+++ GALAN STORY +++
Galan masuk ke dalam tendanya. Walau suasana di dalam tenda itu panas, Galan tetap menjadikan tempat itu untuk menutupi tangisnya dari orang-orang. Galan duduk dengan kedua tangan terlipat di atas lutut, lalu wajahnya terbenam di sana. Punggung itu bergetar, suara isakannya terdengar jelas. Nyaris tidak pernah seorang Galan menangis sedemikian pilunya. Kecuali ketika mengungkapkan keadaan hidupnya yang selalu salah di mata orang-orang.
"Bangs*at banget! E-emang—emang guehh—bisa milih dilahirin s-sama siapa. Gila! Orang-orang pada gila semua!"
"Gobl*ok banget! Mereka yang e-enak—s-sampai gue lahir—malahhh nggak diakuin. Arrgghh!"
Tiba-tiba ada seseorang yang memasuki tenda Galan dengan cepat. Galan sejenak menghentikan isak tangisnya. Lalu orang itu menampar wajah Galan dengan tatapan yang sangat dingin.
"Kalo mau tantrum jangan di depan rumah gue. Di rumah lo sana! Di sini bisa kedengeran tetangga tau nggak. Awas aja kalau ada tetangga yang nyebar rumor yang enggak-enggak tentang keluarga gue!"
Galan geram, dengan secepat kilat menendang kaki Dekan yang tadinya dalam posisi setengah berjongkok. Terjadilah aksi pergelutan di dalam tenda itu. Dekan yang merasa tulang keringnya ngilu karena tendangan Galan, membalas dengan menerjam tubuh yang lebih kecil dirinya. Dekan mengunci pergerakan Galan, kedua tangannya mencekik leher lawan di bawahnya.
"Ehhkk—g-gila le—pas!"
Galan mencakar tangan berurat Dekan dengan keras. Dekan benar-benar seperti manusia kerasukan iblis. Cengkraman di lehernya sangat kuat, tatapan Dekan sangat menusuk. Galan memejamkan matanya, wajahnya memerah, kakinya di bawah sana bergerak gelisah.
"Gue peringati sekali lagi sama lo. Kalau mau tetap hidup, turuti peraturan dari gue. Kalau lo ngelawan apapun yang gue ucapin, lo bakal sengsara sampai mati pun!"
"Eungghh! Hahhh .... " Galan meraup oksigen dengan rakus begitu cengkraman di lehernya di lepaskan oleh Dekan. Galan hendak membalas, tetapi tenaganya nyaris habis. Galan memang jago bela diri, tetapi Dekan sungguh bukan tandingannya.
"Iblis lo! Bangs—arggh!" Umpatan Galan dibalas dengan tendangan oleh Dekan di tulang keringnya, sontak Galan memekik.
"Ngumpat lagi gue patahin kaki lo sekalian!" ketus Dekan sebelum keluar dari tenda tersebut.
Kening Galan mengernyit dalam, ia mencoba duduk dengan tegak. Napasnya belum terasa normal, ia masih mengaturnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, dengan gerakan lambat Galan merogoh ponsel di saku celananya. Ternyata ada panggilan masuk dari Syaputra. Galan bedecak pelan.
Iya, Pahh?
Gal, kamu baik-baik aja?
Aku nggak bakal baik-baik aja kalau Papa masih percayakan aku tinggal sama Om dan Tante.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Teen Fiction"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...