Menikmati liburan, Johan dengan keluarga kecilnya kini menikmati pijat refleksi di satu ruangan. Johan yang berada di tengah melihat ke arah kanan di mana putranya sepertinya tertidur karena nyaman dengan pijatan yang diberikan. Lio nampak sangat tenang dalam tidurnya membuat senyum di bibir Johan mengembang.
"Putra Anda sepertinya mirip dengan Anda," ujar pemijat yang melihat Johan nampak memperhatikan bagaimana satu ayah ini melihat ke arah putranya.
"Benarkah?" jawab Johan melirik ke arah kiri dimana sang istri juga sama dengan Lio yang kini memejamkan mata.
Lio memiliki sisi yang menggemaskan dari mamahnya. Dulu ia sangat mirip dengan mamahnya, tapi mulai dewasa sepertinya Lio mulai terlihat mirip dengan Johan.
.
.
.
Lio mengekor di belakang mamahnya, mereka menuju tempat untuk makan setelah melakukan pijat refleksi. Johan yang berjalan paling belakang mengingat kenangan lama.
Ia mengingat saat dulu pergi ke tempat ini sendiri, karena keluarganya sibuk. Lalu ia bertemu dengan Joddy dan mereka menggunakan tempat ini untuk berlibur. Semakin dewasa Johan datang ke tempat ini dengan para sahabatnya.
Johan pikir mungkin akan berhenti di sana, ia tak pernah berpikir untuk menikah. Alasan nya adalah orang tuanya. Ia tak ingin menjalani pernikahan seperti mereka.
'jika aku menikah apakah aku akan seperti mereka'
Begitulah Johan dulu berpikir, sampai Joddy mengatakan bahwa dirinya berbeda dengan orang tuanya. Perlahan Johan mulai kembali terbuka dan bertemu dengan seseorang yang membuatnya ingin hidup bersama.
Setelah menikah, beberapa kali Johan datang ke tempat liburan bersama istrinya. Sebuah takdir yang cukup berat, membuat Johan menyusun keping dirinya untuk tidak berharap akan adanya anak di kehidupan ia jalani, ia telah siap bahwa hidup bersama dengan wanita yang ia cintai itu cukup.
Tapi Lio hadir bagai satu bagian puzzle yang lama hilang dalam diri Johan.
Pertama kali jemari kecil Lio menyentuh jemari Johan, detik itu Johan tau bahwa Tuhan mengembalikan bagian dirinya yang hilang.
"Pah... jalannya buruan," ujar Lio membuat Johan berhenti dari pikiran masa lalunya.
"Kamu laper banget?"
"Banget,"
Johan langsung berjalan cepat dan merangkul pundak Lio seperti seorang teman, sedangkan satu tanganya menggandeng tangan sang istri dengan lembut.
" Hari ini adek yang traktir? kata mamah kamu dah dapet bayaran sendiri."
"Ih ...masa aku?" Wajah Lio langsung tidak setuju.
"Mamah yang traktir." Johan dan Lio langsung melihat ke arah satu orang.
"Jangan!" ucap keduanya kompak.
"Aku tuh bukan pengangguran!" ucap Yoland merasa kedua orang ini berpikir kalau ia tak memiliki uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
FanfictionKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak