+++GALAN STORY+++
Rani meminta bantuan satpam rumahnya untuk memapah Galan masuk ke dalam rumah. Rani berulangkali memperingati agar pelan-pelan, jangan sampai penghuni rumah lainnya terbangun dan melihat hal itu. Galan telah direbahkan di kasurnya. Rani segera menutup pintu dan menguncinya. Rani menghampiri Galan yang terlelap. Hal yang ia pikirkan adalah kompresan. Tetapi untuk balik ke dapur adalah pilihan yang kurang tepat. Rani khawatir kepergok anak atau suaminya.
Rani berjalan menuju lemari baju Galan. Hati Rani tersentil membuka lemari kecil itu. Tampak baju Galan menumpuk tak tertata rapi sebab tak muat. Rani mencari handuk kecil. Beruntungnya Galan mempunyai handuk kecil berwarna abu-abu.
Rani mencelupkan kain tersebut ke bak mandi, kemudian memerasnya. Rani menggunakan handuk basah tetsebut untuk mengompres Galan. Dengan hati-hati Rani menaruh handuk itu di dahi Galan.
"Hanya kali ini. Hanya kali ini," gumam Rani.
"Saya nggak khawatir. Cuma berkeprimanusiaan aja," ucap Rani menyakinkan diri.
Sesaat Rani ingin bangkit, Galan memegang lengannya. Rani menatap Galan yang perlahan membuka matanya. Hendak menghindar, tetapi percuma. Sepertinya Galan memang sadar apa yang telah Rani lakukan untuknya.
"Mama di sini aja. Temenin Galan," ucap Galan dengan suara lirih dan serak.
"Saya mau ke kamar. Nanti suami saya nyariin saya."
"Mamah udah bertahun-tahun tidur sama suami Mama. Tapi Mama nggak pernah tidur sama Galan."
Hati Rani mencelos lagi. Ia membuang muka, tanpa menarik tangamnya yang masih ada di genggaman lemah Galan.
"Galan udah yakin dari dulu. Naluri seorang ibu itu murni. Pasti Mama sebenernya ada rasa sayang sama Galan. Iya kan, Ma?"
Rani menoleh. Ia meraih handuk di jidat Galan dan melebarkan handuk itu hingga menutup kedua mata Galan juga.
"Tidur."
Galan terkekeh kecil. Giginya yang rapi sangat indah saat tertawa. Rani tersenyum samar kearahnya, walau Galan tak dapat melihat senyumnya.
•••
Rani membantu Bi Arum menyiapkan makanan. Soal tadi malam, Rani sangat gugup begitu mengetahui dirinya tertidur di kamar Galan. Beruntungnya azan subuh membangunkannya. Dengan terburu-buru Rani keluar dari kamar Galan sebelum ada seseorang yang mengetahui keberadaannya.
"Kenapa ya hari Senin itu gue ngerasa males banget," celoteh Alkan yang berjalan ke arah meja makan sambil memasang dasi.
"Karena nggak rela hari Minggu kek bentaran doang," sahut Rukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Fiksi Remaja"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...