Vote sebelum baca 🌟
"Sayang, gue benar-benar suka sama Lo. Gue minta maaf pernah jadiin Lo bahan taruhan dan gue udah batalin dare kok."
Cerocosan Kelvin menghiasi pagi indah Erika menuju tempat magang.
Erika menghela nafas panjang seraya menatap Kelvin lelah. "Lo ngerti gak sih maksud gue?"
"Ngerti, sayang. Lo marah karena gue jadiin taruhan 'kan?"
Erika menggeleng pelan. "Haduh. Biar gue perjelas sekali lagi deh," menjeda ucapannya sejenak sembari menatap Kelvin lurus. "Gue gak marah. Gue bahkan gak peduli Lo deketin gue karena apa. Gue minta putus karena bosan sama Lo. Bosan menghadapi semua sifat pemaksa, posesif, dan egois Lo. Ngerti?!"
Kelvin terdiam sejenak. "Lo bosan sama sifat gue?" Disambut anggukan oleh Erika.
"Kalau gitu, gue bakal berubah. Gue gak akan posesif, egois, dan maksa-maksa Lo lagi. Jadi, kita balikan ya?" Mohon Kelvin.
"Sifat Lo salah satu alasannya. Dan, alasan lainnya sekaligus alasan terkuatnya ... Gue gak punya perasaan ke Lo. Setiap hari, gue hanya merasa tertekan karena memaksakan diri bersama orang yang gak gue suka. Lo paham 'kan?" Tanya Erika pelan namun tegas.
"Gue gak peduli Lo suka ke gue atau gaknya, sayang. Yang penting, Lo harus balikan sama gue."
Gadis berambut panjang itu memutar bola mata malas. "Tadi katanya gak akan maksa-maksa gue lagi, tapi apa buktinya? Lo ngulangin lagi. Sepertinya, mutusin manusia toxic kayak Lo keputusan yang tepat." Mempercepat langkahnya. Meninggalkan Kelvin yang meremas rambutnya frustasi.
Oh, Ayolah! Kelvin hanya ingin bersama Erika. Namun, kenapa sangat susah?
"Sayang, gue capek hidup gini. Gue capek dicuekin. Gue mati aja kali ya?" Kelvin kembali mengancam Erika. Cuma cara itu yang terpikirkan olehnya untuk menarik perhatian Erika.
"Iya, Vin. Mati aja. Soalnya gue juga udah capek menghadapi tingkah absurd Lo."
"Beneran nih? Lo gak akan nyesel gue tinggal mati?"
"Iya, beneran. Tenang, gue gak akan nyesel kok." Lelah rasanya menghadapi ancaman bunuh diri Kelvin untuk kedua kalinya.
Pertama kali diancam, Erika memang merasa takut dan panik.
Kali ini, Erika tidak akan bersimpati lagi. Erika akan bersikap bodo amat.
Lagipula bukankah Kelvin sendiri yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya?
Erika tidak perlu merasa bertanggungjawab atas keputusan Kelvin.
"Jaga diri baik-baik ya, sayang. Gue pergi dulu." Bodohnya si Kelvin berjalan menuju jalan raya. Nekat, sangat nekat.
Untungnya jalanan sedang sepi sehingga pengendara masih bisa menghindari Kelvin.
Erika tak bergeming. Ia malah mengambil hp nya. "Gue izin foto dan rekam dulu ya sebagai dokumentasi. Mau gue jadiin berita karena tugas jurnalistik gue masih sisa satu lagi." Lantas, segera mengambil foto dan rekaman. Membiarkan Kelvin tercengang dan mematung di tempat. "Makasih bahan beritanya, Vin. Gue pergi dulu." Lalu, setelah itu melanjutkan jalannya lagi.
"SAYANG! LO MANUSIA BUKAN SIH? GUE MAU BUNUH DIRI BENERAN. KOK LO GAK CEGAH GUE SIH?" teriak Kelvin kesal sehingga membuat Erika malu.
"Dek, bahaya loh itu. Cepat suruh pacarmu minggir. Lanjutkan saja drama kalian di tempat lain. Jangan sampai merugikan orang lain." Tegur seorang pejalan kaki, semakin membuat Erika malu.
"Maaf, pak. Dia bukan pacarku. Kenal aja gak, pak." Sanggah Erika.
"Gak usah sok gak kenal, dek. Cepat selamatkan pacar bodohmu itu."
"Dasar anak zaman sekarang. Ada-ada aja tingkahnya."
Erika mengambil nafas dalam-dalam. Kemudian, berbalik. Berlari kecil ke arah Kelvin.
Kelvin tersenyum sumringah ke arahnya. Seolah telah menang telak. "Udah gue duga. Lo gak akan tega biarin gue mati gitu aja. Gue yakin sayang, Lo pasti punya sedikit perasaan ke gue, makanya masih peduli."
Erika menghela nafas kasar mendengar kepercayaan diri Kelvin. Diseretnya tangan Kelvin ke tepi jalan sebelum mereka benar-benar ditabrak pengendara lain. "Please, deh. Mati aja pakai acara caper segala. Kalau Lo mau mati, mati diam-diam di tempat sunyi biar gak dilihat dan dihentikan orang lain. Lo bisa pakai cara gantung diri, nyayat semua urat nadi Lo pakai pisau, nusuk jantung Lo pakai golok, menenggelamkan diri di bathub sampai kehabisan nafas, ataupun minum racun," ucapnya panjang lebar seraya memberi saran cara mati paling tepat sedangkan Kelvin melongo mendengar kebrutalan gadisnya.
Bersambung...
1/5/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Ignore Me!
RomanceKehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria gila di dalam hidupnya. Merenggut kehidupan membosankannya dan menggantinya dengan kehidupan menegangkan. Ancaman, paksaan, dan keposesifan selalu menghiasi harinya semenj...