ANCAMAN

1K 115 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


+++GALAN STORY+++

Setelah 3 tahun berlalu, sosok yang membuat Galan trauma kini hadir di hadapannya. Cowok kekar yang bersamanya di toilet itu bernama Qeno Sebastian. Galan sedikit mundur ke belakang begitu Qeno menyeringai menatapnya.

"Bertemu lagi, Galan," sapa Qeno.

"N-ngapain lo muncul di hadapan gue?!" ketus Galan, walau nada ucapannya terdengar sedikit getir.

Qeno tertawa sumbang. Ia bertepuk tangan sambil mengitari Galan yang masih berusaha berdiri tegak, meski hatinya bergetar nyaris membuatnya lemas seketika.

"Galan Galan. Lu pikir dengan pindah kota bisa ngehindar selamanya dari gue?"

"Gue nggak ngehindar. Asal lo tau, gue nggak salah! Lo yang playing victim!" tegas Galan menunjuk wajah cowok lebih tua itu.

Qeno lagi-lagi tertawa, itu membuat Galan muak. Namun tiba-tiba, Qeno menendang lipatan lutut bagian belakang Galan, membuat cowok itu ambruk berlutut.

"Bukan salah lo? Hei, Galan. Anak orang masuk rumah sakit jiwa karna lu. Sadar dong!"

Galan mengepal tangannya, ia bangkit dan langsung menyerang Qeno. Terjadilah adu otot antara dua orang cowok itu. Beberapa kali pukulan Galan meleset, hingga ia berhasil membuat Qeno terbentur wastafel. Namun dengan cepat Qeno membalikkan keadaan, ia menyerang Galan dengan brutal hingga Galan kewalahan dan berakhir tersungkur ke lantai. Ketidakberdayaan lawan membuat Qeno tersenyum puas, ia menekan kepala samping Galan dengan kakinya.

"Lepasin bang-ssat!" umpat Galan mencoba menarik kaki Qeno dari kepalanya, tetapi tenaganya yang terkuras habis membuat hal itu sia-sia.

"Kebanyakan gerak makin gue teken nih pala nggak guna. Diem dan dengerin gue baik-baik!"

Galan mencoba menetralkan deru napasnya, ia tak lagi melawan. Seluruh tenaganya rasanya telah hilang. Ia menurunkan cengkraman tangannya dari kaki Qeno.

"Gue tau lo sama Dekan sekarang saudara," ucap Qeno menjeda ucapannya.

Galan membulatkan matanya, ia terkejut Qeno mengetahui semua itu. Galan juga bingung, apa hubungan Qeno dengan Dekan sebenarnya?

"Kalau lo turutin apa mau gue, lo bakal terbebas dari gangguan gue sepenuhnya tentang kasus yang sudah silam itu. Gimana?"

Galan terdiam, ia tak mampu berpikir cepat. Tekanan lebih keras yang diberikan oleh Qeno membuatnya mengerang sakit.

"Arrgghh!"

"Jawab makanya! Diem aja. Mau gue penyekin nih kepala?!"

"I-yaa! Lepasin cepetan!" ketus Galan.

Qeno mengangkat kakinya dari kapala Galan. Galan memejamkan mata erat, sebelum mencoba bangkit dari posisi tengkurap itu. Seluruh badannya ngilu, kepalanya berdenyut. Mengerjap beberapa kali untuk memfokuskan pandangannya, Galan kembali melihat wajah Qeno dengan jelas. Wajah menyebalkan pria di hadapannya membuat Galan menggeram pelan.

 GALAN STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang