[Baryu Family] ketika baby ditanya kucing makanya apa

183 15 19
                                    

Baryu duduk di sofa dan mengambil iPad-nya. Ia penasaran dengan game edukasi yang baru di luncurkan oleh Johan. Mengenalkan hewan dengan makanan-makanan mereka adalah game sederhana untuk anak-anak.

"Papah! Aku pulang!" sapa anak 2.5 tahun dalam gendongan pamannya. Baryu langsung menengok ke belakang dan tersenyum.

Leno meminta turun lalu membawa kantong plastik putih sambil berlari ke arah ayahnya. Baryu terlihat penasaran dengan apa yang dibawa oleh putranya.

"Itu apa?"

"Ayam!" William yang juga datang menghampiri kakak iparnya membenarkan perkataan Leno.

"Papah itu apa?" Leno terlihat penasaran dengan gambar panel di tangan Baryu. Ia meletakan kantong di atas meja lalu berusaha mengintip gambar tersebut.

"Game-nya om Johan." Baryu langsung mengangkat tubuh Leno dengan satu tangan dan memindahkan ke pangkuannya.

"Bukanya studio dia khusus game RPG?" tanya William penasaran sambil mengambil kotak dalam kantong plastik yang dibawa leno

"Beda studio kayaknya, habis istrinya hamil lagi dia bikin studio khusus buat anak-anak, game sama animasi buat edukasi."

Saat dua orang itu mengobrol, Leno sudah memencet banyak menu di dalamnya, karena belum bisa membaca dia melakukanya dengan asal.

"Papah monyet!" William dan Baryu sama-sama kaget, karena ditatap ayah serta pamannya, Leno lalu menunjuk ke layar.

"Ohh...," ucap dua pria ini bersamaan, mereka sudah berpikir buruk jika bayi kesayangan ini menggunakan kata umpatan.

"Iya itu monyet, monyet makanya apa?"

"Pisang."

"Mana yang gambar pisang? Coba tunjuk." Leno menunjuk gambar pisang.

"Monyet suaranya kayak apa?" Leno berusaha menirukan suara monyet yang pernah ia dengar saat sang ibu mendongengkan.

"Coba bener ngga ya?" Baryu menekan gambar monyet dan terdengar suara rekaman monyet.

Karena benar Leno bertepuk tangan, tentu saja William juga ikut bertepuk tangan karena kelucuan Leno.

"Coba ke slide berikutnya."

"Monyet lagi?" Leno terlihat bingung.

"Bukan sayang, itu simpanse."

"Tapi mirip."

"Coba liat ke slide tadi, ada ekornya engga." Leno kembali ke slide berikutnya, ia mengangguk.

"Nah kan beda."

.

.

.

Baryu duduk di pinggir lapangan sambil meminum air mineral di botol.  Ia rasa stamina miliknya lebih cepat habis dibanding dulu. Bermain basket  beberapa menit rasanya sudah lelah.

"Habis jadi bapak-bapak kok kayaknya tenaga gue cepet habis ya?"

"Udah tua," ucap Gallan sambil menikmati angin di sebelah Baryu

"Gausah ngomongin tua." Baryu,Gallan serta Johan langsung tertawa mendengar Joddy yang lahir di awal tahun ini protes.

"Oiya nih tadi sisa anak-anak," Gallan mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi biskuit buatan istrinya.

"Astaga kita dikasih sisa," ledek Johan yang ada di paling ujung.

"Kalau ga mau gausah." Tentu saja itu hanya bercanda, mereka semua menyukai masakan dari istri Gallan.

"Eh Johan, lu bisa ga buat game semi kayak petualangan yang dimainin 2 player buat anak-anak?"

"Ha?" Johan terlihat bingung dengan permintaan Baryu.

"Ini bapak mau meracuni anak biar demen nge-game." ucap Joddy merasa Baryu ingin menjadikan Leno sama dengan dirinya.

"Ya bisa aja sih, tapi lu invest lah, masa minta doang."

"Ya ntar gue invest, berapa?"

"Ya nanti gue kirim nominal."

Karena membicarakan tentang game, Gallan teringat sesuatu.

"Kemaren gue nyoba game lu, bini gue ribut sama dua bocil."

"Lah kenapa?" tanya 3 manusia ini bersamaan.

"Kucing makan apa?"

"Ikan?" jawab Joddy dengan cepat.

"Si Rega bilang merek makanan kucing, tapi ada yang lebih aneh, si Juan jawabnya rumput! gara-gara dia liat kucingnya Aren makan rumput!" Mereka tau anak terakhir Gallan sedikit unik, sehingga tidak terlalu kaget.

"Eh tapi, Leno juga kemaren kayak Rega, soalnya dia sering kasih makan kucingnya si Cia."

.

.

.

"Kucing bunyinya apa?"

"Miaaw!"

"Makanya apa?"

"Whiskas!"

"Engga dong,"

"Iya! Tante Cia kalau suruh aku kasih makan Cici itu pake whiskas!"

"Sayang, kucing itu masuk karnivora, jadi makanya ya daging-dagingan, whiskas itu merk makanan kucing, tapi isi kandungnya gitu."

Leno hanya mengangguk-angguk,tetapi mukanya seperti berpikir sesuatu. Tiba-tiba tangan kecil itu menunjuk pada sang paman.

"Berarti om karnivora?" Wajah William terlihat bingung, sambil menguyah ayam goreng ia kemudian melihat paha yang ada di tanganya.

"Manusia omnivora."

"Ahh pusing!"

Short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang