Vote sebelum baca 🌟
Dua orang perempuan terlihat tengah menikmati waktu jam istirahat kedua mereka di taman. Ditemani berbagai macam cemilan dan teh es.
Keduanya tampak begitu santuy. Melepas penat setelah disibukkan bekerja.
Mereka saling terdiam karena disibukkan oleh kegiatan masing-masing.
"Ka, gue punya cara biar si Kelvin nyerah sama Lo." Celetuk Kana.
Erika yang sedang asik ngemil sontak menghentikan kegiatannya dan memusatkan perhatiannya ke Kana. "Gimana caranya?" Tanyanya tertarik.
"Cari cowok baru sebagai tameng Lo. Kebetulan, teman cowok gue jomblo dan pengen dikenalin ke Lo. Dia juga ngajak kita main. Mau nyoba gak?" Tawarnya.
Rupanya Kana sibuk main hp dari tadi karena sedang menyusun strategi.
Erika hargai perubahan Kana.
"Coba aja deh dulu. Siapa tahu nanti Kelvin nyerah lihat gue bareng cowok lain." Jawab Erika meskipun tidak yakin kala teringat kegilaan Kelvin. Pria itu bahkan mengancam akan bunuh diri tanpa merasa ragu sedikit pun.
"Oke." Kana tersenyum lebar. Lanjut main hp dan mengetik penuh semangat.
Erika tersenyum geli melihat hal tersebut. Lantas, menyibukkan diri lagi dengan makanannya.
Gadis itu nyaris tersedak ketika melihat siluet Kelvin dari kejauhan. "Gue pergi dulu, Na. Ada Kelvin." Paniknya.
"Buruan masuk gih! Sembunyi di kamar mandi biar dia gak bisa nemuin Lo." Sahut Kana ikutan panik.
Erika segera berlari masuk ke dalam kantor dan bersembunyi di kamar mandi seperti perkataan Kana. Tak lupa pula membawa cemilannya karena perutnya masih lapar.
Begitulah keseharian Erika selama beberapa hari belakangan ini ... Menghindari Kelvin.
****
Waktu jam pulang, Kelvin menunggu Erika di gerbang kantor sehingga mengakibatkan Erika tertahan di dalam ruangan.
Erika ragu. Antara keluar atau tidaknya.
Tapi ... Kalau keluar, Kelvin akan mengganggunya.
Kalau tidak keluar, masa dia menginap di kantor?
"Susah juga menghindar darinya." Komentar Kana lelah.
Erika menghela nafas panjang. "Iya. Dia tuh gigih banget tahu kalau udah menetapkan sesuatu menjadi targetnya." Desahnya frustasi.
"Duh, gimana ini? Kos dan kantor kalian pun berdekatan. Lo gak bisa menghindar terus-terusan darinya. Atau, mau pindah kos aja?" Tawar Kana.
"Percuma, Na. Dia pasti ikutan pindah." Keluh Erika.
"Iya juga sih."
Kedua gadis itu merenung.
"Kok kalian belum pulang?" Tanya Pak Bima heran. "Udah boleh pulang loh."
Keduanya menyengir. "Bentar lagi kami pulang, pak. Bapak sendiri kok belum pulang?"
"Bapak sedang buat laporan."
Erika dan Kana manggut-manggut pelan.
"Kana, Erika. Kita pulang bareng ya. Kebetulan kakak mau nunggu bus di dekat kos kalian sambil beli sesuatu. Kalian mau 'kan nungguin kakak sebentar?" Ajak Siska. Salah satu pegawai bagian IKP.
Erika mengode Kana untuk menerima tawaran tersebut.
"Iya, kak."
Erika pun berhasil menghindar dari Kelvin untuk kesekian kalinya.
Lihat bukan? Tidak ada yang mustahil asalkan ada seseorang yang membantunya menghindari Kelvin.
****
Malam harinya, Erika telah siap pergi dengan cowok yang hendak dikenalkan Kana.
Erika hanya memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik serta merapikan alis tebalnya. Bajunya pun juga biasa saja.
Entah kenapa, Erika mendadak malas berdandan. Padahal biasanya Erika paling suka berdandan sebelum pergi ke luar.
Kaki Erika sedikit berat melangkah keluar dari kos. Jiwa magernya kambuh. Ingin rebahan sepuasnya di dalam kamar, namun sudah terlanjur berjanji ke Kana. Bahkan semua orang sudah menunggunya di bawah.
Kala hendak menuruni tangga kos, Erika melihat Kelvin di sebrang balkon dan menatapnya tajam. "Mau ke mana?"
Erika mengabaikan pertanyaan Kelvin.
"Percuma, sayang. Lo gak akan bisa pergi bareng cowok itu karena dia udah pergi." Kekeh Kelvin senang.
Bertepatan dengan itu, Kana muncul di depan Erika. "Teman cowok gue udah pergi karena ditonjok Kelvin. Jadi, kita gak bisa double date, Ka." Jelasnya.
Erika sontak menatap Kelvin sedangkan Kelvin menyeringai senang. "Good night, sayang. Semoga mimpi indah." Berlalu masuk ke dalam kosnya tanpa merasa bersalah sedikit pun. Meninggalkan Erika yang menghentakkan kaki kesal.
"Shit! Nyebelin banget tuh cowok."
Kana menepuk pundak Erika pelan. "Sabar, Ka."
"Gimana gue bisa sabar kalau Kelvin selalu menganggu kehidupan gue?" Gumam Erika sambil mengigit jarinya, menahan kekesalan dalam dirinya.
"Eh, gue pergi dulu ya. Mau malming bareng ayang karena udah terlanjur janji." Ringis Kana sedikit tak enak hati.
"Iya, pergi aja daripada cowok Lo marah ke gue."
Erika tahu betapa posesifnya pacar Kana.
Tak jarang keduanya bertengkar jika perhatian Kana terbagi ke hal lain. Apalagi sampai membatalkan janji. Entah semarah apa nantinya pacar Kana ke Kana.
Erika tidak ingin sahabatnya terlibat dalam masalah karena dirinya.
"Mau nitip makanan gak, Ka?"
Erika menggeleng.
"Yakin? Gak mau nitip roti bakar? Nasgor? Martabak? Atau mie pedas?" Goda Kana.
Erika mulai tertarik membeli makanan tapi ia berusaha menghilangkan nafsu sesaatnya. "Gue masih kenyang banget, Na. Gak sanggup makan lagi."
"Oke. Gue pergi dulu ya. Hati-hati di kos. Kalau Kelvin nekat menerobos masuk ke kos, teriak aja." Nasihat Kana.
Bersambung...
29/4/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Ignore Me!
RomanceKehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria gila di dalam hidupnya. Merenggut kehidupan membosankannya dan menggantinya dengan kehidupan menegangkan. Ancaman, paksaan, dan keposesifan selalu menghiasi harinya semenj...