BAYI

995 127 11
                                    

+++ GALAN STORY+++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++ GALAN STORY+++

Galan membuka pintu ruangan Ipang. Galan melongo melihat pemandangan yang menyambutnya. Ipang sedang menikmati buah dengan rakus, ada Kahfi dan Wandy di samping kiri dan kanannya. Melihat kedatangan Galan, Ipang langsung menyerahkan piring buah pada Kahfi.

"Galon .....! Lo liat dah kaki gue sampe dipulen kek lontong gini. Njir si Qeno sama dosa-dosanya kepung gue," cerocos Ipang sambil menangis pilu.

Galan mendekat, memang benar keadaan temannya sedang tidak baik-baik saja. Kakinya di gips dan ada beberapa memar di wajahnya. Galan mengembuskan napas penuh sesal.

"Sakit banget sumpah kaki sama muka gue. Sampe gue susah buat makan."

Kahfi dan Wandy melirik Ipang dengan tatapan tak bersahabat.

"Nih buah satu piring tadi siapa yang ngabisin?" tanya Kahfi penuh kesabaran.

Tak menyahut, Ipang malah lanjut pengaduannya pada Galan.

"Dia ngancem lagi waktu itu. Pokoknya sebelum barang itu ada di tangan dia, dia nggak bakal berhenti gangguin kita," ujar Ipang serius.

"Kita bentar lagi Ujian. Kalau sampai terjadi sesuatu, itu ngaruh ke Ujian kita nanti. Gue bukannya takut mereka, tapi kalau lawannya nggak seimbang ya gue ragu soal keselamatan kita, Gal," ungkap Wandy.

"Mana gue baru tambal gigi," cicit Kahfi.

Galan menunduk, menghela napas lagi. Tiba-tiba pintu ruangan Ipang dibuka oleh seseorang. Mereka semua menoleh, tampak Dekan memasuki ruangan itu. Seketika semua terdiam, suasana menjadi sangat tegang.

"Ikut gue bentar," ucap Dekan pada Galan.

Dekan keluar dari ruangan. Membuat mereka saling tatap kecuali Galan.

"Gal, lo nggak ada buat masalah kan sama dia?" tanya Ipang.

"Nggak ada. Gue keluar dulu," sahut Galan sebelum melangkah pergi keluar dari ruangan itu.

Dekan membawa Galan ke tempat yang lebih sepi agar lebih leluasa dalam menyampaikan maksudnya. Galan mendekat, lalu berdiri tak jauh dari Dekan.

"Sorry buat celakanya temen lo."

Galan menoleh, tak menyangka mendengar kata maaf tersebut dari seorang Dekan.

"Emang lo yang gebukin temen gue."

"Tapi karena Qeno."

Mereka sama-sama terdiam untuk beberapa saat.

"Gue ada rencana buat mengakhiri ini semua. Itupun kalau lo mau lakuin perintah gue," ujar Dekan.

"Rencana?"

"Lo mau nggak?"

"Kalo gue mampu ya pasti gue mau. Ini menyangkut keselamatan temen-temen gue. Gue nggak mau karena kita ... mereka kena imbasnya," ucap Galan.

 GALAN STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang