Vote sebelum baca 🌟
10 April 2023, hari pertama Erika magang. Hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Erika selama ini lantaran penasaran seperti apa rasanya kerja kantoran.
Gadis cantik itu begitu bersemangat. Ia bercermin sekali lagi. Memastikan penampilannya.
Bibirnya tertekuk kesal kala melihat jerawat besar di pipi kanannya. Dia meringis pelan sembari menyentuh jerawatnya. "Kenapa harus tumbuh jerawat di hari pertama sih? Besar banget lagi. Dari jauh pun, pasti akan kelihatan. Gagal deh tebar pesona ke para cogan di kantor."
Kana terbahak mendengar perkataan sahabatnya. "Pantas aja Lo jerawatan. Niat Lo gak baik sih." Ledeknya.
Erika kian cemberut. "Sedih banget deh gue. Wajah jelek gue bertambah jelek karena jerawat satu ini." Tunjuknya ke penyebab kegundahannya.
"Lagian Lo itu mau kerja atau mau nyari pacar sih?" Tanya Kana gregetan. "Peduli amat sama satu jerawat!"
"Gue tuh mau nyari pacar. Gue mau mencoba menjalin hubungan dengan pekerja kantoran kayak dalam novel-novel yang sering gue baca."
Kana melongo heran mendengar pernyataan Erika. "Lah! Lo kan udah punya pacar? Gimana sih?"
"Gue gak punya pacar tau."
"Parah Lo. Gak ngakuin si Kelvin." Kana tersenyum miring. "Gue aduin ke Kelvin ah," ucapnya iseng.
"Aduin aja."
"Oke."
Kana keluar dari kos sedangkan Erika tetap santai karena berpikir tak mungkin Kana benar-benar mengadukan hal tersebut ke Kelvin.
Akan tetapi, dugaan Erika salah. Kana benar-benar mengadukannya ke Kelvin.
"Vin, katanya si Erika gak punya pacar. Dia gak mau ngakuin Lo dan mau nyari pacar baru di kantor."
Erika menjerit tanpa suara. 'Kana!! Kok malah ngadu beneran ke cowok gila itu?' batinnya.
"Suruh Erika ke sini, Na."
Erika semakin gusar mendengar ucapan Kelvin.
Sudah pasti pria itu akan mengomelinya dan memarahinya meskipun tujuannya mengucapkan hal tersebut hanya bercanda.
Kelvin itu tidak bisa dibawa bercanda!
"Dengar 'kan, Ka? Dia nyuruh Lo ke sana." Kikik Kana yang sudah kembali masuk ke dalam kos.
Erika menyipitkan matanya tajam. "Gak asik lo, Na!"
Kana mengendikkan bahu cuek. "Kan Lo yang nyuruh gue ngadu ke Kelvin."
"Kana! Lo nyebelin banget." Geramnya.
Kana tertawa kencang melihat ekspresi putus asa Erika. Kemudian, berlalu ke dalam kamar. Meninggalkan Erika yang dibuat frustasi akibat pengaduannya.
Erika melirik ponselnya yang kini bergetar. Ternyata Kelvin langsung menghubunginya.
Gadis itu mendecih pelan dan menolak telepon Kelvin. Ia keluar dari kos sembari menjinjing tas dan pantofelnya.
"Gak usah dengerin Kana. Dia tuh cuma bercanda," ucapnya ke Kelvin yang menatapnya tajam.
Erika duduk di kursi seraya menunjukkan ekspresi sok paling tersakitinya.
"Lo gak percaya ke gue?" Tanyanya sedih, membuat Kelvin gelagapan.
Baru kali ini Kelvin melihat ekspresi sedih Erika dan itu sangat menganggunya. Hatinya tak nyaman melihat ekspresi sedih Erika.
"Gak gitu, sayang. Gue percaya kok." Jelasnya cepat.
Erika kembali tersenyum. "Makasih udah percaya. Asal Lo tahu, gue gak akan cari pacar baru karena gue udah punya Lo. Gak ada yang bisa gantiin Lo dalam hidup gue, Vin."
Wajah Kelvin bersemu merah mendengar ucapan manis Erika tanpa menyadari bahwa semua ucapan yang keluar dari mulut Erika hanyalah omong kosong belaka.
Erika mengucapkan kata itu sambil menahan mual.
Gue udah punya Lo? Haha. Lucu!
Gak ada yang bisa gantiin Lo dalam hidup gue? Halah! Bullshit!
Erika malah berharap Kelvin cepat pergi dari kehidupannya dan digantikan oleh pria yang lebih baik daripada Kelvin.
Pria yang benar-benar mencintainya dengan tulus, bukan pria yang berpura-pura mencintainya karena dare.
Bersambung...
15/4/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Ignore Me!
RomanceKehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria gila di dalam hidupnya. Merenggut kehidupan membosankannya dan menggantinya dengan kehidupan menegangkan. Ancaman, paksaan, dan keposesifan selalu menghiasi harinya semenj...