat disuapi. Dia kemudian berdiri sambil bersandar pada tubuh sang ayah.

"AAA...," ucap Lio sambil membuka mulut, dia seolah meniru Johan. Lio masih membuka mulut tetapi Yoland terlihat tak kunjung menyuapi putranya.

"Ini pedes sayang." Johan langsung mengusap rambut putranya yang sedang kesal.

"Coba aja suapin." Akhirnya mulut kecil itu mendapatkan makanan seperti sang ayah. Tidak lama, Lio terlihat tidak dapat menahan pedas dia menjulurkan lidahnya.

"Kan pedes, udah mamah bilang."

"Huu haah!!" Johan tertawa walau juga kasihan, tetapi anaknya ini tidak akan mengerti jika mencoba langsung.

"Nen sini nen," ucap Yoland langsung menaruh piring di meja dan mengangkat tubuh Lio.

Pada akhirnya, Johan makan dengan tanganya sendiri sambil melihat putranya yang ada dalam pangkuan sang istri.

Tangan Johan menyentuh kaki kecil Lio, ia berpikir untuk membelikan sepatu untuk putranya itu.

.

.

.

🦌 Hari ini Lio bisa sendiri sendiri! Dia sangat menggemaskan!

🍒Lihatlah ayah muda ini.

🌹Selamat! Awal hidup melelahkan.

🐙 Oh benarkah? Pasti sangat lucu.

🦌 Aku tidak sabar melihat Lio bisa berjalan.

😇Kalian sungguh brisik di jam 12 malam.

🦌Wow, manusia ini belum tidur.

🐙Hanya ada 2 alasan, lembur / minum-minum.

😺Gallan lembur? Dia pasti sedang minum.

😇 LEMBUR BANGSAT!

🌹 SS, Kirim ke istrinya!
🍒 Semoga dua putranya tidak meniru ayahnya ini.

🦌 HAHAHA

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang