❗Ada sedikit adegan dewasa, jika merasa kurang nyaman silahkan tidak melanjutkan.
.
Gallan mengetuk-ngetuk gelas kopinya sambil melihat ke langit yang sedikit mendung. Willy terlihat santai meminum kopinya, ia tersenyum karena adik iparnya terlihat marah dengan rumor yang baru menyebar di kantor.
"Lu bilang mau bantuin gue? Tapi kayaknya masalah ini makin runyam, lu beneran mau bantu gue ga sih?!"
Gallan kini menatap Willy dengan tajam, ia sudah pernah bercerita tentang seorang wanita yang mengejarnya, dan kini malah membuat scandal besar di kantor dengan menyebarkan tentang perselingkuhan.
"Mau gue anak pemilik perusahaan, gue ga bisa nendang orang seenaknya, walau sebenarnya bisa aja sih."
Gallan berdecak kesal."Lu beneran mau bantu gue ga sih?"
Willy menghela napas sejenak. "Tenang aja, gue ga bakal buat masalah berlarut, lagian gue harus bunuh dua burung dalam satu lemparan, jadi sabar aja."
"Lu mau gue sabar? Gimana nasib pernikahan gue sama adik lu?!" Willy dengan tawa mengejek tidak habis pikir dengan kelakuan adik iparnya.
"Jujur aja, gue yakin adik gue pasti udah peringatin lu kan? Tapi kayaknya lu yang buat masalah sendiri." Willy menepuk pundak Gallan agar adik iparnya ini sedikit mengingat siapa yang ia nikahi.
Gallan terdiam. Ia teringat dalam beberapa tahun belakangan Serin mengingatkan dirinya untuk tidak terlalu baik pada bawahannya. Gallan terlihat menyesali karena sikapnya sendiri.
.
.
.
"Udah dimulai ? Kayaknya ga sopan kalau kita ga kirim hadiah balasan secepatnya." ucap Serin sambil mengakhiri olahraga yoganya. Sudut bibir Serin sedikit terangkat, tetapi wajahnya kembali biasa saat mendengar langkah kaki anak-anak.
"Mamah! Mamah!" teriakan dua putranya membuat serin melepas airpods dari telinganya.
"Kenapa sayang?" Juan dan Rega langsung menunjukan berudu yang mereka tangkap dalam toples di tangan Rega.
Sorot mata anak 5 tahun ini seolah meminta pujian dari ibu mereka. Serin yang paham tetapi juga pusing karena tingkah dua anak ini kadang ada-ada saja, membuat Serin memberikan cubitan di pipi keduanya.
"Pinter banget yah, tapi sayang... kalian tau itu apa ngga?"
"Ikan!" jawab keduanya kompak, suster penjaga Rega dan Juan tersenyum canggung di belakang kedua anak ini.
"Nanti itu jadi katak." Mendengar kata tersebut, Juan serta Rega saling menatap.
"Iiieww" ucap keduanya seolah jijik dengan hewan tersebut padahal terakhir kali mereka berdua juga berburu katak.
"Maaf Bu, harusnya tadi saya larang kakak sama adek," Rega dan Juan melihat ke arah penjaga mereka.
"Gapapa, lagian juga ga bahaya." Rega memberikan toples itu pada penjaganya.
"Buat sus Eti."
"Rega." Rega kembali mengambil toples tadi lalu menarik tangan adiknya.
"Aku mau balikin!!!" Mereka berdua pergi sambil tertawa bersama. Tentu saja sus Eti segera mengikuti dua anak tersebut.
Serin hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah putranya. Setelah itu ia baru sadar ulah PPsatu lagi lelaki pembuat ulah di rumah ini.
.
.
.
Sampai di rumah Gallan langsung di todong dengan dua pedang mainan. Pelakunya tentu saja dua putranya yang kini semakin tumbuh besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
FanfikceKumpulan cerita pendek kehidupan keluarga anak anak 95LTEKNIK memulai kehidupan keluarga kecil mereka. *Dapat dibaca secara acak karena timeline waktu bersifat acak