Vote sebelum baca 🌟
"Sayang, lagi ngapain? Gak takut sendirian aja di kos?"
Erika mengernyit kesal mendengar teriakan Kelvin dari sebrang kamarnya.
'Malu-maluin aja tuh anak.' batinnya.
"Daripada sendirian aja di kos, lebih baik kita malmingan. Gue gak sengaja nemu cafe bagus loh. Makanan di sana juga enak-enak."
Gadis itu mengabaikannya. Lebih memilih fokus membaca komik manhwa di hp nya karena alur cerita manhwa kerajaan jauh lebih menarik dibandingkan tingkah caper Kelvin.
"Sayang, mau ikut gue main gak? Nanti gue beliin cemilan banyak-banyak." Rayu Kelvin.
"..."
"Ayolah, sayang. Jangan cuekin gue terus. Gue tahu Lo dengar semuanya."
"..."
"Cepat buka jendela kamar Lo atau gue pecahin!"
Erika membanting hp nya kesal mendengar ancaman Kelvin. "Bisa gak sih diam sehari aja? Gue tuh butuh ketenangan. Lama-lama bisa gila gue menghadapi cowok kek dia." Gumamnya gusar.
"Beneran gue pecahin nih ya! Menjauh dikit dari jendela biar Lo gak terluka, sayang," ucap Kelvin lagi.
"Cukup, Vin! Gue udah muak lihat keanehan Lo. Harusnya Lo tuh minta maaf dan berusaha bujuk dia, bukannya malah ngancam." Omel Allan.
"Nah ini baru manusia normal!" Cetus Erika.
"Gue udah minta maaf dan bujuk Erika kok, dia aja yang gak mau tahu. Kalau gak nempuh cara ini, dia gak akan notice gue. Dan, gue gak mau dicuekin terus sama Erika." Bantah Kelvin.
"Dasar bego! Cewek itu bukan dipaksa, tapi didekati pelan-pelan, dibujuk, dan disayang-sayang."
"Allan yang dingin dan cuek bebek itu aja ngerti, masa dia gak ngerti sih?" Gumam Erika tak habis pikir.
"Udah gue coba, Erika aja yang keras kepala dan gak mau dengerin penjelasan gue." Sahut Kelvin ketus.
"Lah, kok malah salah gue? Salah Lo lah yang tiba-tiba masuk ke dalam hidup gue, maksa gue ini itu, posesif gak jelas, ngancem bunuh diri, dan sok-sok an gak bisa hidup tanpa gue." Erika mendumel sendiri mendengar percakapan kedua orang itu.
"Vin, Vin. Harusnya Lo tuh ngerti kenapa dia gitu. Bukannya malah emosian gak jelas dan terus-terusan memaksanya." Keluh Allan lelah.
"CK! Lo gak usah ikut campur! Ini semua gara-gara Lo, makanya kami jadi gini."
"Gue salah apa njir?"
"Salah Lo ngasih dare gak masuk akal ke gue."
Erika mulai tertarik menguping obrolan mereka. Kian mendekatkan telinganya ke dinding. Mendengarkan dengan seksama.
"Hei! Perlu gue ingetin? Gue tuh gak ikut ngasih dare ke Lo. Kan anak lain yang ngasih dare itu."
"Oh iya, gue lupa."
"Lagian Lo sih. Ngapain nerima dare itu kalau suka sama Erika. Harusnya Lo tuh nolak dare mereka! Emang Lo gak takut melukai perasaan orang yang Lo suka?"
"Gak tau lah. Pusing gue. Lo diam aja."
"Dasar anak anj!" Umpat Allan yang sepertinya kesabarannya sudah habis menghadapi sifat menyebalkan Kelvin.
Sementara itu, Erika menyandarkan tubuhnya ke dinding. Mencerna semua obrolan mereka. "Jadi, Kelvin beneran suka sama gue?"
Sekujur tubuhnya mendadak merinding. "Seram banget kalau sampai disukai cowok kayak dia." Posesif, pemaksa, dan egois.
"Ckck, gak mungkin lah dia menyukai gue. Palingan dia sengaja bilang gitu ke Allan supaya gue dengar, luluh, dan maafin dia. Kemudian, balikan lagi. Dare berhasil dan dia dapat hadiah."
Bersambung...
30/4/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Ignore Me!
RomanceKehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria gila di dalam hidupnya. Merenggut kehidupan membosankannya dan menggantinya dengan kehidupan menegangkan. Ancaman, paksaan, dan keposesifan selalu menghiasi harinya semenj...