Part 49📍

8.5K 648 2
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Di dalam ruangan, hanya bunyi ketikan yang terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam ruangan, hanya bunyi ketikan yang terdengar.

Dua orang perempuan tampak fokus ke layar laptop masing-masing.

Mereka sibuk membuat laporan magang walaupun magang mereka masih tersisa 17 hari lagi.

Waktu yang cukup lama, dimana biasanya Erika selalu berleha-leha.

Namun, kali ini Erika menjadi anak rajin akibat termotivasi melihat Kana membuat laporan magang.

Selain itu, membuat laporan bisa menghilangkan rasa bosannya di tempat kerja. Yah, meskipun otaknya menjadi tumbal. Dipaksa berpikir keras.

"Udah jam 12 ini, gak istirahat kalian?" Celetuk Pak Bima mengingatkan.

"Iya, pak. Ini mau pulang." Cengir Kana.

"Rajin-rajin ya, kalian. Dari tadi bapak lihat kalian selalu fokus membuat tugas." Puji Pak Bima.

'Mau gimana lagi, pak. Terpaksa rajin supaya gak ngulang magangnya.' Sahut Erika dalam hati. Membiarkan Kana yang menjawab semua pertanyaan Pak Bima.

Setelah selesai berbasa-basi sedikit, keduanya keluar dari kantor.

"Na, capek gak sih?" Gumam Erika kala sudah jauh dari kantor. 

"Capek banget, Ka."

"Bolos yok siangnya." Ajaknya penuh semangat. "Lagipula biasanya kan banyak orang yang gak masuk setelah jam istirahat. Tugas kita juga gak ada lagi." Menambah sedikit godaan supaya pendirian Kana si anak rajin menjadi goyah.

"Wah, wah, wah. Udah mulai nakal Lo ya. Tapi, hayuk lah. Gue juga capek masuk siang."

Erika tersenyum lebar telah berhasil merayu Kana. "Yes! Bisa rebahan di kos."

Kana menggelengkan kepala heran. "Rebahan mulu pikiran Lo."

"Maklum, gue remaja jompo. Mudah sakit pinggang."

"Minta pijit ke Kelvin gih biar gak sakit pinggang lagi." Ledek Kana sambil menunjuk Kelvin yang setia menunggu Erika di depan gerbang.

Erika bergidik ngeri. "Gak mau ah. Takutnya dia gak cuma mijit pinggang gue aja, tapi mijit kemana-mana." 

"Pikiran Lo Astaga." Tawa Erika.

"Ini namanya antisipasi woi! Biar gak ada kejadian hamdul."

Gadis berambut panjang di samping Erika pun mengernyit heran. "Hamdul?"

"Hamil duluan." Jelas Erika hingga membuat Kana meringis.

"Ada-ada aja singkatan Lo."

"Sayang!" Panggil Kelvin ceria ketika menyadari kehadiran Erika. Lalu, berlari menghampiri Erika dan memeluknya manja. "Gue kangen."

"Gak usah berlebihan deh." Decak Erika gemas.

"Jahat Lo, sayang. Gue kangen kok dibilang berlebihan? Emangnya Lo gak kangen gue?"

"Enggak."

"Jahat."

"Emang."

"Sini, gue cium dulu biar sifat jahat Lo hilang." Kelvin memonyongkan bibirnya seperti hendak mencium Erika tapi Erika segera menutup mulut Kelvin dengan map di tangannya.

"Jangan aneh-aneh Lo! Gue tabok baru tahu rasa." Ancamnya geram sehingga membuat Kelvin menyengir polos.

"Ka." Panggil Kana.

"Kenapa, Na?"

"Gue mau pulang ke rumah sama pacar gue. Nih kunci kos dan kunci kamar."

"Ohh oke."

Sekarang, tersisa Erika dan Kelvin saja.

Kelvin sengaja menempeli Erika setelah mengambil alih barang bawaan gadis itu.

"Btw, Vin. Si Allan kemana? Kok gak pernah kelihatan lagi tuh anak?" Tanyanya mendadak penasaran.

"Dia lagi cosplay jadi anak nakal. Datang terlambat, pulang paling awal."

"Berani ya dia."

"Tentu aja berani. Pembimbing lapangan kami gebetannya. Makanya dia suka nyari-nyari masalah biar diperhatiin Bu pembimbing."

Penjelasan Kelvin membuat Erika terbahak. "Ternyata cowok dingin kayak dia pun bisa gila ya kalau udah jatuh cinta." Kikiknya.

"Siapapun bisa gila jika sedang jatuh cinta, sayang. Termasuk gue."

"Tingkat kegilaan Lo mah gak perlu diragukan lagi. " Sahut Erika miris. 

Masih terbayang jelas dalam otaknya bagaimana tingkah Kelvin saat pertama kali bertemu. Mengerikan, menakutkan, dan menyebalkan.

"Tapi ... Sekarang suka 'kan sama kegilaan gue?" Kekeh Kelvin sembari mencolek pipi Erika.

"Gak!"

Kelvin pura-pura mengusap sudut matanya yang tak berair sedikit pun. "Lama-lama, hati gue bisa hancur berkeping-keping, sayang."

"Tenang aja. Nanti gue kumpulin kepingan-kepingan hati Lo dan satuin lagi biar kembali kayak semula."

"Mana ada sesuatu yang hancur kembali seperti semula, sayang. Walaupun terlihat bagus, pasti ada kekurangan di dalamnya." Sanggah Kelvin.

"Iyain aja deh. Malas gue debat."

Bersambung...

firza532

1/6/23

Please, Ignore Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang