Ending

1.1K 20 9
                                    

######

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

######

Dorr

Dorr

Suara tembakkan mengemas diseluruh ruang yang penuh dengan mayat yang tergeletak tak bernyawa, bahkan ada yang sekarat.

"O-oppa - s-sarange." lirih seorang gadis yang berlahan memejamkan matanya, Suga menagis terseduh memeluk kekasihnya.

"Hikss, ku mohan bangun, BANGUN ZOYA?! B-bangun." Suga menepuk pipi kekasihnya dengan telapak tangan yang penuh darah, bahkan bibir pria itu terlihat bergetar ketakutan.

"Pliss bangun Zoya, Hikss." Suga merengkuh erat kekasihnya yang kini sudah tidak bernafas.

"Hahahha, BUNUH MEREKA SEMUA?!" Teriakan kencang seorang pria tertawa terbahak-bahak sambil memebaki peluru dengan asal.

Dor

Jleb

Seorang tergeletak kembali dengan penuh darah dan belati yang menancap tepat di jantung nya. Xandra tersenyum sipul melirik sekilas kekasihnya yang kini menatapnya sendu.

Jin bersembunyi dibawah meja yang tertutup oleh kain putih, bahkan pria itu menutup mulutnya rapat dengan isak tangis saat melihat Xandra tertusuk tepat tak jauh darinya.

"Hikss,,,, aku harus apa? X-xandra k-ku t-tlah tiada." batin Jin menagis terseduh memeluk lututnya sendiri.

Air mata Xandra mengalir deras, lalu mata indah itu tertutup berlahan dengan senyum manis yang terukir.
"Maaf, aku tak bisa memelukmu saat kau ketakutan. A-aku m-enyanyangimu O-oppa." lirih terbatah Xandra saat mengucapkan kata terakhir.

"Oppa, pergilah sebelum mereka menembakmu?" sentak Xania pada kekasihnya saat seorang pria berjubah hitam berjalan kearah mereka.

NamJoon menggeleng," tidak. Aku tidak mau meninggalkanmu." ujar pria itu yang membuat Xania sekuat tenaga mendorong bahu kekasihnya untuk menjauh.

Dor!!

NamJoon memeluk Xania erat dan satu tembakkan itu mengenai mereka berdua. Darah bercucuran hebat, mereka berdua tersenyum lalu memejamkan mata untuk selamanya.

"A-aku berjanji untuk menemuimu, jika kau terlahir kembali, Xania." batin pria itu sebelum menutup matanya.

"Vania lo harus kuat van? Lo pasti bisa, hikss,,, " tangis Chelsy memeluk Vania yang tergeletak penuh darah di pelukanya.

"L-lo h-arus p-ergi s-ebelum m-ereka n-embak l-lo, C-chelsy." ucap Vania tersedat-sedat. Dan Chelsy yang menagis, menolak.

Gadis itu ingin menemani Vania walaupun ia harus mati sekalipun. Chelsy merasa bersalah sebab tembakkan itu seharusnya untuknya, tapi Vania dengan berani menolong sahabatnya itu.

"Gue nggk mau ninggalin lo Vania, gue nggk mau, hikss." gumam Chelsy memeluk erat Vania kedalam pelukanya.

Gadis itu semakin mengencangkan tangisan yang saat melihat wajah Vania yang pucat bahkan matanya sudah menutup rapat.

My Husband Transmigrasi  ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang