Hari libur gini, enaknya baca novel sambil rebahan.
Jadi, selamat menikmati😙
Dan jangan lupa vote 🌟
Atas dasar paksaan Kelvin, akhirnya Erika pun terpaksa bergabung dengan rombongan Kelvin. Itupun sendirian karena pacar Kana tiba-tiba muncul dan membawa Kana secara paksa. Maklum, pacar Kana sangat posesif dan tidak suka melihat Kana berkumpul bersama laki-laki lain.
Erika yang awalnya berniat menghindar dari om-om menyebalkan, malah dipertemukan dengan Kelvin.
Yah, setidaknya diganggu Kelvin lebih baik daripada diganggu om-om. Akan tetapi, tetap saja! Diganggu itu tidak enak!
Gadis itu mengembungkan pipi kesal akibat diganggu terus menerus. Entah kapan dirinya bisa mendapatkan ketenangan. Apa dia harus mati dulu, baru bisa merasakan ketenangan abadi?
"Makan, sayang. Dari tadi nasgornya dipelototin terus. Keburu dingin loh nasgornya." Tegur Kelvin sembari mencubit pipi Erika sehingga mendapat delikan tajam dari gadis itu.
"Jangan cubit pipi gue! Sakit tau." Jujur saja, cubitan Kelvin tidak sakit. Gadis itu hanya ingin melampiaskan kekesalannya.
"Gue nyubitnya gak kencang, sayang. Gak usah lebay deh." Ledek Kelvin seraya menyeruput minumannya.
"Apa-apa dibilang lebay. Ntar gue milih bunuh diri pasti juga dibilang lebay." Kekeh Erika sarkas.
Tatapan Kelvin menjadi tajam. Menghunus Erika. "Apa maksud Lo bilang gitu, sayang? Lo gak terpikirkan untuk bunuh diri 'kan?" Selidiknya.
"Entahlah." Padahal sebenarnya ia tak pernah berpikir melakukan itu. Masih banyak hal yang harus dilakukan dan diraihnya meskipun sudah lelah menghadapi tingkah Kelvin.
"Jangan, sayang. Jangan bunuh diri. Gue gak akan bisa hidup tanpa Lo." Pinta Kelvin lirih.
"Makanya, berhenti ganggu gue." Sahut Erika, melihat reaksi Kelvin.
"Gue gak ganggu Lo. Gue cuma sedang memperjuangkan perasaan gue."
Erika tertawa sinis. "Egois sekali ya. Memperjuangkan perasaan Lo tanpa memperhatikan perasaan orang lain."
Kenzo berdehem pelan. Berusaha menengahi interaksi keduanya sebelum semakin memanas. "Harap maklumi Kelvin ya, Ka. Dia tuh bodoh banget soal cinta karena belum pernah jatuh cinta ataupun pacaran." Ia sudah mendengar semua ceritanya dari Allan.
"Iya, Ka. Kelvin ini masih amatir, makanya masih banyak kekurangannya." Tandas Shion.
Erika menatap Kenzo dan Shion bergantian. "Ajarin tuh sahabat kalian!"
Kenzo dan Shion meringis mendengar nada ketus Erika. "Iya, iya. Nanti kami ajarin."
Erika bangkit dari kursinya. Hendak pergi, namun Kelvin menahan tangannya. "Mau ke mana?"
"Balik ke kantor."
"Gue anterin."
"Gak usah. Gue bisa sendiri."
"Gue gak nerima penolakan!"
"Nyebelin banget Lo, njir! Emang Lo Siapa sampai gak nerima penolakan? Lo Raja?! Kaisar?! Presiden?!" Cetus Erika geram sedangkan teman-teman Kelvin berusaha menahan tawa melihat nasib mengenaskan Kelvin.
Biasanya, para perempuan selalu mengejar-ngejar Kelvin dan Kelvin menolaknya. Akan tetapi, sekarang malah kebalikannya. Kelvin yang mengejar-ngejar dan pihak perempuan yang menolak.
"Gue kaisar. Makanya Lo gak bisa nolak gue!" Seringai Kelvin dan menggendong Erika tanpa aba-aba.
"Gue cabut duluan bro." Pamitnya ke semua temannya. Membawa Erika yang meronta-ronta bersamanya.
"Diamlah, permaisuri! Atau aku akan mengikat kaki dan tanganmu, lalu mengurungmu selamanya di dalam kerajaanku." Ancamnya.
"Dasar cowok sarap!"
Kelvin tertawa kencang melihat wajah kesal Erika. Sepertinya gadis itu tidak suka dipanggil Permaisuri.
"Permaisuri gue menggemaskan banget sih. Jadi makin cinta deh."
Erika menghela nafas gusar. "Please! Jangan panggil gue permaisuri! Geli gue dengernya."
Kelvin terbahak. Mendudukkan Erika di jok motornya dan mengusap puncak kepala Erika gemas. "Lo kan emang permaisuri gue. Permaisuri di hati gue."
Wajah Erika semakin sinis mendengarnya namun hal itu justru sangat menghibur Kelvin.
Bersambung...
7/5/23
Jujur aja, cerita ini kubuat untuk bersenang" sehingga gak terlalu mementingkan banyak komen/gaknya kek di ceritaku yg lain. Cuman ya, kalau udah baca setidaknya kasih dukungan lah dikit xixi. Vote + komen 🌞💛
Tetap ikutin cerita ini kalau suka😼
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Ignore Me!
RomanceKehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria gila di dalam hidupnya. Merenggut kehidupan membosankannya dan menggantinya dengan kehidupan menegangkan. Ancaman, paksaan, dan keposesifan selalu menghiasi harinya semenj...