Vote sebelum baca 🌟
Erika mendesah pelan melihat semua orang sudah tertidur pulas. Gadis cantik itu terpaksa keluar dari kos sendirian. Bermaksud mencari obat di sebrang jalan lantaran merasa mual.
Sebenarnya, Erika tidak ingin keluar sendirian, takut bertemu Kelvin. Akan tetapi, keadaannya sangat memprihatinkan. Tidur tidak bisa, kelaparan tapi tidak bisa makan nasi, kepalanya nyut-nyutan, dan perutnya tidak nyaman.
"Sayang. Mau kemana sendirian?"
Baru saja memikirkan hal yang ditakutinya, Kelvin mendadak muncul di belakangnya dan menahan tangannya.
Erika memasang senyuman palsunya sebelum berbalik. "Mau beli obat. Kalau Lo mau ke mana?" Tanyanya sok ramah.
"Mau nyamperin Lo aja sih." Jawab Kelvin polos.
'anjirlah nih anak. Ngintilin mulu kek stalker. Jangan-jangan dia juga masang CCTV di kos gue?!' decak Erika kesal dalam hati.
"Oh iya, Lo mau beli obat apa?"
"Obat pereda mual dan obat sakit kepala."
Wajah Kelvin tampak begitu khawatir. Pria itu refleks menempelkan punggung tangannya di kening Erika. "Kirain demam." Gumamnya.
"Gak kok. Gue kayak gini karena mabuk perjalanan tadi." Jelas Erika.
Kelvin mengangguk mengerti. "Tunggu bentar di situ. Gue beliin dulu obatnya," ujarnya seraya menunjuk kursi di depan kosnya.
"Gue tunggu di tangga kos gue aja. Ya kali gue duduk di depan kos cowok." Omel gadis cantik itu sedangkan Kelvin mengusap tengkuknya pelan.
"Kos gue nerima tamu cewek kok. Gak kayak kos Lo."
Erika mencebik pelan. "Males duduk di depan kos cowok."
Kelvin mendesah pasrah mendengar jawaban gadis di hadapannya. "Ya udah deh. Terserah Lo aja mau duduk di mana."
Pria itu mulai menyebrangi jalan sedangkan Erika menunggu di dekat tangga kosnya.
Gadis tersebut menyandarkan kepalanya di tangga sembari menatap Kelvin.
Ia sungguh tak tahu apa yang ada di dalam otak Kelvin sehingga selalu mengikutinya dan menganggunya.
Kelvin bahkan sampai magang di dekatnya dan ngambil kos di samping kosnya.
Segitu pentingnya kah keberhasilan dare bagi Kelvin sampai rela melakukan hal tersebut?
Bukankah Kelvin anak orang kaya? Lantas, kenapa sangat terobsesi mendapatkan hadiah dare?
Erika benar-benar tak paham pola pikir Kelvin.
Lihat saja nanti. Dia akan membuat dare gagal total di batas waktu yang telah ditentukan supaya Kelvin kecewa karena usaha yang dilakukannya selama satu semester berakhir sia-sia. Ah, pasti akan sangat menyenangkan melihat wajah kecewa Kelvin.
"Ini obatnya, sayang. Cepat masuk ke dalam gih. Nanti Lo makin sakit." Tutur Kelvin penuh perhatian. Kali ini, dia tak menahan Erika lagi.
Erika mengambil kantong plastik di tangan Kelvin seraya tersenyum manis. "Makasih, Vin."
Hati Kelvin terasa meleleh seketika melihat senyuman manis Erika. Berakhir memeluk gadis itu erat dan menggoyangkannya gemas. "Manis banget sih pacar Kelvin."
Bersambung...
13/4/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Ignore Me!
RomanceKehidupan Erika sangatlah membosankan hingga tuhan mendatangkan seorang pria gila di dalam hidupnya. Merenggut kehidupan membosankannya dan menggantinya dengan kehidupan menegangkan. Ancaman, paksaan, dan keposesifan selalu menghiasi harinya semenj...