Extra Part 4📍

10.8K 508 2
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Erika memainkan pena di tangannya dengan bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erika memainkan pena di tangannya dengan bosan. Ia sudah selesai mengisi semua jawaban soal ujiannya sejak lima belas menit lalu.

Benar atau tidaknya, Erika tidak tahu. Yang terpenting dia sudah mengisi semua soal ujiannya.

Berbeda dengan teman-temannya yang berdiskusi dan melihat hp, Erika mengerjakan ujiannya dengan jujur lantaran takut ketahuan dosen pengawas.

Maklum, dosen pengawasnya kali ini sangat killer dan tidak segan-segan mengambil lembar jawaban mahasiswa kalau ketahuan mencontek.

"Kalau sudah selesai, silahkan kumpulkan lembar jawabannya ke depan. Soal boleh di bawa pulang." Tutur dosen dan entah mengapa, Erika merasa ucapan tersebut di tujukan kepadanya.

Apakah ekspresinya terlalu mudah ditebak?

Tapi, bagaimana ya?

Erika malas mengumpulkan lembar ujian pertama kali. Harus ada orang yang lebih dulu mengumpulkan, baru dirinya akan menyusul.

Gadis cantik berambut panjang itu berpura-pura menulis jawaban. Padahal aslinya sedang menulis hal lain.

Di saat melihat Selly mengumpulkan jawaban, baru lah dia mengumpulkan jawaban. Lalu, bersalaman dengan dosen sebelum keluar dari ruangan.

"Sayang..."

Erika terhenyak kaget melihat kehadiran Kelvin di luar kelas. "Sejak kapan di sini?"

"Sejak setengah jam lalu, sayang."

"Kalau tahu Lo sedang nungguin, pasti gue kumpulin jawaban lebih awal." Ringis Erika merasa bersalah sedangkan Kelvin tersenyum gemas.

"Gimana ujiannya? Lancar?"

"Jangan ditanya kalau itu mah. Gue jawabnya ngarang indah semua. Semoga aja nilai gue gak nol." Jawab Erika pasrah.

Kelvin mengenggam tangan Erika pelan. "Hm, lupain aja. Lebih baik kita makan siang dulu. Pasti udah lapar 'kan?"

"Iya."

"Mau makan bakso?"

"Mau!" Sahut Erika bersemangat mengingat ini hari terakhirnya bisa menikmati bakso kesukaannya.

Ia tidak bisa lagi menikmati bakso kesukaannya untuk satu semester ke depan. Sangat disayangkan.

"Btw, kita PL tanggal 17 Juli ya. Bakal LDR dong kita selama tiga Minggu?"

Erika mengerutkan kening heran. "Bukannya LDR selama satu semester ya?" Ia tiba-tiba terdiam. "Jangan bilang Lo PL di sekolah gue PL?!" Tanyanya terkejut.

Kelvin tertawa gemas melihat raut wajah syok Erika. "Gak kok, sayang. Gue di perusahaan. Tapi, tempatnya dekat banget dengan tempat Lo PL." 

"Kirain." Gumamnya lega.

"Emangnya kenapa? Bukannya bagus ya kalau seandainya kita satu tempat PL? Atau, Lo bosan lihat gue terus? Lo mau nyari pacar baru?!" Kesal Kelvin.

"Astaga!! Bukan gitu, Vin. Mana mungkin gue bosan lihat Lo, apalagi nyari pacar baru." Sanggah Erika kaget.

Kelvin memutar bola mata malas. "Siapa tahu kan. Sejak awal, Lo emang gak serius sama gue."

Erika memicingkan mata kesal. "Kok jadi meragukan perasaan gue sih?"

"Gue gak meragukan perasaan Lo, sayang."

"Gak meragukan tapi ngomongnya gitu? Fine! Mungkin Lo yang udah bosan sama gue, makanya mulai nyari-nyari alasan biar putus. Gapapa kok, Vin. Kalau Lo mau putus, bilang aja. Gue gak akan nahan Lo meskipun gue udah cinta mati." Sahut Erika dingin sehingga membuat Kelvin ketar ketir. Semakin ketat ketir lagi kala Erika melepaskan genggaman tangannya secara paksa dan berjalan meninggalkannya.

"Maaf, sayang. Gue gak bermaksud gitu." Jelasnya seraya mengejar Erika dan berusaha mengenggam tangan Erika, namun gadis itu menepisnya.

"Udahlah, Vin. Gue mau pulang dan silahkan pikirkan baik-baik keputusan Lo sebelum hubungan kita semakin jauh." Sahut Erika datar.

Kelvin refleks memeluk tubuh Erika melihat Erika ingin kabur lagi darinya. "Sayang, maaf banget. Maaf ya? Gue harus apa biar Lo maafin gue?" Bujuknya.

Erika berdecak pelan. Tak tega mendengar Kelvin memohon-mohon kepadanya. "Hadeh, makanya dipikir-pikir dulu sebelum berbicara." Omelnya.

Gadis itu tahu Kelvin belum bosan bersamanya, apalagi ingin putus. Namun, ia sengaja berkata demikian supaya Kelvin kapok meragukannya.

"Iya, maaf." Mohon Kelvin memelas.

"Oke. Gue maafin asal jangan diulangi lagi. Sekarang lepasin gue! Gak lihat kita jadi pusat perhatian?"

Kelvin melepaskan pelukannya seraya menyengir polos.

Mereka memang selalu begitu.

Mudah bertengkar karena masalah sepele dan selalu berbaikan setelahnya. Sama halnya dengan pasangan kekasih pada umumnya.  Bedanya, Kelvin selalu dibuat resah secara sepihak saat bertengkar.

-Selesai-

2/7/23

Extra Part terakhir finish!!!

Sekali lagi, terima kasih sudah membaca ><

⚠️⚠️ dilarang keras plagiat!⚠️⚠️

Yok bisa yok! Menggunakan otak kita, jangan maling dari isi otak orang lain🙂

Cerita yang dibuat sendiri, jauh lebih terhormat dan memuaskan dibandingkan mencomot punya orang lain.

Oh ya, jangan lupa mampir juga ke ceritaku yang lain seperti :

1. I Tamed A Tyrant

2. Max's Obsession

3. Krystal's Revenge

4. Obsessive

5. Reborn: Daisy

6. Sweet Husband

7. My Love In The Past

8. Queen Of Werewolf

9. Mate

10. Trapped by Obsession

11. Mysterious Killer

12. Mayleen And Gay Prince

13. My Possesive Husband

14. I Become A Duchess

Dll (masih banyak lagi, capek ngetik satu-satu huhu. Intinya mampir aja, siapa tau ada yang sesuai selera bacaan(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

firza532

Please, Ignore Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang