Part 18📍

14.7K 1K 12
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Jawaban Kelvin hari itu tidak memuaskan Erika sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jawaban Kelvin hari itu tidak memuaskan Erika sedikit pun. Masih mencurigai Kelvin meskipun pria itu menjawab tidak.

Bagaimana tidak mencurigai Kelvin jika masih belum menemukan titik terang alasan Kelvin mendekatinya.

Erika tidak bisa mempercayai ucapan Kelvin begitu saja karena sudah khatam membaca ratusan ribu novel dengan berbagai macam kisah percintaan.

"Pstt. Ngelamun aja Lo. Nanti ketinggalan tutorial menggunakan mendeley loh." Bisik Shila membuyarkan pikiran rumit Erika.

"Biarin." Balasnya berbisik.

Shila melongo kaget mendengar jawaban santuy Erika. "Nanti gagal skripsi karena terkendala di daftar pustaka baru tahu rasa." Cetusnya.

"Eh, jangan dong. Ngeri weh. Masa gue jadi mahasiswa abadi akibat masalah sepele itu."

"Makanya dengerin penjelasan ibu," kata Shila gemas seraya memukul bahu Erika hingga membuat gadis itu berdecak kesal.

"Jangan mukul tangan gue. Sakit tahu." Keluhnya.

"Lebay Lo." Ejek Shila. Menghadirkan delikan sinis dari Erika tapi Shila bersikap bodo amat.

Gadis itu pun mengalihkan pandangannya dari Shila. Kembali memperhatikan dosen Menulis Karya Ilmiah di depan yang tengah memberikan tutorial-tutorial menggunakan aplikasi mendeley. Setelahnya, dosen memberikan tutorial menggunakan publish or perish.

Selama mata kuliah berlangsung, Erika berusaha memperhatikan setiap langkahnya dengan serius.

Akan tetapi, sayangnya Erika tertinggal banyak akibat melamun. Alhasil, Erika hanya mengerti sebagian caranya.

Setelah mata kuliah MKI selesai, Erika segera keluar dari kelas. Rupanya Kelvin sudah menunggunya di luar. Ah, lagi-lagi begitu.

Erika berpura-pura tidak melihat keberadaan Kelvin dengan mengambil arah jalan berbeda.

"Sayang!"

"Ka, jangan pulang dulu. Kita latihan sanggar sebentar!"

Kelvin dan Reza serentak memanggil Erika.

"Duh, kenapa harus latihan segala sih?" Gerutu Erika pelan sebelum berbalik.

"Gak bisa skip aja pas gue? Kan gue cuma baca pantun." Nego Erika sesampainya di depan Reza.

"Kita latihan supaya pas tampil penampilan kita bagus dan teratur, Ka." Jelas Reza.

"Oh, oke lah." Ringis Erika tak berani menawar lagi. Takut dicap pemalas. "Dimana latihannya?"

"Kelas ini aja biar gak ribet."

Erika mengangguk mengerti dan mengikuti Reza masuk ke dalam kelas, tapi Kelvin buru-buru menahan tangan Erika.

"Lo gak dengar gue mau latihan?" Cetus Erika seraya berusaha melepaskan cekalan tangan Kelvin.

"Kasih gue waktu bentar, sayang. Gak lama kok." Sahutnya cuek.

Erika menghela nafas panjang. "Kenapa?"

"Lo magang dimana?"

Erika melongo kaget mendengar pertanyaan pria di hadapannya. "Cuma mau nanya itu? Kenapa gak tanya di chat aja?"

"Lo lupa, sayang? Kan Lo cuekin chat gue dari semalam." Sahut Kelvin kesal sedangkan Erika ber-oh ria.

"Jadi, Lo magang dimana? Gue dan teman-teman gue mau daftarin tempat magang kami ke dosen."

Erika menggeleng pelan. "Belum tahu." Jawabnya berbohong lantaran enggan bertemu Kelvin lagi saat magang.

Sebenarnya, Erika sudah menemukan tempat magang. Bahkan sudah mendapatkan lampu hijau untuk magang di sana karena Kana punya keluarga yang bekerja di instansi tersebut.

Erika tidak akan kesusahan mendatangi instansi satu persatu untuk bertanya apakah bisa menerima anak magang atau tidaknya, seperti halnya yang sedang dilakukan teman-teman Erika saat ini.

Erika sangat beruntung, bukan?

Di saat semua temannya panik mencari tempat magang, ia malah tiduran santuy di kos sambil menunggu keluarnya pengantar magang dari kampus.

"Gak yakin gue. Lo pasti udah tahu mau magang di mana." Ungkap Kelvin curiga melihat gelagat Erika.

"Kalau gak percaya, ya udah. Gak ada gunanya juga Lo percaya sama gue." Sahut Erika bodo amat.

"Ka. Buruan, Ka! Udah mau mulai latihan nih."

Erika meringis pelan mendengar seruan Reza dari dalam kelas. "Gue ke dalam dulu ya." Pamitnya. Meninggalkan Kelvin yang berkacak pinggang akibat tak mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

Namun, bukan berarti Kelvin pasrah begitu saja. Kelvin akan berusaha mencari tahu dimana tempat magang Erika dan mengikuti Erika ke sana. Ia tidak ingin berpisah dari Erika.

Bersambung...

25/3/23

firza532

Please, Ignore Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang