Vote sebelum baca 🌟
Awalnya saja Erika merasa berterima kasih atas pertolongan Kelvin, tapi setelah itu ia menyesal.
Kenapa?
Tentu saja karena sikap nyeleneh Kelvin kembali keluar.
Pria itu memaksa Erika ikut bersamanya ke pantai. Padahal Erika sudah menolak dengan alasan banyak tugas, lelah, kelaparan, pusing, dan berbagai macam alasan lainnya.
Namun, pada akhirnya, Erika tetap kalah. Erika tidak bisa membantah keinginan Kelvin. Erika tetap diseret ke pantai.
"Gue gak bisa lama-lama loh ya. Tugas proposal Metosa bab 3 gue belum dibuat."
"Iya, sayang. Gak lama kok."
"Langsung pulang setelah matahari terbenam."
Pria itu mendengus pelan. "Iya, iya." Jawabnya tak rela.
"Daripada bahas pulang terus, lebih baik kita makan dulu. Lo mau makan apa?"
"Ayam geprek."
"Minumannya?"
"Teh es."
Kelvin mulai memesan sedangkan Erika memilih menatap laut.
Gadis cantik itu tersenyum melihat betapa indahnya lautan. Air berwarna biru, ombak saling kejar-kejaran, dan pasir yang dipermainkan air laut.
Sudah lama Erika tidak main ke pantai lantaran terlalu banyak tugas.
"Mau main air?" Tawar Kelvin yang peka melihat keantusiasan Erika.
"Gak. Gue mau nikmatin keindahannya dari sini saja."
Kelvin bertopang dagu. Menatap lurus wajah Erika. "Kenapa harus ditahan kalau bisa menikmatinya secara langsung?"
"Menurut Lo?"
"Gak tahu. Makanya gue nanya."
Erika berdecak pelan. "Gak semua hal indah harus dinikmati secara langsung. Terkadang, mengagumi dalam diam justru lebih baik supaya gak merusak keindahannya."
"Mengagumi dalam diam saja gak membuat perasaan menjadi puas." Tandas Kelvin.
"Gak semua hal harus memuaskan kita." Sahut Erika bijak sehingga membuat Kelvin terdiam.
Gadis cantik itu sedikit tersentak kala hp nya bergetar. Segera mengambil hp di dalam saku celananya dan membaca pesan yang masuk.
Ternyata Kana lah yang mengirimkan chat padanya. Temannya itu menitip makanan. Biasalah. Anak kos memang selalu begitu.
"Siapa?"
"Teman."
"Cewek atau cowok?"
"Cewek."
"Oh."
Erika mendelik melihat sikap posesif Kelvin. Nada cemburu pria itu terdengar begitu jelas sehingga siapapun bisa langsung menyadarinya.
Jujur, Erika tidak menyukai pria posesif karena ia sudah tahu tabiat pria posesif setelah melihat cerminan di pacar Kana. Tabiat yang sangat menyebalkan dan menjengkelkan.
Kana selalu dilarang-larang oleh sang pacar. Tidak boleh keluar malam apapun alasannya bahkan jika itu untuk membuat tugas kuliah, tidak boleh mengobrol dengan orang lain saat mereka sedang berdua, tidak boleh melakukan hal lain saat sedang berdua, dan tidak boleh mengobrol dengan laki-laki.
Sebagai penonton, Erika jadi membenci tipe cowok posesif.
Erika sering kesal melihat tingkah pacar Kana. Terlebih lagi saat Erika ingin bertanya masalah tugas, tapi Kana mengabaikannya karena larangan sang pacar. Ia bahkan sering mendoakan mereka supaya putus akibat terlampau kesal.
Akan tetapi, hal yang paling parah daripada itu adalah sikap Kana yang selalu mematuhi perintah sang pacar.
Erika tak habis pikir melihat sikap patuh Kana. Ingin membantu Kana supaya bisa membangkang sedikit.
"Kenapa melamun, sayang? Apa yang Lo pikirkan?"
Erika mengendikkan bahu acuh. "Gak ada."
"Bohong!"
"Memang." Sahut Erika santai. Membuat Kelvin memijit pangkal hidungnya kesal.
"Tahu gak sih? Kadang gue tuh pengen gigit Lo saking kesalnya dengan tingkah nyebelin Lo itu." Cetusnya.
"Gue nyebelin? Gak salah?" Sergah Erika. "Padahal Lo yang nyebelin, tapi malah membalikkan fakta." Ketusnya.
"Trus kenapa? Mau gigit gue juga? Silahkan. Nih, gigit aja." Ledek Kelvin sembari mengarahkan tangan kanannya ke Erika sedangkan Erika memutar bola mata malas.
"Ogah!"
Bersambung...
24/3/23
GAPAPA GAK KOMEN, ASALKAN VOTE😀
Jadi, silahkan di vote dulu bagi yg belum pernah vote.
Ngasih vote itu gak butuh waktu lama kok xixi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Ignore Me!
RomanceKehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria gila di dalam hidupnya. Merenggut kehidupan membosankannya dan menggantinya dengan kehidupan menegangkan. Ancaman, paksaan, dan keposesifan selalu menghiasi harinya semenj...